Menang Pemilu, Benjamin Netanyahu Jadi PM Israel Lagi

Dia merupakan PM Israel terlama

Jakarta, IDN Times - Benjamin Netanyahu kembali memimpin Israel setelah memenangkan pemilihan umum tahun ini dengan meraup 64 kursi di parlemen.

Komite Pemilihan Pusat Israel mengumumkan alokasi akhir kursi untuk Knesset yang otomatis Netanyahu memiliki cukup suara untuk memerintah Israel lagi.

1. Partai sayap kanan Netanyahu kembali berkuasa

Menang Pemilu, Benjamin Netanyahu Jadi PM Israel LagiPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (www.twitter.com/@netanyahu)

Dilansir dari CNN, Jumat (4/11/2022), setelah 99 persen suara yang masuk memang menunjukkan bahwa Partai Likud, partai beraliran kanan Netanyahu memperoleh suara cukup tinggi.

Partai Likud mendapatkan 32 dari total 120 kursi di Parlemen (Knesset) Israel.

Perolehan kursi oleh Partai Likud itu dikombinasikan dengan 18 kursi dari Partai Yahudi ultra-Ortodoks dan 14 kursi dari aliansi ekstrem kanan yang disebut Zionisme Agama. Dengan demikian, kubu Netanyahu total mendapat 64 kursi Knesset.

Baca Juga: Dibantu AS, Israel-Lebanon Sepakati Perjanjian Batas Maritim  

2. Benjamin Netanyahu jadi PM terlama di Israel

Menang Pemilu, Benjamin Netanyahu Jadi PM Israel LagiPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sumber: twitter.com/netanyahu

Dengan kembali memimpin Israel, Netanyahu menjadi perdana menteri terlama di negara tersebut. Ia menjabat sebagai PM ke-9 Israel dari 1996 hingga 1999 dan menjabat lagi dari 2009 hingga 2021 kemarin.

Selama 14 bulan menjadi oposisi, Netanyahu akhirnya meraih kembali tampuk kekuasaan Israel. Namun, ia masih harus menghadapi persidangan atas dakwaan korupsi.

3. Israel gelar pemilu kelima kalinya dalam kurun waktu tiga tahun

Menang Pemilu, Benjamin Netanyahu Jadi PM Israel LagiTel Aviv (Pixabay)

Pemilu kali ini merupakan pemilu kelima yang digelar Israel sejak 2019 lalu. Pemilu kali ini diharapkan dapat memecahkan kebuntuan politik negara tersebut yang cukup mempengaruhi tubuh pemerintahan Israel.

Dengan terpilihnya Netanyahu lagi sebagai PM Israel, sejumlah pihak menduga ketegangan Israel dan Palestina akan meningkat.

PM Israel sebelumnya, Yair Lapid, dinilai tak terlalu memiliki kebijakan yang keras terkait posisi Yerusalem Timur dan konflik Israel dengan Palestina.

Baca Juga: Isarel Tolak ICC Terkait Penyelidikan Perang di Palestina

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya