Menolak Pakai Hijab, Jurnalis CNN Batal Wawancara Presiden Iran 

Wawancara batal di menit-menit terakhir

Jakarta, IDN Times - Jurnalis senior CNN, Christiane Amanpour, batal mewawancarai Presiden Iran Ebrahim Raisi, lantaran menolak untuk memakai hijab.

Padahal, wawancara dengan Raisi ini sudah lama direncanakan. Rencananya, wawancara ini akan dilaksanakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: Di Sidang PBB, Presiden Iran Desak AS Beri Jaminan Perjanjian Nuklir

1. Wawancara batal di menit-menit terakhir

Dilansir CNN, Jumat (23/9/2022), wawancara dibatalkan pada menit-menit terakhir karena Amanpour menolak permintaan Raisi untuk memakai hijab saat wawancara.

Seorang ajudan mengatakan kepada Amanpour, bahwa Raisi menyarankan agar dia mengenakan hijab. Namun, Amanpour mengklaim ia menolak permintaan itu dengan sopan.

Amanpour, yang juga dibesarkan di Teheran, Ibu Kota Iran, mengatakan ia mengenakan hijab ketika ia meliput di Iran untuk mematahui hukum dan kebiasaan setempat.

“Jika tidak, Anda tidak bisa memerintah jurnalis. Saya tidak akan menutupi kepala saya untuk melakukan wawancara dengan seorang pejabat Iran di luar negara itu, di mana hal itu tidak diperlukan,” ucap Amanpour.

2. Presiden Iran sebelumnya tidak pernah meminta hal itu

Menolak Pakai Hijab, Jurnalis CNN Batal Wawancara Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Iran (twitter.com/Le Hautpanel)

Amanpour mengaku, saat ia mewawancarai Presiden Iran sebelumnya dan bukan di Iran lokasinya, para presiden itu tidak pernah meminta ia mengenakan hijab.

“Saya sudah mewawancarai para presiden Iran sejak 1995 baik di dalam maupun luar Iran, tidak pernah diminta untuk mengenakan penutup kepala,” ungkap Amanpour.

“Saya menolak dengan sangat sopan atas nama saya sendiri dan CNN, serja jurnalis perempuan di mana pun karena itu bukan suatu keharusan,” tuturnya.

3. Wawancara tidak bisa dilakukan jika Amanpour tidak mengenakan hijab

Amanpour mengaku bahwa ajudan Raisi menjelaskan, wawancara tidak bisa dilaksanakan jika sang pewawancara tidak mengenakan hijab. Wawancara ini memang akan menjadi yang pertama di Amerika bagi Raisi.

“Ajudannya menyebut sebagai rasa hormat mengingat bahwa sekarang adalah bulan suci Muharram dan Safar dan merujuk pada situasi di Iran saat ini,” kata Amanpour lagi.

Hingga saat ini ribuan orang masih melanjutkan demonstrasi atas kematian Mahsa Amini yang meninggal di tahanan. Ia ditangkap karena dianggap jilbabnya tak sesuai aturan Iran.

Protes awalnya terkonsentrasi di wilayah barat laut Iran yang mayoritas penduduknya adalah etnis Kurdi. Tapi protes itu segera meluas ke setidaknya 50 kota besar dan kecil di seluruh Iran.

Baca Juga: Siapa Mahsa Amini yang Kematiannya Sulut Protes Besar di Iran

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya