Laporan PBB Sebut Etnis Uighur di Xinjiang Disiksa, China: Itu Fitnah!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - China kembali menampik tuduhan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait laporan adanya penyiksaan Uighur di Xinjiang. Juru bicara Misi China untuk PBB di Jenewa, Swiss, Liu Yuyin menegaskan laporan tersebut berisi fitnah.
Dalam laporan tersebut, investigator dari PBB meyakini adanya penyiksaan di Xinjiang oleh China, yang selama ini disebut sebagai kamp pelatihan kontraterorisme dan ekstremisme.
1. Laporan PBB berisi fitnah kepada China
Liu mengatakan, laporan yang dirilis PBB itu sangat mencoreng dan memfitnah serta mencampuri urusan dalam negeri China.
“Laporan tersebut didasari praduga tak bersalah dan bergabung pada disinformasi serta kebohongan yang dibuat oleh tim anti-China,” kata Liu, dikutip dari CGTN, Kamis (1/9/2022).
Sementara itu, Duta Besar China untuk PBB di New York, AS, Zhang Jun, juga menegaskan bahwa Beijing berulang kali menentang adanya tuduhan kejahatan kemanusiaan di Xinjiang.
“Kebohongan ini sepenuhnya dibuat-buat dari motivasi politik dan tujuannya untuk merusak stabilitas China dan menghalangi pembangunan China,” ujar Zhang.
Baca Juga: AS Serukan Larang Impor dari Xinjing, Diduga Kerja Paksa Etnis Uighur
2. Laporan PBB menyebut ada pelanggaran serius di Xinjiang
Editor’s picks
Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Bachelet, mengaku mendapat tekanan sesaat sebelum merilis laporan setebal 48 halaman tersebut.
Laporan PBB ini berisi bahwa memang benar ada pelanggaran HAM yang cukup serius yang dilakukan di Xinjiang oleh pemerintah China.
Namun ada sumber mengatakan, beberapa jam sebelum laporan PBB ini dirilis, China sempat melobi agar laporan ini tidak diterbitkan.
3. China klaim Xinjiang adalah pusat pelatihan
Sementara itu, menyangkal tuduhan para kelompok dan aktivis HAM, China menyebut Xinjiang merupakan pusat pelatihan dan kejuruan serta tidak memaksa siapa pun untuk hadir alias sukarela.
China mengklaim, pusat pelatihan ini bertujuan membasmi apa yang mereka sebut ekstremisme agama.
Namun, foto dan data yang bocor memperlihatkan bagaimana China melihat populasi minoritas sebagai ancaman keamanan. Bahkan, otoritas China menyebut lebih dari 2 juta orang di Xinjiang selatan terpapar ekstremisme agama.
Baca Juga: Data dan Foto Xinjiang Bocor, Perlihatkan Kaum Uighur yang Ditahan