Krisis Pangan dan Energi Jadi Fokus Pertemuan Menlu G20

Pertemuan Menlu G20 ini digelar di Bali, 7-8 Juli 2022.

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Para Menteri Luar Negeri G20 atau G20 Foreign Ministers' Meeting (FMM) akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada tanggal 7-8 Juli 2022.

Tema yang diangkat oleh Indonesia sekalu presiden G20 adalah ‘Membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama’. Pertemuan ini akan menjadi forum strategis untuk membahas upaya pemulihan global.

Baca Juga: Hadiri Pertemuan Menlu G20 di Bali, Blinken Bawa Isu Rusia-Ukraina

1. Sekjen PBB akan menjadi pembicara khusus

Krisis Pangan dan Energi Jadi Fokus Pertemuan Menlu G20Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres. (instagram.com/António Guterres)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres akan menjadi pembicara khusus di sesi pertama mengenai penguatan multilateralisme akan membahas langkah bersama bagi penguatan kolaborasi global dan membangun rasa saling percaya antar-negara yang menjadi enabling environment bagi stabilitas, perdamaian, dan pembangunan dunia.  

“Pada sesi ini dihadirkan dua pembicara khusus, yaitu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Prof. Jeffrey Sachs (Columbia University). Mereka akan memberikan pandangan mengenai penguatan prinsip-prinsip dan forum multilateral dalam situasi geopolitik saat ini,” demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima IDN Times, Rabu (6/7/2022).

Baca Juga: Menlu Retno Pastikan Semua Menlu G20 Hadir di Bali 

2. Krisis pangan dan energi masih menjadi perhatian di G20

Krisis Pangan dan Energi Jadi Fokus Pertemuan Menlu G20Ilustrasi gandum (freepik.com/onlyyouqj)

Sementara itu di sesi kedua, para menlu negara anggota G20 akan membahas langkah-langkah strategis untuk menanggulangi krisis kerawanan pangan, kekurangan pupuk, dan kenaikan harga komoditas global.

Kenaikan harga komoditas dan terganggunya rantai pasok global memberikan dampak yang sangat besar bagi negara berkembang. Untuk itu, G20 sebagai forum ekonomi yang mewakili berbagai kawasan dunia, memiliki kekuatan untuk membahas isu ini secara komprehensif, demi mencari solusi ekonomi-sosial yang berkelanjutan.


Di sesi ini, Indonesia mengundang tiga pembicara khusus, yaitu David Beasley (Direktur Eksekutif WFP), Damilola Ogunbiyi (Perwakilan Khusus Sekjen PBB Untuk Energi Berkelanjutan Bagi Semua dan Co-Chair UN-Energy), dan Ibu Mari Pangestu (Direktur Pelaksana World Bank). Mereka akan memberikan pandangan mengenai dampak konflik atas ekonomi dan pembangunan dunia.

Baca Juga: Melalui G20, Wujudkan Iklim Investasi Kriptokurensi yang Kondusif 

3. Menlu Retno bakal melakukan sejumlah pertemuan bilateral

Krisis Pangan dan Energi Jadi Fokus Pertemuan Menlu G20Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Di sela-sela pertemuan para Menlu G20, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan para menteri luar negeri baik negara anggota G20 maupun negara lain yang diundang.

Sejauh ini, Menlu Retno telah memastikan seluruh menteri luar negeri negara anggota G20 akan hadir dalam pertemuan ini. 

Indonesia, yang memegang Presidensi G20 tahun ini, memberikan prioritas pada kerja sama di bidang penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Dengan adanya situasi baru di Ukraina, maka isu terkait ketahanan pangan juga akan banyak dibahas dalam berbagai pertemuan G20.


Rangkaian pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia telah dimulai pada 1 Desember 2021 dan akan berpuncak pada KTT Bali pada tanggal 15-16 November 2022.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya