Di Ambang Krisis Energi, Inggris Justru Ogah Suruh Warganya Hemat Gas

Inggris yakin stok energi cukup untuk hadapi musim dingin

Tangerang Selatan, IDN Times - Pemerintah Inggris, pada Jumat (7/10/2022), menegaskan tidak akan meminta warganya untuk menghemat gas. Pernyataan itu muncul di saat Uni Eropa (UE) berupaya mengurangi penggunaan energi untuk hadapi musim dingin.

Pendekatan itu terlihat bertentangan dengan UE, lantaran blok dengan 27 anggota itu telah sepakat untuk mengurangi penggunaan gas sebesar 15 persen.

1. Inggris yakin pasokan energi cukup untuk hadapi musim dingin  

Menteri Iklim Inggris, Graham Stuart, mengatakan bahwa setiap kampanye mengenai penghematan energi yang berbasis publik, tidak akan mengurangi risiko pasokan di negaranya.

"Kami tidak dalam bisnis memberi tahu orang bagaimana menjalani hidup mereka (menghemat gas)," ujar Stuart.

Menurut laporan National Grid, Inggris akan mengalami pemadaman listrik saat musim dingin apabila sektor rumah dan bisnis tidak menghemat energi dari sekarang. Hal itu bisa diperparah apabila London tidak mengimpor listrik dan gas yang cukup dari Eropa.

"Jadi fakta bahwa seseorang telah mengurangi penggunaan energi mereka, seminggu sebelum atau bahkan sehari sebelum Anda mencapai puncak tidak akan membuat perbedaan untuk keamanan pasokan," kata Stuart.

"Dalam semua skenario utama, kami akan baik-baik saja," tambah dia, dikutip dari Reuters.

Di bawah Perdana Menteri terbaru Liz Truss, Inggris telah memutuskan untuk meningkatkan pasokan energinya. Truss menegaskan bahwa memperkuat pasokan merupakan prioritas mutlak.

Bulan lalu, Truss mencabut larangan Fracking untuk gas serpih. Pekan ini, pihaknya meluncurkan putaran lisensi terhadap eksplorasi minyak dan gas.

Baca Juga: Iran Panggil Dubes Inggris: Jangan Ikut Campur Urusan Negara Kami!

2. Penghematan listrik adalah gerakan sukarela

Imbas perang Rusia-Ukraina, seluruh negara di Eropa berbondong-bondong mencari alternatif pasokan energi jelang musim dingin. Harga minyak dan gas juga meningkat akibat balasan sanksi dari Moskow terhadap hukuman Barat.

Jerman, yang sebagian besar pasokan gasnya berasal dari Rusia, telah mengeluarkan peringatan krisis musim dingin. Italia juga telah menyusun rencana untuk menghemat penggunaan pemanas bagi sektor rumah tangga dan bisnis selama musim dingin nanti.

Prancis mengatakan bahwa pemerintah tidak memaksa perusahaan dalam negeri untuk menghemat energi sesuai misi ketenangan energi, lantaran gerakan itu hanya bersifat sukarela.

Namun, ketika Stuart ditanya apakah warga Inggris perlu lebih sedikit menggunakan energi, dia menjawab: "Kami tidak mengirimkannya sebagai pesan."

"Hal terakhir yang ingin Anda lakukan adalah memberi tahu seseorang untuk mematikan sesuatu untuk kebutuhan nasional ketika tidak ada bedanya dengan posisi keamanan (energi) nasional," katanya, seraya menambahkan bahwa dia tidak mengharapkan pemadaman listrik terjadi.

3. PM Liz Truss sengaja halangi kampanye penghematan energi 

Berbeda dengan negara eropa lain, 80 persen rumah di Inggris menggunakan gas untuk kebutuhan rumah tangga. London tidak memiliki tempat penyimpanan gas skala besar, tepatnya setelah Centrica menutup fasilitas gas di Rough pada 2017. 

Menurut laporan The Times, Truss secara ideologis menentang kampanye penghematan energi. Perdana menteri itu khawatir lantaran aksi tersebut tergolong intervensionis untuk publik Inggris.

Meski begitu, Stuart menepis laporan tersebut, seraya menegaskan bahwa Inggris tetap berkomitmen terhadap program nol emisi karbon.

Baca Juga: Biaya Hidup di Inggris Melonjak, PM Liz Truss Akan Batasi Harga Energi

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya