RI Jadi Tuan Rumah Pembahasan COC Laut China Selatan 

Menlu ASEAN juga sepakat percepat pembahasan

Jakarta, IDN Times - Para menteri luar negeri ASEAN sepakat untuk membahas tentang Code of Conduct (COC) Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan, negosiasi COC ini sangat diperlukan secepatnya mengingat perlunya memiliki COC yang substantif, efektif, dan dapat ditindaklanjuti.

“Anggota ASEAN juga berkomitmen untuk mempromosikan penerapan Declaration of Conduct (DOC). Indonesia siap menjadi tuan rumah lebih banyak putaran negosiasi COC tahun ini, yang pertama akan diadakan pada bulan Maret,” kata Retno, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga: ASEAN Bahas soal Keanggotaan Penuh Timor Leste

1. Kesepakatan harus efektif

RI Jadi Tuan Rumah Pembahasan COC Laut China Selatan Dirjen Kerjasama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro (kiri) dan juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto Suryodipuro menambahkan bahwa semua negara anggota ASEAN sepakat untuk mengintensifkan negosiasi.

“Yang penting kita semua menyetujui ini harus efektif, implementable, dan sesuai dengan hukum internasional,” ujar Arto, sapaan akrabnya.

Ia juga menekankan bahwa negosiasi ini akan dieksplor lebih lanjut dengan para anggota ASEAN dan tentu China.

2. Pembacaan pertama isi kode etik COC disepakati pada 2019

RI Jadi Tuan Rumah Pembahasan COC Laut China Selatan Personel penjaga pantai Filipina sedang mengamati armada milik China di daerah Sabina Shoal, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan pada 27 April 2021. (Facebook.com/Philippines Coast Guard)

Pada 2019 lalu, 10 negara anggota ASEAN dan China telah menyepakati pembacaan pertama dari isi kode etik COC Laut China Selatan.

Penyelesaian tahap pertama pembacaan isi COC ini dianggap sebuah kemajuan signifikan terkait penyelesaian sengketa Laut China Selatan, yang tak kunjung rampung hingga sekarang.

Kode etik ini dibentuk untuk mengatur negara-negara yang berada di sekeliling Laut China Selatan, terutama untuk sejumlah negara yang saling klaim wilayah perairan internasional itu.

3. Laut China Selatan punya banyak pulau dengan sumber daya alam melimpah

RI Jadi Tuan Rumah Pembahasan COC Laut China Selatan Kepentingan Indonesia di Laut China Selatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Laut China Selatan diketahui memiliki banyak pulau, baik yang berukuran kecil hingga yang besar

Beberapa yang terkenal adalah Pulau Pratas, Pulau Spratly, dan Pulau Paracel yang turut diperebutkan negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.

Pulau-pulau tersebut diklaim memiliki sumber daya alam yang melimpah. Apabila dikembangkan dengan maksimal, maka potensi kekayaan tersebut dapat berkontribusi besar bagi pendapatan negara.

Laut China Selatan memegang kunci penting dalam kelancaran perdagangan internasional. Lokasinya yang berada di kawasan strategis dengan dikelilingi negara-negara industri seperti Jepang dan Korea Selatan membuatnya menjadi jalur perdagangan internasional yang cukup ramai.

Banyak kapal dari luar yang melintas dengan mengangkut komoditas vital bagi kelangsungan industri di negara-negara sekitaranya. Selain itu, kawasan strategis Laut China Selatan juga dilintasi kapal dari negara industri yang hendak mengirimkan barangnya ke negara lain.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya