Pemilu Thailand Mei 2023, PM Prayut Chan-o-cha Calonkan Diri Lagi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha secara resmi maju lagi sebagai kandidat perdana menteri Thailand pada pemilihan umum yang sedianya bakal digelar pada 14 Mei 2023 mendatang.
Prayut, yang berusia 69 tahun, kemungkinan akan melawan Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu dari eks PM Thailand Thaksin Shinawatra yang juga merupakan keponakan dari Yingluck Shinawatra.
“Kami dengan sukarela membuat semua orang di Thailand akan bahagia,” kata Prayut, dikutip dari Channel News Asia, Senin (27/3/2023). “Yang paling penting adalah membela negara dan melindungi institusi utama negara,” lanjut dia.
Baca Juga: Raja Thailand Bubarkan Parlemen, Pemilu Akan Segera Digelar!
1. Dicalonkan oleh Partai Bangsa Thai Bersatu
Prayut kini bernaung di bawah partai baru yakni Partai Bangsa Thai Bersatu. Prayut merupakan pemimpin kudeta militer terhadap pemerintahan Yingluck Shinawatra pada 2014 lalu. Kemudian, Prayut terpilih kembali menjadi pemimpin sipil pada pemilu 2019.
Meski demikian, sejumlah jajak pendapat menilai bahwa Prayut sudah kehilangan pamornya beberapa tahun belakangan ini. Prayut sendiri menjanjikan kesejahteraan rakyat dan stabilitas negara pada pemilu tahun ini.
Baca Juga: Prayut Chan-o-Cha Balik Lagi Jadi PM Thailand
2. Paetongtarn Shinawatra diunggulkan pada pemilu 2023
Paetongtarn Shinawatra, merupakan kandidat terdepan untuk menjadi perdana menteri menurut survei opini. Dukungan terhadap Paetongtarn melonjak 10 poin menjadi 38,2 persen dalam jajak pendapat yang dirilis pada akhir pekan.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh National Institute of Development Administration (NIDA) menempatkan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha di tempat ketiga. Survei menunjukkan bahwa sosok yang berkuasa sejak kudeta 2014 memiliki angka sebesar 15,65 persen.
Paetongtarn yakin akan memenangkan pemilihan dengan telak pada Mei 2023 mendatang. Masuknya dia ke dalam dunia politik bertujuan untuk mencegah setiap manuver politik terhadap partainya seperti yang terjadi hampir satu dekade lalu.
Baca Juga: Jokowi Mau Industri Kendaraan Listrik di Thailand Pindah ke RI
3. Parlemen telah dibubarkan bulan ini
Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, telah mengesahkan dekrit untuk membubarkan parlemen pada Senin (20/3/2023). Dekrit itu menjelaskan bahwa pemilihan umum harus diadakan 45 hinga 60 hari setelah pembubaran parlemen.
Pemilu Thailand diperkirakan akan menunjukkan pertarungan politik yang telah berlangsung lama antara keluarga miliarder Shinawatra dengan kelompok pro-militer konservatif di sana.