Cina dan Rusia Sepakat Menandatangani Kerja Sama Nuklir Generasi Baru

Bakal makin banyak nih reaktor nuklirnya...

Beijing, IDN Times - Rusia dan Cina memiliki hubungan bilateral yang cukup akrab. Baru-baru ini dikabarkan bahwa Rusia dan Cina telah sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan teknologi nuklir mereka.

Seperti dilansir dari laman Global Times, teknologi nuklir VVER-1200 generasi ketiga milik Rusia akan segera memasuki pangsa pasar Cina, setelah ditandatanganinya sebuah kesepakatan antara perusahaan Cina dan Rusia mengenai kerja sama nuklir antar kedua Negara.

1. Kerja sama itu akan membangun empat reaktor nuklir dengan nilai sekitar 20 miliar yuan

Cina dan Rusia Sepakat Menandatangani Kerja Sama Nuklir Generasi Barupixabay.com/ PublicDomainPictures

Perusahaan nuklir nasional Cina, China National Nuclear Corp (CNNC) dan perusahaan asal Rusia Rosatom setuju untuk membangun empat buah reaktor nuklir tipe VVER-1200 generasi ketiga.

Menurut rencana, reaktor nuklir VVER-1200 itu akan dibangun di dua kawasan berbeda. Dua reaktor nuklir akan dibangun di Pabrik Nuklir Tianwan yang berada di Provinsi Jiangsu di wilayah Cina Timur dan dua reaktor lainnya lagi akan dibangun di Pabrik Nuklir Xudapu yang berada di Provinsi Liaoning di bagian CIna Timur Laut.

Pembangunan empat buah reaktor nuklir generasi ketiga itu merupakan bagian dari kesepakatan nuklir antar dua pihak dengan nilai sekitar 20 miliar Yuan.

Menurut pemaparan media seperti yang dilansir dari laman Global Times menyebutkan bahwa reaktor nomor 3 dan 4 yang berada di Xudapu akan menggunakan teknologi nuklir milik Rusia, dan pembangunannya kemungkinan akan lebih awal bila dibandingkan dengan reaktor nomor 1 dan 2.

Penggunaan teknologi VVER-1200 yang dikembangkan oleh Perusahaan Rusia ini akan menjadikan Cina sebagai tempat uji coba bagi teknologi nuklir generasi ketiga di Dunia.

Teknologi generasi ketiga milik Rusia ini akan bersaing dengan perusahaan lokal HualongOne serta Westinghouse milik Amerika dan juga Orano yang berbasis di Eropa.

Sebelum kerja sama pembangunan reaktor nuklir generasi ketiga ini disepakati, Cina sebenarnya telah menggunakan teknologi "lama" milik Rusia. Dua unit reaktor VVER-1000 telah ada di Tianwan sejak tahun 2007 yang lalu.

"Tianwan telah digunakan sebagai lahan uji coba untuk teknologi nuklir Rusia," demikian ucap Snowy Yao, analis di Perusahaan internasional keamanan keuangan Cina (China Securities International Financel Holding Co), seperti dikutip dari laman Bloomberg.

"Cina sepertinya ingin mencoba seluruh desain dan teknologi terbaru sebelum memutuskan siapa pemenang (tender)," tambahnya.

2. Perusahaan Rusia dan Westinghouse bersaing ketat untuk memperebutkan persaingan kontrak nuklir di Cina

Cina dan Rusia Sepakat Menandatangani Kerja Sama Nuklir Generasi Barupixabay.com/ adege

Selain perusahaan Rusia Rosatom, perusahaan nuklir asal Amerika Serikat Westinghouse Electric Co juga merupakan pemain energi nuklir di Cina.

Menurut rencana, reaktor nomor 1 dan 2 akan dibangun dengan menggunakan teknologi AP1000 yang dirancang oleh perusahaan Westinghouse.

"Harga yang dipatok untuk reaktor tipe AP1000 generasi 1 juta kilowatt adalah sebesar 20 miliar yuan," demikian kata Wang Dezhong seorang Profesor bisang teknologi nuklir di Sekolah Teknik Mesin yang berada di bawah naungan Universitas Jiao Shanghai, seperti dikutip dari laman Global Times.

Masuknya Rosatom dalam persaingan teknologi nuklir Cina membuat Westinghouse bisa kalah dalam kesepakatan senilai 80 miliar yuan, jika tidak mampu mendapatkan kontrak empat reaktor yang tersisa.

Perusahaan nuklir Westinghouse yang berbasis di Amerika memang tengah berada dalam kondisi keuangan yang tidak sehat. Perusahaan ini dikabarkan dalam keadaan yang menuju pada kebangkrutan.

3. Cina menduduki peringkat ketiga global dalam jumlah kepemilikan tenaga nuklir

Cina dan Rusia Sepakat Menandatangani Kerja Sama Nuklir Generasi Barupixabay.com/ WikimediaImages

Semenjak 1 November 2017 yang lalu, Cina daratan telah mengoperasikan sebanyak 37 buat unit reaktor nuklir. Jumlah yang cukup besar ini menjadikan Negeri Tirai Bambu itu menduduki peringkat ketiga secara global, demikian menurut data darai Administrasi Energi Nasional Cina.

Selain itu, pemerintah Beijing juga masih memiliki sejumlah 19 unit reaktor tenaga nuklir yang tengah dalam masa pembangunan.

Secara total, jika seluruh reaktor itu telah beroperasi maka akan memasok tak kurang dari 57,5 juta kilowatt energi listrik di Negeri Panda itu.

Lin Boqiang seorang Direktur di Pusat Penelitian Energi Ekonomis Cina (China Center for Energy Economics Research) di Universitas Xiamnen mencatat bahwa tiga unit reaktor, yang menggunakan teknologi Rusia memiliki catatan keamanan yang cukup baik di Negara itu.

Subagiyo Photo Verified Writer Subagiyo

Biarkan saja seperti ini.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya