Suriname Bakal Buka Kedutaan di Yerusalem 

Israel menyebut Yerusalem adalah ibu kota negaranya

Jakarta, IDN Times - Suriname berencana akan membuka kantor kedutaannya di Yerusalem, Israel. Namun, belum diketahui kapan pastinya rencana itu akan dilaksanakan.

Rencana ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Suriname Albert Ramdin ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid.

Suriname adalah sebuah negara di Amerika Selatan yang memiliki etnis keturunan Jawa. Bahasa Jawa juga menjadi salah satu bahasa yang dipakai di negara itu.

Baca Juga: Terkait Kasus Pembunuhan, Eks Presiden Suriname Dipenjara

1. Israel menyebut Yerusalem adalah ibu kotanya

Suriname Bakal Buka Kedutaan di Yerusalem Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid. (Instagram.com/yairlapid)

Dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (1/6/2022), Ramdin mengumumkan rencana negaranya untuk membuka kedutaan di Yerusalem.

“Kami tidak tahu pasti. Kami telah menyuarakan keinginan kami. Konsultasi terkait bagaimana rencana ini sudah dimulai,” kata Ramdin.

Dalam pernyataan resminya, Israel menyebut bahwa Suriname bakal membuka kantor kedutaan di Yerusalem, ibu kota Israel.

Pernyataan ini dianggap sebagai provokasi karena hingga kini status Yerusalem masih menjadi sengketa.

2. Niat Suriname bakal ditolak Palestina

Suriname Bakal Buka Kedutaan di Yerusalem Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Wafa News Agency)

Sementara itu, rencana Suriname membuka kedutaan di Yerusalem kemungkinan akan ditolak oleh Palestina.

Yerusalem sendiri diduduki oleh Israel pada 1967, sedangkan Palestina menganggap Yerusalem adalah ibu kota negara mereka.

Hingga saat ini, ada empat negara yang nekat memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem yaitu Amerika Serikat, Honduras, Kosovo, dan Guatemala.

3. Sempat pindah ke Yerusalem, kedutaan Paraguay kembali ke Tel Aviv

Suriname Bakal Buka Kedutaan di Yerusalem Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya. (twitter.com/MAECgob)

Paraguay menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. Namun tiga bulan setelah itu, Paraguay mengembalikan kedutaannya ke Tel Aviv.

Kala itu, Presiden Mario Abdo Benítez mengungkapkan langkah ini ditempuh untuk membantu menciptakan perdamaian yang adil dan dapat dipertahankan di Timur Tengah.

Membalas Paraguay, Israel menyatakan akan menutup kedutaan besarnya di Paraguay. Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat itu menegaskan bahwa langkah Paraguay mencemari hubungan kedua negara.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya