Warga Guangzhou Bentrok dengan Polisi soal Aturan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Warga China yang berdomisili di Guangzhou dilaporkan bentrok dengan polisi anti huru-hara pada Selasa (29/11/2022) malam, waktu setempat.
Bentrokan ini diawali dari protes warga yang merasa frustasi akibat peraturan dan lockdown terkait penyebaran virus COVID-19 yang semakin ketat belakangan ini.
1. Beberapa orang ditangkap
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (30/11/2022), sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa polisi menangkap beberapa orang terkait protes ini.
Video lainnya menunjukkan warga melempari polisi dengan benda-benda yang mereka bawa. Usai dilempari, polisi langsung mengacungkan tabung gas air mata.
Seketika asap keluar dari tabung tersebut dan orang-orang pun berlarian untuk menghindari asap gas air mata.
Baca Juga: PM Kanada: Setiap Warga China Harus Diizinkan Mengikuti Demonstrasi
2. Ada 27 demo yang terjadi di seluruh China
Editor’s picks
China Dissent Monitor, yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah Freedom House memperkirakan setidaknya ada 27 demo yang terjadi di seluruh China dua hari terakhir.
Namun dilaporkan bahwa peraturan di Guangzhou sedikit lebih longgar daripada di Beijing dan Shanghai.
Para pejabat mengumumkan bagi mereka yang mengalami kontak erat dengan penderita COVID-19 disarankan untuk karantina mandiri di rumah dan tidak harus ke tempat karantina yang telah disediakan pemerintah.
3. China hapus semua kata kunci pencarian demo di media sosial
Sementara itu, lembaga sensor di bawah pemerintah China dikabarkan segera menyensor dan menghapus seluruh pencarian di internet yang menggunakan kata kunci ‘demo’ atau ‘protes’.
Masyarakat China tak bisa mengakses video amatir atau berita terkait demo di Weibo, sebuah media sosial serupa Twitter, milik China.
Hal serupa juga terjadi di aplikasi percakapan WeChat. Video yang menunjukkan para pedemo menuntut Xi Jinping mundur juga tak ada.
Baca Juga: Jurnalis BBC Diserang di Shanghai, Inggris Panggil Duta Besar China