PBB: 348 Rohingya Tewas dan Hilang di Lautan Selama 2022

PBB minta masalah Rohingya ini diperhatikan

Jakarta, IDN Times - Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCHR) mengatakan ada peningkatan jumlah pengungsi Rohingya yang hilang di laut dalam pelarian mereka dari Myanmar atau Bangladesh. Jumlah hilangnya etnis Rohingya ini pun cukup signifikan.

Sepanjang tahun 2022, setidaknya lebih dari 3.500 pengungsi Rohingya mencoba menyeberang laut untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Jumlah ini sangat meningkat dari tahun sebelumnya, yakni jumlah yang mencoba menyeberang laut adalah 700 orang.

Biasanya, para pengungsi Rohingya ini menyeberang dari Teluk Andaman dan Teluk Benggala.

Baca Juga: Menlu Sebut Isu Rohingya Tak Mengalami Kemajuan

1. Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta Rohingya

PBB: 348 Rohingya Tewas dan Hilang di Lautan Selama 2022Kondisi kamp pengungsian Rohingya di Distrik Cox's Bazar, yang terletak di perbatasan Bangladesh-Myanmar. (Facebook.com/Rohingya Response ISCG Cox's Bazar)

Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (18/1/2023), UNHCR mengatakan bahwa para pengungsi Rohingya di Bangladesh dan Myanmar sudah merasa sangat putus asa dengan kondisi mereka.

Saat ini, Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya yang berada di 33 kamp. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang lari menyelamatkan diri dari konflik yang pecah di Rakhine, Myanmar pada Agustus 2017.

Baca Juga: Ratusan Rohingya Terdampar di Aceh, PBB: Semua Pihak Harus Bantu  

2. Ada peningkatan korban tewas selama 2022

UNCHR juga mencatat adanya peningkatan korban jiwa, yaitu 348 orang tewas yang hilang di lautan sepanjang tahun 2022 kemarin. Peningkatan jumlah korban tewas dan hilang ini adalah yang paling tinggi sejak 2014.

“Akan ada banyak orang Rohingya yang tewas di laut lepas jika tidak ada respons komprehensif di kawasan tersebut untuk mengatasi masalah ini,” kata UNHCR.

Selama dua bulan terakhir pada tahun 2022, empat kapal yang mengangkut lebih dari 450 warga Rohingya merapat ke Aceh, Indonesia. Sementara, satu kapal berisi 100 warga Rohingya berlabuh di Sri Lanka.

Baca Juga: 112 Warga Rohingya Dipenjara karena Berusaha Tinggalkan Myanmar

3. Indonesia minta kerja sama untuk menyelesaikan masalah Rohingya

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam pernyatan pers tahunannya pekan lalu, menyebutkan bahwa masalah Rohingya ini tidak mengalami kemajuan dalam proses penyelesaiannya.

“Dalam tiga bulan terakhir ini, Indonesia menerima tambahan 644 orang pengungsi Rohingya. Dengan tambahan ini, maka terdapat 1.500 migran etnis Rohingya terregistrasi di Indonesia,” kata Retno.

Menurut Retno, penyelesaian masalah Rohingya menjadi lebih sulit diselesaikan dengan situasi politik di Myanmar saat ini.

“Isu Rohingya tidak akan dapat diselesaikan jika akar masalah di Myanmar tidak diselesaikan,” ujar Retno.

Peran Indonesia dalam isu pengungsi Rohingya ini cukup besar. Pada 2020 lalu, Indonesia sempat menyelamatkan 99 Rohingya yang memasuki perairan Aceh Utara. Para pengungsi lantas ditampung sementara di bekas kantor imigrasi Lhoksemauwe.

Bagi Indonesia, upaya menciptakan kondisi kondusif di Rakhine State, Myanmar, penting terus dilakukan agar etnis Rohingya dapat kembali secara sukarela, aman, dan bermartabat di rumah mereka, di Rakhine State.

Baca Juga: Lagi, 184 Imigran Etnis Rohingya Tiba di Kabupaten Aceh Besar

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya