Awasi Warga Palestina, Israel Pasang Senjata Canggih di Tepi Barat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Militer Israel, pada Rabu (16/11/2022), memasang senjata robotik di Tepi Barat yang rawan terhadap kerusuhan. Alat tersebut dapat menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru spons untuk menghadapi pengunjuk rasa Palestina.
Melansir AP, senjata yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan itu dihadapkan ke arah kamp pengungsi di Al-Aroub, yang pemukimannya tergolong padat di Tepi Barat.
Israel mengatakan bahwa teknologi itu dapat menyelamatkan nyawa, baik untuk orang Israel maupun Palestina. Namun, para kritikus menilai bahwa tindakan itu punya maksud lain, yakni untuk menjaga tentaranya dari bahaya kerusuhan.
1. Senjata dihadapkan ke arah kamp pengungsi Al-Aroub
Sistem kendali senjata jarak jauh itu dipasang seiring meningkatnya kerusuhan di Tepi Barat. Terlebih, pemilu Israel yang dimenangkan aliansi partai ultranasionalis dari mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menimbulkan kekhawatiran, ihwal lebih banyak kekerasan di wilayah konflik itu.
Dua menara kembar, yang masing-masing dilengkapi lensa pengawas dan senapan, baru-baru ini dipasang senjata canggih. Menara yang dijaga oleh pasukan Israel Itu juga dilengkapi dengan kamera pengintai yang dipasang menghadap ke kamp pengungsi di Al-Aroub di Tepi Barat selatan.
Bulan lalu, militer Israel juga menempatkan robot di dekat kota Hebron. Wilayah itu sering terjadi bentrokan antara pasukannya dengan warga Palestina. Namun pihaknya menolak menanggapi terkait rencana penyebaran sistem serupa di tempat lain di Tepi Barat.
Aktivis Palestina, Issa Amro, mengatakan bahwa warga Hebron khawatir atas robot tersebut. Sebab, ada kemungkinan penyalahgunaan atau diretas pada situasi yang mengancam. Masyarakat juga benci atas perlakuan yang dianggapnya sebagai uji coba senjata terhadap warga sipil.
“Kami bukan pelatihan dan simulasi untuk perusahaan Israel, ini adalah sesuatu yang baru yang harus dihentikan,” kata aktivis itu.
Tidak ada pasukan Israel yang berada di samping robot itu. Sebaliknya, senjata itu dikendalikan dengan remote control oleh tentara yang berjaga di dalam menara, yang sewaktu-waktu dapat menembak sasarannya.
Baca Juga: Tikam Warga Israel Sampai Tewas, Warga Palestina Ditembak Mati
2. Israel klaim senjata terbaru tidak mematikan
Editor’s picks
Israel mengatakan bahwa sistem itu masih tahap pengujian dan hanya menembakkan senjata tidak mematikan, seperti peluru berujung spons dan gas air mata untuk mengendalikan massa.
Namun, warga Al-Aroub mengatakan, menara itu telah berulang kali menembakan gas air mata dan mengenai kamp di lereng bukit.
“Kami tidak membuka jendela, kami tidak membuka pintu. Kami tahu untuk tidak membuka apa pun,” kata Hussein al-Muzyeen, penjaga toko di Al-Aroub.
Banyak negara yang menggunakan senjata robot untuk alutsistanya. Adapun senjata yang mirip dengan sistem milik Israel juga telah digunakan oleh Amerika Serikat di Irak dan Korea Selatan di sepanjang perbatasan dengan Korea Utara, dan berbagai kelompok pemberontak di Suriah.
Israel, yang terkenal karena teknologi militernya yang canggih, merupakan salah satu produsen drone terkemuka di dunia yang mampu meluncurkan rudal secara presisi.
Sejauh ini, pihaknya telah membangun pagar di sepanjang perbatasan dengan jalur Gaza, yang dilengkapi dengan radar, hingga sensor di dalam bawah tanah dan perairan.
3. Senjata Israel dinilai membahayakan nyawa
Melansir ABC, militer Israel juga tengah menguji dan menggunakan teknologi pengawasan canggih melalui pengenalan wajah dan pengumpulan biometrik pada warga Palestina. Tujuannya adalah menavigasi rutinitas penduduk, seperti yang digunakan saat mengajukan izin perjalanan ke negaranya.
"Israel menggunakan teknologi sebagai sarana untuk mengontrol penduduk sipil," kata juru bicara kelompok hak asasi Israel B'Tselem, Dror Sadot.
Dia mengatakan, senjata peluru spons yang diklaim tidak mematikan oleh militer Israel, bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa hingga menyebabkan kematian.
Baca Juga: AS Akan Investigasi Kematian Jurnalis Palestina, Israel Marah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.