KBRI Manila Pantau Kondisi ABK WNI Sky Fortune Filipina 

Ada satu ABK WNI yang sakit 

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia kini secara berkala dapat memantau kondisi Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia di Kapal Sky Fortune yang terdampar di Tabaco, Filipina. Hal ini sesuai kesepakatan antara KBRI Manila dengan PH Coast Guard (PCG).

Sejak menerima laporan kasus kapal Sky Fortune pada Maret 2022, KBRI Manila telah merespon dan mengunjungi langsung lokasi kapal dan melihat kondisi ABK WNI.

1. KBRI Manila memberikan pengobatan ke WNI yang sakit

KBRI Manila Pantau Kondisi ABK WNI Sky Fortune Filipina Ilustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

PCG melaporkan bahwa tanggal 6 Agustus 2022, PGC beserta dokter karantina telah memeriksa kondisi kesehatan para ABK asal Indonesia, dan memberikan pengobatan bagi satu orang WNI yang dilaporkan sakit. 

“KBRI Manila juga memastikan bantuan logistik terpenuhi dan melakukan audiensi virtual kepada keluarga ABK pada Maret,” sebut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (12/8/2022).

Baca Juga: Kebaya Didaftarkan ke UNESCO, Ratusan WNI Gelar Parade di AS

2. KBRI Manila terus memastikan semua WNI dalam kondisi baik

KBRI Manila Pantau Kondisi ABK WNI Sky Fortune Filipina Ilustrasi kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

KBRI Manila senantiasa berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk mencari opsi jalan keluar bagi para WNI. KBRI Manila juga terus membuka komunikasi dengan para ABK dan otoritas setempat untuk memastikan semua dalam kondisi baik selama di atas kapal.

Kasus ini dinilai cukup rumit karena menyangkut kasus hukum dan tanggung jawab pemilik kapal dan para ABK khususnya terkait dengan keberadaan kapal. Namun demikian, KBRI Manila akan terus berupaya dan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat hingga kasus ini terselesaikan.

3. Kronologi terombang-ambingnya 6 ABK WNI di Filipina

Berdasarkan utas dari salah satu anak ABK, enam ABK WNI ini bergabung sebagai kru kapal Sky Fortune pada 5 Januari 2022. Namun pada 19 Januari 2022 kapal tersebut menabrak terumbu karang yang mengakibatkan kebocoran di kapal sehingga merendam beberapa muatan beras yang mereka bawa.

“Setelah kejadian tersebut pihak perusahaan menyalahkan seluruh kru Indonesia karena kaptennya merupakan orang Indonesia. Awalnya perusahaan menjanjikan pemulangan dan pembayaran gaji setelah selesai bongkar muatan kargo beras yang tidak rusak namun sampai sekarang mereka masih di kapal,” tulis utas tersebut.

Selain enam ABK WNI, ada juga beberapa kru yang berasal dari Filipina, Myanmar dan satu utusan dari perusahaan yang berasal dari China. Disebut bahwa semua kru mendapatkan gaji, kecuali kru dari Indonesia.

Baca Juga: 7 Orang Tewas akibat Banjir Korsel, Tak Ada Korban WNI 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya