Korban Tewas Bom Masjid Pakistan Jadi 100 Orang, WNI Aman 

Indonesia juga mengutuk insiden bom bunuh diri ini

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, kini naik hingga 100 orang. Insiden ini disebut sebagai salah satu serangan teroris paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Kebanyakan jasad-jasad korban ini tertimbun reruntuhan bangunan masjid yang hancur karena bom. Meski demikian, petugas juga berhasil menemukan korban selamat yang tertimbun.

Indonesia menyatakan, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tewas maupun luka dalam insiden ini.

Baca Juga: 49 Anak Tenggelam dalam Insiden Kapal Terbalik di Pakistan

1. WNI terpantau aman

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, memastikan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban di tragedi bom Peshawar.

“KBRI Islamabad telah berkoordinasi dengan otoritas setempat. Tidak ada korban WNI pada serangan bom bunuh diri di Peshawar, Pakistan,” kata Judha, dalam keterangannya, Rabu (1/2/2023).

Indonesia juga mengutuk keras insiden bom bunuh diri ini dan menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang berduka dan mendoakan agar korban luka segera pulih.

Baca Juga: Indonesia Kutuk Serangan Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan

2. Ledakan terjadi saat imam memulai salat

Seorang saksi mata mengatakan, bom meledak beberapa detik sesaat setelah imam memulai salat. Si pelaku yang membawa bom tersebut diduga duduk di barisan depan dan meledakkan dirinya.

Masjid ini berada di lingkungan markas besar kepolisian Peshawar, markas intelijen dan polisi kontraterorisme. Setidaknya, 90 persen korban tewas maupun luka adalah polisi di mana mereka berkumpul di sekitar TKP untuk salat Ashar.

“Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang melakukan tugas membela Pakistan,” ucap Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.

3. Taliban Pakistan membantah jadi pelakunya

Sempat dituding sebagai pelaku, namun Taliban Pakistan membantah terlibat dalam bom bunuh diri tersebut.

Taliban Pakistan yang juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) baru-baru ini dilaporkan meningkatkan serangan di wilayah tersebut. TTP telah mengobarkan pemberontakan di Pakistan selama 15 tahun terakhir dan serangannya meningkat sejak November 2022 lalu.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya