Diduga Jadi Agen Asing, Diplomat Jepang Disiksa oleh Rusia 

Jepang desak Rusia ajukan permintaan maaf

Tangerang Selatan, IDN Times - Jepang pada Selasa (27/9/2022) memprotes Rusia terkait penahanan diplomatnya atas dugaan spionase. Jepang membantah tuduhan itu dan menyebut Kremlin melakukan interogasi yang kejam.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan, pejabatnya ditahan pada 22 September dan diinterogasi dengan mata tertutup. Tangan dan kepala konsulat itu ditekan dan tidak bisa bergerak. Atas dasar itu, pihaknya menuntut Rusia untuk menyampaikan permintaan maaf.

1. Jepang sesali penangkapan diplomatnya oleh Rusia

Pada Senin (26/9/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia menyurati Kedutaan Besar Jepang di Moskow, menyampaikan bahwa konsuler itu dinyatakan sebagai persona non-grata atau orang yang tidak diinginkan karena melakukan kegiatan spionase. Pihaknya juga memerintahkan pejabat tersebut untuk meninggalkan Rusia dalam waktu 48 jam.

"Kegiatan ilegal yang dituduhkan oleh pihak Rusia sama sekali tidak berdasar," kata Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno.

Perlakuan pihak berwenang itu mengintimidasi saat interogasi dilakukan. Penanganan seperti itu melanggar konvensi Wina dan perjanjian Jepang-Rusia terhadap urusan konsuler, ujar Matsuno.  

“Ini sangat disesalkan dan sama sekali tidak dapat diterima,” kata Matsuno, dikutip dari Al Jazeera.

Hingga kini, pejabat itu telah dibebaskan tanpa masalah kesehatan dan dijadwalkan pulang ke Jepang pada Rabu (28/9/2022).

Perselisihan itu merupakan contoh terbaru dari memburuknya hubungan antara kedua negara, sejak Jepang memberlakukan sanksi untuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Jepang dan Rusia telah mengusir sejumlah diplomat. Moskow juga membatalkan negosiasi damai dengan Tokyo, yaitu diskusi mengenai pulau-pulau sengketa yang dikuasai Soviet pada akhir Perang Dunia II.

Baca Juga: Jadi Mata-mata Asing, Diplomat Jepang Diusir dari Rusia

2. Diplomat Jepang dituduh mencari informasi mengenai dampak sanksi barat terhadap Rusia

Kremlin mengumumkan bahwa pihaknya telah menahan seorang konsulat Jepang yang berbasis di kota timur Vladivostok. Alasannya adalah pejabat diminta oleh pihak lain untuk mencari sejumlah informasi terkait Rusia. 

“Seorang diplomat Jepang ditahan saat menerima, dengan imbalan imbalan finansial, informasi terbatas tentang kerja sama Rusia dengan negara lain di kawasan Asia-Pasifik,” ujar Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), mengatakan melalui layanan persnya.

Laporan lain dari FSB, pejabat bernama Tatsunori Motoki itu diketahui mencari informasi tentang dampak sanksi barat di wilayah Primorye dan sekitarnya. 

3. Rusia anggap Jepang sebagai negara musuh

Berulang kali, Kremlin menyebut Jepang sebagai negara musuh, sebutan itu juga ditujukan kepada Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa dan sekutu barat lainnya. 

Sebutan itu dimulai sejak Tokyo bergabung dengan barat dalam menerapkan sanksi untuk Moskow, tepatnya setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari.

Adapun sanksi terbaru pemerintah Jepang pada Senin adalah melarang ekspor bahan-bahan yang dapat digunakan untuk senjata kimia kepada 21 organisasi Rusia, termasuk untuk laboratorium sains, dikutip dari Chron.

Baca Juga: Pria Nazi yang Sakit Jiwa Serang di Sekolah Rusia, 17 Orang Tewas 

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya