Xi Jinping Bakal Kunjungi Arab Saudi, wah Ada Apa?

Kunjungan ini dilakukan di tengah ketegangan Saudi-AS

Jakarta, IDN Times - Presiden China Xi Jinping bakal mengunjungi Arab Saudi dan dijadwalkan akan tiba pada Kamis (8/12/2022) mendatang. Kunjungan ini dilakukan di tengah ketegangan antara Saudi dan Amerika Serikat (AS).

Xi Jinping rencananya akan menghadiri KTT China-Arab Saudi dan Konferensi China-Negara Teluk. Kunjungan Xi ini pun dianggap sebagai tonggak sejarah hubungan kedua negara.

Baca Juga: Temui Presiden Dewan Eropa, Xi Jinping Serukan Perdamaian di Ukraina

1. China disebut akan teken banyak perjanjian dengan negara Arab

Xi Jinping Bakal Kunjungi Arab Saudi, wah Ada Apa?Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud meninggalkan rumah sakit (www.instagram.com/@kingsalman)

Dilansir dari CNN, Selasa (6/12/2022), para diplomat Saudi yang enggan disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa China akan meneken cukup banyak perjanjian dengan Saudi dan negara Teluk.

“Kesepakatan ini terkait keamanan, investasi dan energi,” kata diplomat anonim tersebut.

Disinyalisasi, hubungan Beijing dan Riyadh serta negara-negara Teluk lainnya akan lebih kuat usai kunjungan Xi Jinping ini.

Baca Juga: Muncul Spanduk Protes di China, Tuntut Presiden Xi Jinping Lengser!

2. China memperkuat hubungan dengan rival-rival AS

Xi Jinping Bakal Kunjungi Arab Saudi, wah Ada Apa?Ilustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, hubungan Saudi dan Amerika Serikat (AS) sedang renggang saat ini, utamanya soal produksi minyak.

Dua negara ini saling tuding ketika OPEC memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari untuk menstabilkan harga. Keputusan ini tetap diambil meski AS telah menentang keras.

Baca Juga: Iran Ancam Serang Arab Saudi, AS Siap Bertindak

3. China dan Saudi kompak tak dukung sanksi ke Rusia

Xi Jinping Bakal Kunjungi Arab Saudi, wah Ada Apa?Seorang anggota layanan Ukraina berjalan di sepanjang parit pada posisi di garis depan dekat kota Novoluhanske di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (22/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

China dan Saudi juga mengambil sikap berbeda dari Barat terkait dengan perang Rusia dan Ukraina. Kedua negara ini menahan diri untuk tidak mendukung sanksi yang diberikan Barat kepada Moskow.

Bahkan Riyadh berulang kali menyatakan bahwa Moskow adalah mitra penghasil energi utama.

Sebaliknya, AS menuding Saudi berpihak pada Rusia dan membantu Rusia dalam menginvasi Rusia. Hal ini secara tegas telah dibantah oleh Saudi.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya