Menlu Retno Temui 62 WNI Korban Penyekapan di Kamboja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI (Menlu), Retno Marsudi, menemui 62 orang Warga Negara Indonesia (WNI) korban penyekapan di Sihanoukville, Kamboja.
Sebanyak 62 WNI tersebut telah dibawa oleh KBRI dan berada di Phnom Penh sejak 1 Agustus 2022 dini hari. KBRI Phnom Penh dibantu Kepolisian RI, saat ini tengah melakukan pendataan dan verifikasi terhadap para WNI tersebut.
1. Keselamatan WNI menjadi prioritas pemerintah
Dalam pertemuan tersebut, Retno menekankan keselamatan para WNI yang selalu menjadi prioritas pemerintah.
“Kepolisian Indonesia dan Kamboja sepakat untuk memperkuat kerja sama guna mencegah kejadian-kejadian serupa terulang kembali,” kata Retno, dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (2/8/2022).
Menlu Retno juga berpesan agar para WNI ikut membantu pemerintah untuk mengampanyekan pencegahan perdagangan manusia.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan selalu berhati-hati mencermati tawaran pekerjaan yang diberikan. Terlebih jika iming-iming gaji yang ditawarkan menggiurkan.
Baca Juga: Kisah WNI Korban Loker Bodong di Kamboja, Berawal Tergiur Gaji Tinggi
Baca Juga: Derita WNI Korban Loker Bodong di Kamboja, Dikeroyok dan Disetrum
2. WNI akan direpatriasi kembali ke Indonesia
Editor’s picks
Para WNI yang ditemui Menlu Retno dan sejumlah anggota Kepolisian RI mengucapkan terima kasih atas langkah penyelamatan yang dilakukan.
Mereka juga berjanji akan memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada penyidik untuk menangkap pelaku dan agen perekrut lowongan kerja bodong tersebut.
Setelah proses pendataan dan wawancara selesai dilakukan, KBRI Pnomh Penh akan membantu administrasi keimigrasian dan memfasilitasi kepulangan mereka ke Indonesia.
3. WNI tergiur gaji tinggi dan fasilitas bagus
Terjeratnya para WNI untuk bekerja di Kamboja tersebut didasari dengan tawaran gaji yang tinggi dan fasilitas apik. Mereka dijanjikan akan bekerja sebagai call center, operator atau customer service.
Namun, mereka malah dipekerjakan di perusahaan investasi bodong dan judi online dengan gaji yang sangat rendah, yaitu 500 ribu dolar Amerika. Bahkan ada WNI yang tidak menerima gaji.
Tak hanya itu, mereka juga mendapat siksaan dari dipukuli hingga disetrum karena dicurigai berusaha menghubungi KBRI atau berusaha menolong temannya yang juga sama-sama korban penipuan berkedok lowongan kerja di luar negeri.
Baca Juga: Polri: WNI yang Disekap di Kamboja Bertambah Jadi 60 Orang
Baca Juga: 60 WNI Disekap, Menlu RI Bakal Temui Kepolisian Kamboja