304 Orang Tewas dan 1.800 Orang Terluka Akibat Gempa Haiti 

Perdana Menteri Ariel Henry umumkan keadaan darurat sebulan

Jakarta, IDN Times - Gempa besar yang melanda Haiti barat daya pada Sabtu (14/8/2021), telah mengakibatkan sedikitnya 304 orang tewas dan ratusan lainnya cedera atau hilang.

Survei Geologi Amerika Serikat menyebutkan, setelah gempa besar berkekuatan 7,2 itu, serangkaian gempa susulan terjadi di wilayah 8 km dari kota Petit Trou de Nippes, sekitar 150 km barat Ibu Kota Port-au-Prince, dengan gempa di kedalaman 10 km.

Meski pusat gempa jauh dari Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, tapi gempa yang mengguncang pukul 08.30 waktu setempat itu sangat terasa getarannya di Ibu Kota.

Baca Juga: Polisi Tangkap Kepala Keamanan Presiden Haiti Terkait Plot Pembunuhan 

1. Terjadi banyak gempa susulan yang membuat warga berteriak ketakutan

304 Orang Tewas dan 1.800 Orang Terluka Akibat Gempa Haiti Ilustrasi gempa bumi. (IDN Times/Sukma Shakti)

Dilansir ANTARA, Minggu (15/8/2021), getaran gempa bahkan terasa hingga Kuba dan Jamaika. Gempa ini disebutkan lebih besar dan lebih dangkal dari gempa berkekuatan 7 SR yang terjadi pada 11 tahun lalu, dan menewaskan puluhan ribu orang di negara pulau itu.

Layanan Perlindungan Sipil Haiti mengatakan, sedikitnya 304 orang tewas akibat gempa Sabtu kemarin, dan 1.800 orang terluka.

Tidak hanya memakan korban jiwa, otoritas setempat menyatakan, gempa juga telah meruntuhkan gereja, hotel, dan rumah. Di kota besar terdekat yakni Les Cayes, banyak bangunan runtuh dan petugas tengah berjuang mencari korban selamat.

"Saya melihat mayat-mayat ditarik keluar dari puing-puing, orang-orang yang terluka dan mungkin tewas," kata penduduk Les Cayes, Jean Marie Simon, 38, yang berada di pasar saat gempa melanda dan berlari pulang untuk memastikan apakah keluarganya selamat. "Saya mendengar tangisan kesakitan di mana-mana yang saya lewati."

Istri dan anaknya yang berusia 2 tahun tengah mandi saat gempa mengguncang dan berlari ke jalan dalam keadaan telanjang, tepat sebelum bagian depan rumah runtuh. Simon memberi istrinya bajunya dan mereka berlindung di halaman gereja bersama penduduk setempat lainnya. Rumah ibunya juga ambruk.

"Ada banyak gempa susulan dan setiap kali ada, orang-orang berlarian dan berteriak," katanya. "Kakiku masih gemetar."

2. Air sempat membanjiri kota hingga membuat warga panik akan terjadi tsunami

304 Orang Tewas dan 1.800 Orang Terluka Akibat Gempa Haiti Ilustrasi pantai (IDN Times/Sunariyah)

Di Les Cayes, penduduk setempat mengatakan, air sempat membanjiri kota pesisir berpenduduk 126.000 jiwa itu, sehingga membuat panik warga akan terjadi tsunami. Tapi air kemudian surut.

Saluran media Haiti melaporkan, beberapa orang di sepanjang pantai telah menyelamatkan diri ke pegunungan.

Sistem Peringatan Tsunami AS mengeluarkan peringatan tsunami setelah gempa, namun tak lama kemudian peringatan itu dicabut.

Besarnya dampak gempa mengakibatkan Perdana Menteri Ariel Henry mengumumkan keadaan darurat selama sebulan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun langsung menunjuk Samantha Power, administrator Badan Pembangunan Internasional AS, untuk memberikan bantuan kepada Haiti.

3. Gempa besar mengguncang sebulan lebih setelah pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise

304 Orang Tewas dan 1.800 Orang Terluka Akibat Gempa Haiti Presiden Haiti, Jovenel Moise. (Instagram.com/jovenelmoise)

Di Ibu Kota Port-au-Prince, penduduk yang trauma dengan gempa 2010 berteriak dan berlarian ke jalan saat gempa mengguncang.

"Di lingkungan saya, saya mendengar orang-orang berteriak. Mereka lari keluar," kata warga Sephora Pierre Louis. "Setidaknya mereka tahu untuk pergi keluar. Pada 2010, mereka tidak tahu harus berbuat apa. Orang-orang masih di luar di jalan."

Gempa yang terasa hingga Kuba itu membuat warga Kuba ketakutan. "Semua orang benar-benar takut. Sudah bertahun-tahun sejak gempa besar seperti itu," kata Daniel Ross, seorang penduduk di kota Guantanamo, Kuba timur.

Dia mengatakan, rumahnya masih berdiri kokoh tetapi perabotannya bergetar.

"Saya merasakannya. Gempa itu membangunkan saya. Atap saya agak berisik," kata Danny Bailey, 49, di Kingston.

Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) juga melaporkan gempa di wilayah tersebut, seraya mengatakan gempa itu berkekuatan 7,6, sementara pusat seismologi Kuba mengatakan gempa berkekuatan 7,4.

Gempa bumi ini terjadi sebulan lebih setelah pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, yang telah memperdalam gejolak politik di negara ini. Tidak hanya menghadapi gejolak politik, kelaparan juga melanda sebagian besar wilayah Haiti, termasuk masalah layanan kesehatan terkait penangan COVID-19. Kini muncul masalah baru dampak gempa.

Baca Juga: Presiden Haiti Moise Tewas Ditembak, Ini Rentetan Persiapan Pembunuhan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya