Sukses Tangani Pandemik, Taiwan Minta Diterima WHO Jadi Anggota

Taiwan adalah mitra yang sangat diperlukan dalam hal ini.

Jakarta, IDN Times - Dua tahun pandemik COVID-19, lebih dari 510 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 6,25 juta kematian telah dilaporkan di seluruh dunia. Di saat semua negara terus memerangi pandemik, pencapaian Taiwan dalam penanganan pandemik telah diakui secara luas.

Pada 10 Mei 2022, Taiwan mengonfirmasi sekitar 390 ribu kasus. Berkat upaya bersama pemerintah dan masyarakat, laju pertumbuhan ekonomi negara yang memiliki populasi 23,5 juta tersebut mencapai 6,45 persen pada 2021.

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Shih-Chung Chen mengatakan Taiwan siap memberikan kontribusi sebagai bagian dari upaya global untuk mewujudkan visi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Kami mendesak WHO dan pihak terkait untuk mendukung diterimanya Taiwan dalam WHO dan mengizinkan Taiwan untuk berpartisipasi penuh dalam pertemuan, mekanisme, dan kegiatan WHO," ujarnya dalam keterangan tertulis dari TETO kepada IDN Times, Jumat (20/5/2022).

Baca Juga: 'Diteror' China, Taiwan Semakin Gencar Cari Dukungan Internasional

1. Penggunaan teknologi dalam pencegahan pandemik

Sukses Tangani Pandemik, Taiwan Minta Diterima WHO Jadi AnggotaMenteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Shih-Chung Chen. (Dok. TETO Indonesia)

Pada tahap awal pandemik COVID-19 pada Februari 2020, demi mengurangi risiko penularan masyarakat, pemerintah menerapkan sistem karantina masuk dengan mengintegrasikan database NHI, imigrasi, dan bea cukai untuk memungkinkan analisis big data.

“Data diperkenalkan ke Sistem Pelacakan Pagar Digital, yang menggunakan sistem penentuan posisi pada ponsel untuk memantau keberadaan orang-orang yang dikarantina atau diisolasi di rumah,” kara Shih-Chung Chen.

Taiwan juga sejak awal menerapkan Sistem Distribusi Masker Berbasis Nama. Warga diharuskan menggunakan kartu NHI mereka untuk membeli masker. Ini untuk memastikan semua penduduk mendapatkan masker dan dapat menikmati akses yang adil karena permintaan yang meningkat, membantu mencegah ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Baca Juga: Yuk, Intip Cara Pemerintah Taiwan Sukses Tangani Virus Corona

2. Vaksinasi, sertifikat digital, dan tes rapid di Taiwan

Sukses Tangani Pandemik, Taiwan Minta Diterima WHO Jadi AnggotaIlustrasi Suasana Taipei, Taiwan (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Untuk mendigitalkan layanan perawatan kesehatan, Aplikasi NHI Express diluncurkan. Aplikasi ini menawarkan fitur seperti janji vaksinasi, data kesehatan pribadi, catatan medis, catatan vaksinasi COVID-19, dan hasil tes.

Taiwan bergabung dengan program Sertifikat COVID Digital UE pada akhir tahun 2021, dan mengizinkan warganya untuk mengajukan sertifikat vaksinasi digital dan sertifikat tes. Warga Taiwan dapat memasuki 64 negara, termasuk negara anggota UE, dengan menggunakan sertifikat tersebut.

Dengan diperkenalkannya rapid test antigen, Taiwan telah mempersingkat karantina dan mengurangi tindakan pengendalian, mengharuskan pasien yang terkonfirmasi untuk memberi tahu kontak dekat mereka untuk menjalani isolasi rumah dan menggunakan pemberitahuan kontak elektronik selama proses tersebut.

“Karena permintaan tes rapid meningkat, pemerintah telah meminta jumlah yang tetap dan mengadopsi skema penjatahan berbasis nama, mendistribusikan alat tes ke apotek yang dikontrak oleh NHI untuk dibeli oleh publik dengan menggunakan kartu NHI mereka,” lanjutnya.

Baca Juga: Akibat Pengaruh Tiongkok, Taiwan Tak Diundang ke Pertemuan WHO

3. Taiwan mitra yang diperlukan dunia untuk pemulihan pascapandemik

Sukses Tangani Pandemik, Taiwan Minta Diterima WHO Jadi AnggotaBendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (who.int)

Dunia saat ini terus menghadapi tantangan pandemi, pasokan vaksin, dan pemulihan pascapandemik. Seluruh negara harus bekerja sama dan bersiap untuk kemungkinan pandemi di masa depan.

Shih-Chung mengatakan, Taiwan adalah mitra yang sangat diperlukan dalam memastikan keberhasilan pemulihan pascapandemik. Dia mengatakan Taiwan akan terus bekerja dengan seluruh dunia untuk memastikan bahwa semua menikmati hak asasi manusia atas kesehatan sebagaimana diatur dalam Konstitusi WHO.

"Dalam semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa, tidak ada seorang pun yang tertinggal,” imbuhnya.

Majelis Kesehatan Dunia (WHA) ke-75 yang diadakan pada Mei. Selama lima tahun terakhir, Taiwan tidak diundang untuk berpartisipasi dalam WHA. Untuk memastikan Taiwan tidak ketinggalan dan tidak ada gap coverage dalam kesehatan global, Taiwan terus berupaya untuk berpartisipasi dalam WHA tahun ini secara profesional dan pragmatis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya