Menlu Retno soal Myanmar: Kami Butuh Perbuatan, Bukan Kata-Kata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dalam Hari Ulang Tahun ASEAN ke-55 hari ini, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kembali mengangkat isu konflik politik di Myanmar, yang hingga saat ini belum terselesaikan.
Joint Communique dari para menlu ASEAN pada ASEAN Foreign Ministers Meeting juga mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap perilaku Myanmar.
Baca Juga: Menlu ASEAN: Kami Kecewa dengan Myanmar
1. Menlu Retno mengharapkan adanya bukti aksi Myanmar
Menlu Retno juga mengatakan bahwa para menlu ASEAN sangat prihatin dan kecewa karena tidak adanya kemajuan yang siginifikan dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan Lima Poin Konsensus.
“Kami tidak butuh kata-kata, kami butuh perbuatan, untuk mengimplementasikan Lima Poin Konsensus,” tegas Menlu Retno, dalam pidatonya di ASEAN Secretariat, Jakarta, Senin (8/8/2022).
Baca Juga: Pernyataan Bersama ASEAN, Menlu Retno: Soal Myanmar Masih Digodok
2. ASEAN tidak boleh tersandera oleh Myanmar
Selain itu, Menlu Retno juga berkesempatan untuk mengutip perkataan dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. Saat ini, Kamboja memegang keketuaan ASEAN dan tahun depan, keketuaan dipegang oleh Indonesia.
“ASEAN tidak boleh ‘tersandera’ oleh situasi di Myanmar dan ASEAN harus bergerak maju,” kata Menlu Retno.
Baca Juga: ASEAN dan Jepang Bertemu, Perkuat Kerja Sama Indo-Pasifik
3. Menlu ASEAN minta ada langkah selanjutnya jelang KTT
Sementara itu, mereka berharap pada KTT ASEAN, yang digelar pada November 2022 mendatang, akan ada penilaian terkait kemajuan Lima Poin Konsensus tersebut.
“Kami tegaskan kembali komitmen kami untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan dan menyatakan ASEAN siap untuk membantu Myanmar secara positif, damai, dan konstruktif termasuk dalam pemberian bantuan kemanusiaan,” ucap para menlu ASEAN.