Pendukung Partai Oposisi Desak Presiden Sri Lanka Mundur 

Demo ini terkait krisis ekonomi yang melanda negara itu 

Jakarta, IDN Times - Ribuan pendukung partai oposisi di Sri Lanka berunjuk rasa pada Minggu (1/5/2022), bertepatan dengan Hari Buruh. Para pengunjuk rasa memadati Lapangan Kemerdekaan Kolombo.

Unjuk rasa ini berkaitan dengan krisis ekonomi yang sedang melanda Sri Lanka. Masyarakat Sri Lanka berdemo di tengah berbagai kekacauan yang terjadi, seperti pemadaman listrik yang berkepanjangan dan kekurangan kebutuhan pokok, termasuk bahan bakar dan obat-obatan.

Krisis ini pun kian memburuk karena Pemerintah Presiden Gotabaya Rajapaksa telah melakukan kesalahan dalam penanganan ekonominya, dan negara tersebut telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri dalam upaya untuk menjaga cadangan devisanya yang rendah.

1. Rakyat minta presiden mundur

Pendukung Partai Oposisi Desak Presiden Sri Lanka  Mundur Onlanka

Sejumlah seruan terkait krisis ekonomi diteriakkan oleh pengunjuk rasa, termasuk seruan agar Gotabaya mundur dari jabatannya.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (2/5/2022), para pengunjuk rasa membawa bendera Sri Lanka dan mengenakan ikat kepala bertulistkan “Gota Go Home”.

“Begitu banyak orang menderita karena biaya bahan bakar dan makanan. Penuh antrean semuanya,” kata seorang dosen universitas di Kolombo bernama Sunil Shanta.

“Gotabaya adalah presiden yang gagal,” serunya, yang memilih Gotabaya pada pemilu 2019 silam.

Baca Juga: 5 Taman Nasional Menakjubkan yang Ada di Sri Lanka, Indah!

2. Presiden dan perdana menteri menolak turun jabatan

Pendukung Partai Oposisi Desak Presiden Sri Lanka  Mundur Mahinda Rajapaksa, perdana menteri yang ditunjuk Presiden Sirisena. (bbc.com)

Gotabaya dan kakaknya, Mahinda Rajapaksa, yang merupakan perdana menteri Sri Lanka, menolak untuk mengundurkan diri.

“Saya mengundang semua pemimpin partai politik di Sri Lanka untuk mencapai konsensus atas nama rakyat,” tulis Rajapaksa dalam sebuah cuitan di Twitter, kemarin.

“Ini keinginan tulus saya untuk meminta orang-orang bergandengan tangan untuk mengarahkan perjuangan pro-rakyat dan mengesampingkan perbedaan politik,” lanjut dia.

3. Sejumlah penyebab krisis ekonomi di Sri Lanka

Pendukung Partai Oposisi Desak Presiden Sri Lanka  Mundur ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Dilansir Financial Times, sejumlah masalah menjadi penyebab krisis ekonomi di Kolombo, antara lain, krisis konstitusi pada 2018, aksi terorisme pada Paskah 2019, kebijakan larangan penggunaan pupuk kimia, kebijakan keringanan pajak, dan tunggakan pinjaman, serta penurunan cadangan devisa.

Saat ini, Sri Lanka sedang mengupayakan langkah-langkah perbaikan agar dapat memenuhi persyaratan pinjaman IMF serta sumber-sumber asing lainnya.

Indonesia pun telah menyumbang sejumlah obat-obatan dan alat kesehatan ke Kolombo.

Baca Juga: Sri Lanka Hadapi Krisis, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya