Menlu Swedia Tak Jawab Pertanyaan Media soal Pembakaran Al-Qur'an 

Swedia berpegang teguh pada kebebasan berekspresi

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom membiarkan pertanyaan media soal insiden pembakaran Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, tak terjawab.

Dalam sebuah sesi konferensi pers dengan media, Billstrom mengabaikan pertanyaan dari jurnalis Anadolu, media Turki soal insiden itu.

Pembakaran salinan Al-Qur’an di Swedia oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan ini juga diikuti oleh politikus sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld yang merobek-robek salinan kitab suci umat Muslim tersebut.

Setelah merobek-robeknya, ia melemparkan kertas-kertas tersebut ke udara, lantas membakarnya di dalam panci. Aksi ini dilakukan di ibu kota Den Haag.

1. Tak jawab pertanyaan dari wakil Hongaria soal pembakaran Al-Qur’an

Billstrom juga menghindari pertanyaan dari perwakilan Hongaria terkait aksi Paludan tersebut.

Seorang anggota parlemen independen Hongaria bernama Marton Gyongyosi mempertanyaan proses keanggotaan Swedia di NATO, di tengah kecaman terkait aksi pembakaran Al-Qur’an yang membuat Turki murka. Turki merupakan salah satu aliansi NATO.

Namun, Billstrom juga tak menjawab pertanyaan anggota parlemen Hongaria ini.

Baca Juga: Kemlu RI Akan Panggil Dubes Swedia soal Pembakaran Al-Qur'an

2. Tak mendukung pembakaran kitab suci tapi memegang teguh kebebasan berekspresi

Dilansir dari Anews, Rabu (25/1/2023), Billstrom sempat menegaskan bahwa pemerintah Swedia tidak mendukung aksi pembakaran kitab suci. Namun, ia menyebutkan bahwa kebebasan berekspresi membuat tindakan semacam itu dianggap legal dalam sudut pandang Swedia.

“Sangat jelas bahwa kami punya kebebasan berekspresi di Swedia, tapi kami juga menegaskan bahwa kami tidak memihak orang-orang yang telah melakukanini,” kata Billstrom, beberapa waktu lalu.

3. Swedia bisa saja ditinggal Finlandia untuk gabung NATO

Menlu Swedia Tak Jawab Pertanyaan Media soal Pembakaran Al-Qur'an Bendera NATO dan bendera negara anggota berkibar di markas besar NATO, Brussels, Belgia (Twitter/NATOpress)

Menteri Luar Negeri Finlandia, Pekka Haavisto, pada Selasa (24/1/2023) mengatakan bahwa negaranya mempertimbangkan untuk bergabung NATO tanpa Swedia. Ini karena Turki terus memblokir upaya Stockholm.

Swedia dan Finlandia adalah dua negara Nordik yang selama puluhan tahun memilih untuk netral. Tapi ketika Rusia menginvasi Ukraina, dua negara itu merasa keamanan Eropa terancam sehingga memilih untuk bergabung dengan aliansi NATO.

Pada Mei 2022, dua negara menghadirkan persatuan dan bersama-sama mendaftar aliansi tersebut. Kini, perkembangan politik kemungkinan mengubah persatuan itu.

Baca Juga: Kutuk Pembakaran Al-Qur'an di Swedia, Said Aqil: Itu Melukai Islam!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya