Korsel Sebut Korut Tembak Lagi Dua Rudal Jelajah 

Rudal ditembakkan pada pagi hari

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) dilaporkan telah menembakkan kembali dua rudal jelajah. Laporan tersebut dirilis pejabat militer Korea Selatan (Korsel).

Uji coba rudal jelajah Korut terakhir diluncurkan pada 10 Juli 2022 lalu. Sebelumnya, Korut menembakkan rudal jelajah pada Januari 2022.

Baca Juga: Korsel Siagakan Militer usai Dapat Ancaman Pembalasan dari Korut 

1. Rudal jelajah ditembakkan pagi hari

Korsel Sebut Korut Tembak Lagi Dua Rudal Jelajah Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, saat memimpin rapat Kongres Korea Utara. (Twitter.com/Korea_Friend_UK)

Pejabat militer Korsel yang tak ingin disebutkan namanya itu menyebut bahwa rudal jelajah Korut ditembakkan pada Rabu (17/8/2022) pagi.

“Pagi ini, kami medeteksi bahwa Korut menembakkan dua rudal jelajah ke Laut Barat dari Onchon, Provinsi Pyongan Selatan,” kata dia, dikutip dari Yonhap.

Otoritas militer AS dan Korsel kini sedang menganalisis spesifikasi rinci, seperti jarak penerbangan rudal tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Rudal Korut, AS-Korsel Balas Tembak 8 Rudal 

2. Ditembakkan pada 100 hari Presiden Korsel menjabat

Korsel Sebut Korut Tembak Lagi Dua Rudal Jelajah Yoon Suk-yeol, presiden baru Korea Selatan (Instagram.com/sukyeol.yoon)

Penembakan rudal jelajah tersebut dilaporkan bertepatan dengan 100 hari Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol menjabat.

Tak hanya itu, peluncuran rudal juga dilakukan sehari setelah Korsel dan Amerika Serikat memulai latihan bersama empat hari dalam persiapan Ulchi Freedom Shield.

Latihan bersama itu membuat Korut murka karena dianggap sebagai latihan untuk invasi.

Baca Juga: Korut Tambahkan Tugas Militer, Diduga untuk Perkuat Rudal Nuklir

3. Korsel bersedia bantu Korut jika program nuklir dihapus

Korsel Sebut Korut Tembak Lagi Dua Rudal Jelajah Salah satu tempat situs nuklir di Korea Utara. (Twitter.com/Iamanirudhsethi)

Sementara itu, Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol bersedia memberikan bantuan ekonomi bertahap kepada Korut jika negara komunis tersebut mengakhiri pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi.

“Setiap dialog antara para pemimpin Selatan dan Utara, tidak boleh menjadi pertunjukan politik, tetapi harus berkontribusi untuk membangun perdamaian substantif di Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut,” kata Yoon.

Namun sebaliknya, Pemimpin Korut, Kim Jong Un malah siap berperang jika Korsel dan AS terus melakukan konfrontasi dengan negaranya.

Baca Juga: Kim Jong Un Umumkan Korut Bebas COVID-19 

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya