Sudan Makin Memanas, Bentrokan Tewaskan 270 Orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tembakan, ledakan, dan suara jet tempur dilaporkan masih terdengar di ibu kota Khartoum, Sudan. Pertempuran antara militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) masih membara dan memasuki hari keempat.
Dilansir CNN, Rabu (19/4/2023), sedikitnya 270 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 2.600 orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Orang-orang bersenjata bahkan dikabarkan menyerbu rumah karyawan PBB yang sedang ditugaskan di Sudan, khususnya di Darfur. Tiga karyawan World Food Programme (WFP) dikonfirmasi tewas pada Senin (17/4/2023) kemarin.
Baca Juga: Sekjen PBB Serukan Dialog untuk Akhiri Eskalasi Konflik Sudan
1. Gencatan senjata gagal
Upaya gencatan senjata pun gagal dilaksanakan kemarin. Pasalnya, bentrokan kembali pecah di antara militer dan paramiliter di Khartoum, hanya beberapa jam setelah mereka menyepakati gencatan senjata.
“Di Khartoum, para orang-orang bersenjata anggota RSF memasuki rumah ekspatriat, menyerang mereka. Ada pula satu insiden pemerkosaan,” demikian bunyi laporan yang diterima PBB.
Namun, RSF membantah laporan tersebut. Mereka mengatakan tidak akan pernah menyerang staf atau karyatan PBB mana pun dan mereka sangat menghormati hukum internasional.
Baca Juga: Dialog dengan Kepala Paramiliter Sudan, Blinken Desak Genjatan Senjata
2. Bantuan kemanusiaan tersendat
Sementara itu, Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah pesimis bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan ke ibu kota Khartoum. Dilaporkan, kondisi di Khartoum kini masih cukup tegang.
Warga sipil Sudan sendiri kini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan dan bantuan kesehatan.
“Ada telepon dari banyak organisasi kemanusiaan yang mengabarkan bahwa mereka terjebak dan butuh segera dievakuasi,” ujar Kepala Delegasi Palang Merah Internasional di Sudan, Farid Aiywar.
3. Tak ada WNI jadi korban
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dari perang saudara di Sudan ini.
Menurut keterangan Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah Sudan, para mahasiswa Indonesia di Sudan kini terpaksa diungsikan ke lokasi aman demi menghindari bentrokan antara militer dan paramiliter.