Sri Lanka Punya PM Baru, Bertekad Hapus Krisis Ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ranil Wickremesinghe kembali terpilih menjadi perdana menteri Sri Lanka, menggantikan Mahinda Rajapaksa, yang mundur di tengah krisis ekonomi negara itu.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menunjuk langsung Wickremesinghe yang juga pemimpin Partai Persatuan Nasional sebagai PM yang baru.
Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk sejak 1948. Cadangan devisa negara tersebut dilaporkan sudah habis dan tak bisa menopang kebutuhan rakyatnya.
Baca Juga: Kerusuhan Sri Lanka, Kemlu Kabarkan Kondisi Ratusan WNI
1. Wickremesinghe pernah menjabat sebagai PM
Jabatan ini adalah jabatan keenam kalinya Wickremesinghe sebagai perdana menteri, meski ia tak pernah menyelesaikan masa jabatan secara penuh. Ia juga disebut cukup dekat dengan keluarga Rajapaksa.
Dilansir dari VOA, Senin (16/5/2022), politisi veteran berusia 73 tahun itu terakhir menjabat pada 2019 silam, selama empat tahun.
“Saya telah menerima tantangan untuk mengembalikan ekonomi Sri Lanka dan saya harus memenuhinya,” kata Wickremesinghe usai dilantik.
Baca Juga: Rusuh di Sri Lanka, Presiden Diminta Mundur
2. Warga Sri Lanka tetap berdemo
Pengangkatan perdana menteri baru lantas tak memadamkan amarah warga Sri Lanka. Unjuk rasa tetap terjadi di sejumlah kota, terutama di ibu kota Kolombo.
Utamanya, mereka menyerukan agar Presiden Rajapaksa mundur dari jabatannya.
Tantangan Wickremesinghe dinilai sangat besar. Sri Lanka kehabisan dana untuk mengimpor makanan dan bahan bakar. Inflasi juga menyebabkan warga semakin berada di kondisi sulit.
Baca Juga: Kronologi Gelombang Protes yang Picu Lengsernya PM Sri Lanka
3. Indonesia kirim bantuan ke Sri Lanka
Pemerintah Indonesia mengirimkan 3.026 kilogram bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan esensial dan alat kesehatan untuk pemerintah Sri Lanka.
Kloter pertama diberangkatkan mulai hari ini dengan total berat 1,2 ton yang terdiri dari 8 item obat sitostatika dan 6 item alat kesehatan, senilai Rp4,5 juta.
Kloter kedua, dengan total berat 1,8 ton terdiri dari 2 item obat sitostatika, 1 suplemen untuk pasien kanker, dan 2 item alat kesehatan senilai Rp17,6 juta juga sudah tiba di Kolombo.