Menilik Kerja Sama Jet Tempur RI-Korsel KF-21 Boramae, Banyak Peminat?

Indonesia punya daya saing yang tinggi

Jakarta, IDN Times - Pesawat tempur menjadi kebutuhan yang amat penting untuk sebuah negara demi menjaga keamanan dan kedaulatan. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang memiliki perhatian khusus terhadap isu tersebut.

Indonesia turut ambil bagian dalam pengembangan pesawat tempur KFX/IFX Korea Selatan (Korsel) yang secara resmi bernama KF-21 Boramae.

Bagaimana sesungguhnya peran Indonesia dalam kerja sama pengembangan KF-21 Boramae ini bersama Korea Selatan?

1. Target penjualan 596 unit

Menilik Kerja Sama Jet Tempur RI-Korsel KF-21 Boramae, Banyak Peminat?Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI tahun 2010-2013, Eris Herryanto. (IDN Times/Sonya Michaella)

Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI tahun 2010-2013, Eris Herryanto, mengungkap ketertarikan khusus untuk negara-negara Barat membeli produk kerja sama Indonesia dan Korsel ini.

Indonesia dan Korsel juga menargetkan penjualan KF-21 Boramae bisa mencapai 596 unit.

“Negara-negara yang jadi prioritas utama ini Arab Saudi, India, Mesir, Turki, Singapura, Finlandia hingga Swedia,” kata Eris, dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist on Korea yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia dan Korea Foundation, di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Total pendanaan yang telah disiapkan untuk program ini sejak 2011 hingga 2026 mencapai Rp24,8 triliun.

Baca Juga: Pejabat Korsel Didakwa atas Tragedi Itaewon, Termasuk Polisi

2. Indonesia punya daya saing kuat

Menilik Kerja Sama Jet Tempur RI-Korsel KF-21 Boramae, Banyak Peminat?Direktur Umum Senior Program KFC, Purn. Jung Kwan Sun. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Direktur Umum Senior Program KFC, Jung Kwan Sun menilai bahwa Indonesia adalah negara yang hebat dan punya daya saing kuat.

“Indonesia punya daya saing kelas dunia dalam dunia pengembangan pesawat tempur. Indonesia juga bisa mendapatkan pengetahuan soal pengembangan pesawat tempur dari program ini,” ujar Jung.

KF-21 Boramae adalah proyek Indonesia-Korsel yang cukup panjang, bermula dari nota kesepahaman yang dibentuk pada 2009 lalu.

3. Kemampuan Indonesia mengembangkan jet tempur sendiri

Menilik Kerja Sama Jet Tempur RI-Korsel KF-21 Boramae, Banyak Peminat?pesawat KF-21 Boramae (instagram.com/scramble_nl)

Di satu sisi, Eris beranggapan bahwa Indonesia sebenarnya bisa mengembangkan jet tempur sendiri. Selama ini, Indonesia memang selalu membeli jet tempur dari luar negeri dan selalu mengikuti dari pabrik negara asal.

“Jika Indonesia bisa membuat pesawat tempur sendiri, Indonesai bisa membuat platform yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi geografisnya,” ungkap Eris.

Awal mula keterlibatan Indonesia dalam proyek KF-X pertama kali disepakati pada 15 Juli 2010. Kemitraan dimulai dengan Indonesia yang akan menanggung biaya proyek sebanyak 20 persen, sementara pemerintah Korsel akan menanggung biaya sebanyak 60 persen dan 20 persen sisanya akan ditanggung oleh perusahaan lokal maupun asing yang terlibat.

Dengan masuknya Indonesia, proyek KFX dapat juga disebut sebagai proyek KFX/IFX (Korean Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment).

Perjanjian kerja sama mencakup penugasan kerja antara Korean Aeropace Industries dengan PT Dirgantara Indonesia. Dalam penugasan kerja ini, PT Dirgantara Indonesia mengirimkan sekitar 100 insinyur ke Korea Selatan. Pusat penelitian bersama juga dibuka pada 2 Agustus 2011 di Daejeon, Korsel.

Baca Juga: Gandeng Korsel, PLN Kembangkan PLTU Berbahan Bakar Amonia

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya