Menlu Ukraina: Senjata Kami Cukup untuk Mulai Serang Balik Rusia  

Ukraina harap negara-negara Barat terus pasok senjata

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, pada Senin (5/6/2023), mengatakan bahwa negaranya memiliki cukup senjata untuk melancarkan serangan baliknya terhadap Rusia. Hal itu diungkap dalam rangka meraih kemenangan agar bisa bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam wawancara kepada Reuters di Kiev, Kuleba mengatakan bahwa keanggotaan NATO hanya mungkin diperoleh apabila perang diakhiri dengan kemenangan Ukraina. 

Selama beberapa bulan, Ukraina telah melancarkan serangan besar-besaran demi merebut 18 persen wilayahnya yang diduduki Rusia. Dalam serangan itu, Kiev menggunakan sejumlah tank, mobil lapis baja, dan artileri yang dipasok negara-negara Barat.

1. Target besar Ukraina adalah jadi anggota NATO 

Menlu Ukraina: Senjata Kami Cukup untuk Mulai Serang Balik Rusia  Potret bendera anggota NATO (twitter.com/jensstoltenberg)

Pada Senin, wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan, pasukannya beralih ke operasi defensif di beberapa garis depan pertempuran. Ia juga membantah klaim Moskow bahwa Kiev telah memulai serangan besar-besaran.

Kuleba tidak mengonfirmasi soal dimulainya serangan balik. Namun, ia menjelaskan yang terpenting bukanlah kapan dimulainya rencana tersebut, melainkan itu berakhir dengan kemenangan Ukraina.

Terkait keanggotaan NATO, Kuleba mengatakan itu adalah target besar berikutnya. Asa untuk gabung NATO terlihat setelah beberapa sekutunya sepakat melatih pilot-pilot Ukraina untuk menerbangkan jet tempur F-16, dilansir Al Arabiya.

"Kami (sudah) membuka kunci semua senjata. Tidak ada yang besar yang tersisa untuk diperjuangkan," ujar Kuleba soal persenjataan Barat yang telah lama diincar Ukraina, dikutip dari Reuters.

"Keanggotaan NATO tidak dapat menghentikan perang ini, tetapi keanggotaan NATO akan menghentikan perang lebih lanjut. Inilah sebabnya mengapa cara terbaik untuk memastikan keamanan di kawasan ini adalah datang ke saat ketika Ukraina menjadi anggota NATO," sambung dia.

Pada Senin dini hari waktu setempat, Rusia mengklaim telah menggagalkan serangan besar-besaran di Ukraina timur. Disebutkan, Kiev mengerahkan enam batalyon mekanis dan dua batalyon tank di Donetsk selatan, mengutip New York Post.

Baca Juga: Belgia Selidiki Dugaan Senjatanya Dipakai Menyerang Rusia 

2. Ukraina harap sekutu terus pasok senjata demi keberhasilan serangan balik  

Kuleba mengatakan, meski Ukraina memiliki persenjataan cukup, pihaknya membutuhkan sekutunya terus memasok senjata demi keberhasilan serangan balasan. 

"Ketika Anda melakukan serangan balik, memiliki senjata yang cukup untuk memulainya adalah satu hal, tetapi hal lain untuk memastikan kesinambungan pasokan agar dapat berlanjut selama diperlukan," papar dia.

Kuleba pun meyakini bahwa sekutu Ukraina bakal terus memasok senjata. Akan tetapi, ia juga menggarisbawahi bahwa beberapa mitranya akan kesulitan soal kapasitas produksinya.

Berdasarkan laporan NATO awal tahun ini, Ukraina menghabiskan stok amunisi jauh lebih cepat hingga melampaui target yang diproduksi negara-negara Barat. Hal itu membuat stok persenjataan sekutu sangat terkuras.

“Sangat penting bagi mitra untuk meningkatkan produksi senjata, tidak hanya untuk Ukraina tetapi untuk diri mereka sendiri. Ini bisa dilakukan, ini sedang dilakukan, tapi saya pikir upaya harus ditingkatkan,” kata Kuleba.

3. Ukraina sebut pemberontakan di Belgorod adalah hasil internal Rusia 

Menlu Ukraina: Senjata Kami Cukup untuk Mulai Serang Balik Rusia  Ilustrasi tentara (unsplash.com/Specna Arms)

Kuleba menanggapi soal serangan terbaru oleh pemberontak di kota Belgorod, Rusia, yang mengklaim didalangi Ukraina. Menurutnya, kekerasan itu adalah hasil masalah internal Rusia dan bukan urusan Kiev.

Sebelumnya, pejabat Belgia mengatakan sedang menyelidiki dugaan penggunaan senjata Barat oleh milisi di Belgorod. Pasalnya, negara-negara Barat melarang Ukraina menggunakan senjata untuk menyerang wilayah Rusia, dikutip dari Associated Press.

Kendati begitu, Kuleba mengatakan bahwa kementerian belum mendapat pengaduan resmi soal pemberontakan di Belgorod.

“Biasanya kalau mau menyampaikan keprihatinan terhadap sesuatu, kirim nota, dan kami belum menerima apa-apa,” ungkap dia.

Baca Juga: Tewaskan 250 Tentara, Rusia Klaim Gagalkan Serangan Ukraina

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya