Junta Myanmar Akan Pulangkan Ribuan Pengungsi Rohingya dari Bangladesh

Sekitar 1.140 pengungsi akan dipulangkan

Jakarta, IDN Times - Delegasi Myanmar akan berkunjung ke kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh pekan ini. Hal itu untuk memverifikasi ratusan pengungsi yang akan dipulangkan melalui proyek repatriasi percontohan. 

Meski demikian, pejabat Bangladesh belum bisa memastikan kapan para pengungsi dipulangkan ke Myanmar.

Pada Rabu (15/3/2023), hampir satu juta pengungsi muslim Rohingya tinggal di beberapa kamp di distrik Cox’ Bazar di perbatasan Bangladesh. Mayoritas pengungsi melarikan diri dari penindasan Junta Militer Myanmar sejak 2017.

1. Bangladesh janji bantu pulangkan Rohingya ke Myanmar

Junta Myanmar Akan Pulangkan Ribuan Pengungsi Rohingya dari BangladeshIlustrasi kamp pengungsi (unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Komisaris Bantuan dan Pemulangan Pengungsi Bangladesh di Cox’s Bazar, Mohammed Mizanur Rahman, mengatakan ada 1.140 Rohingya yang akan dipulangkan melalui proyek itu.

Mizanur Rahman menjelaskan, sekitar 711 orang di antaranya telah diverifikasi. Sementara 429 lainnya, termasuk beberapa bayi yang baru lahir, masih diproses.

Pejabat itu menambahkan, pemerintah siap mengirim pengungsi Rohingya pulang ke Myanmar. Namun, dia tidak tahu kapan pemulangan bisa dimulai.

Hingga kini, tidak ada tanggapan dari junta militer Myanmar soal proyek tersebut.

Baca Juga: Isu Myanmar Harus Diperhatian Semua Negara Anggota ASEAN 

2. China berperan sebagai mediator dalam proyek pemulangan Rohingya  

Junta Myanmar Akan Pulangkan Ribuan Pengungsi Rohingya dari BangladeshIlustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Duta Besar China untuk Bangladesh berharap pemulangan pengungsi pada gelombang pertama bisa segera terwujud. Dalam proyek itu, Beijing dilaporkan terlibat sebagai mediator.

"Masyarakat internasional sedang bermain pingpong dengan Rohingya," kata Tun Khin, Presiden Organisasi Rohingya Burma Inggris, dikutip Reuters

Tun Khin berpendapat, proses repatriasi membuat pengungsi Rohingya berhadapan pada posisi sulit. Sebab, bertahan di Bangladesh atau pulang ke Myanmar tidak akan menghilangkan penderitaan mereka.

“Pengungsi Rohingya menghadapi pilihan yang mustahil. Tetap dalam kondisi yang mengerikan di kamp-kamp pengungsi di mana ransum dipotong, atau kembali ke negara asal mereka di mana kebijakan genosida berlanjut," ujar Tun Khin.

“Ini bukan proses repatriasi, ini proses hubungan masyarakat. Pemerintah ingin mengklaim kemajuan padahal sebenarnya isu inti perlakuan terhadap Rohingya oleh militer Myanmar diabaikan,” sambung dia.

3. Para Rohingya hidup menderita di kamp pengungsi Bangladesh  

Junta Myanmar Akan Pulangkan Ribuan Pengungsi Rohingya dari BangladeshIlustrasi kapal (pixabay.com/Gerd Altmann)

Diketahui, para pengungsi difasilitasi puluhan ribu gubuk yang terbuat dari bambu dan lembaran plastik tipis. Kondisi itu berbahaya bagi kehidupan mereka.

Dua tahun lalu, terjadi kebakaran besar yang mengakibatkan 15 pengungsi tewas. Bencana itu membuat 10 ribu rumah hancur dan menyisakan 12 ribu orang tanpa tempat berlindung. 

Pengungsi Rohingya dibuat menderita akibat kurangnya pekerjaan dan pendidikan. Tak hanya itu, kasus kejahatan juga kian melonjak.

Di tengah keputusasaan, banyak Rohingya meninggalkan Bangladesh. Mereka pergi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia lewat perjalanan laut yang berbahaya. 

Menurut laporan PBB, setidaknya 348 Rohingya tewas dalam perjalanan laut tahun lalu, dilansir Al Jazeera.

Baca Juga: Kemlu: Belum Ada Diplomasi dari Jenderal ke Myanmar

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya