Presiden Iran Lontarkan Kritik Soal Pemblokiran Telegram di Negaranya

Apa ya penyebabnya?

Tehran, IDN Times - Hassan Rouhani, Presiden Iran melontarkan kritikan terhadap penjabat berwenang terkait pemblokiran aplikasi pengiriman pesan Telegram di Negara tersebut.

Penjabat berwenang Iran menegaskan bahwa pemblokiran aplikasi pesan yang cukup populer di Iran itu akan bersifat permanen. Pemblokiran aplikasi Telegram ini juga didasarkan pada upaya untuk menjaga stabilitas dan keamanan dalam Negeri Iran.

1. Pengadilan Iran memutuskan pelarangan akses Telegram pada semua penyedia layanan internet

Presiden Iran Lontarkan Kritik Soal Pemblokiran Telegram di Negaranyacoinwire.com

Aplikasi Telegram cukup populer di Iran. Telegram hampir digunakan oleh setengah dari jumlah penduduk Iran.

Pasca mobilisasi aksi protes nasional yang digelar pada bulan Desember dan Januari lalu itu, pihak berwenang setempat telah memutuskan untuk memblokir sementara akses ke aplikasi tersebut, dengan alasan untuk menjaga stabilitas dan keamanan.

Namun pada Senin (30/4/2018) lalu, Pengadilan Iran telah memerintahkan kepada penyedia layanan internet di Negara tersebut untuk memblokir akses ke aplikasi besutan Pavel Durov itu.

Terkait upaya pemblokiran aplikasi Telegram secara penuh, Jaksa Teheran memerintahkan agar aplikasi tersebut benar-benar tidak bisa diakses, meskipun disiasati dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN), demikian seperti diberitakan oleh Reuters.

2. Rouhani menyebut bahwa pemblokiran Telegram merupakan bentuk perlawanan terhadap demokrasi

Presiden Iran Lontarkan Kritik Soal Pemblokiran Telegram di Negaranyacnn.com

Buntut diblokirnya aplikasi Telegram oleh Pengadilan Iran itu, Presiden Rouhani menyebut bahwa upaya tersebut merupakan upaya perlawanan terhadap Demokrasi.

Sebagai bentuk sindiran atas keputusan pengadilan Iran itu, Rouhani melontarkan sindiran yang dituliskan pada akun Instagram miliknya.

"Tidak ada media sosial atau jaringan aplikasi perpesanan yang diblokir oleh "pemerntah ini" dan tidak akan ada yang diblokir," tulis Rouhani di akun miliknya seperti yang dilaporkan oleh Kantor Berita ISNA, yang dikutip dari laman berita Reuters.

"Kegagalan untuk mengikuti prosedur hukum, penggunaan kekuatan (militer) dan juga langkah peradilan (Untuk memblokir Telegram).... Merupakan upaya perlawanan terhadap demokrasi," tulis Rouhani yang begitu getol mengampanyekan kebebasan sosial.

3. Parlemen Iran 'merayu' agar warga Iran gunakan aplikasi pesan lokal

Presiden Iran Lontarkan Kritik Soal Pemblokiran Telegram di Negaranyamoneycontrol.com

Sebagai alternatif pengganti atas pemblokiran Telegram, pihak Otoritas Iran telah mencoba untuk meyakinkan masyarakat, agar beralih untuk menggunakan aplikasi kirim pesan buatan dalam negeri Iran.

Satu aplikasi kirim pesan buatan dalam negeri Iran, bernama Soroush telah diluncurkan pada bulan awal bulan April lalu.

Aplikasi kirim pesan buatan dalam Negeri ini dibekali dengan fitur yang nyaris seperti Telegram. Meskipun begitu, para aktivis di Negara tersebut sepertinya belum terlalu tertarik untuk menggunakan platform itu, dengan alasan bahwa aplikasi buatan dalam negeri itu dikhawatirkan dapat di monitor oleh Pemerintah. Sehingga akan menghilangkan kebebasan berekspresi dan berpendapat.

Aplikasi kirim pesan Telegram sangat populer di Iran, dilansir dari Jpost.com. Aplikasi Telegram memungkinkan para penggunanya untuk dapat mengirimkan pesan teks, gambar ataupun video melalui Internet. 

Satu fitur unggulan yang menjadikan aplikasi ini cukup populer adalah faktor keamanan. Aplikasi Telegram sangat terenkripsi dan juga memungkinkan penggunanya untuk mengatur pesan-pesan mereka ke mode pengaturan 'self-destruct' dalam kurun periode tertentu. Sehingga dapat digunakan untuk melindungi privasi penggunanya.

Selain Iran, beberapa negara lainnya seperti Rusia juga telah memblokir aplikasi pesan itu di Negaranya.

Subagiyo Photo Verified Writer Subagiyo

Biarkan saja seperti ini.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya