Polisi Inggris Akui Sering Memerkosa Korban Kejahatan Selama 20 Tahun

PM Inggris desak Kepolisian London berantas petugas korup

Jakarta, IDN Times - David Carrick, perwira di Kepolisian Metro London, mengaku bersalah atas pemerkosaan dan pelecehan seksual dari 24 dakwaan. Perbuatan itu dilakukan selama hampir dua dekade.

Kepolisian Metro London dan Kejaksaan Inggris mengatakan bahwa, pria 48 tahun itu telah menyalahgunakan wewenang untuk mengendalikan dan mengintimidasi banyak korban wanita. Hukuman Carrick akan diputuskan pada 6 Februari.

1. PM Rishi Sunak desak polisi London bebenah  

Polisi Inggris Akui Sering Memerkosa Korban Kejahatan Selama 20 TahunPotret Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak (twitter.com/10DowningStreet)

Dilansir Reuters, juru bicara Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengatakan, kasus Carrick adalah hal yang mengerikan. Pihaknya mendesak kepolisian London untuk memulihkan keadaan.

"Ini adalah kasus yang mengerikan dan perhatian perdana menteri tertuju pada semua korbannya," kata juru bicara Sunak, pada Senin (16/1/2023). 

"Pasukan polisi harus membasmi para petugas ini untuk memulihkan kepercayaan publik, yang telah dihancurkan oleh peristiwa penting seperti ini," sambung dia.

Merespons hal itu, kepolisian menyatakan permohonan maaf karena gagal menemukan indikasi pelecehan oleh Carrick pada sebelumnya. Pihaknya juga memuji korban karena berani melaporkan kasus tersebut.

"Karena kami tidak melakukannya, kami kehilangan kesempatan untuk mengeluarkannya dari organisasi. Kami benar-benar menyesal Carrick terus menggunakan perannya sebagai polisi untuk memperpanjang penderitaan para korbannya," kata Barbara Grey, Asisten Komisaris Kepolisian Metro.

Sejak bergabung dengan polisi pada 2001, Carrick kerap mengurung para korban secara finansial dan sosial. Semasa bertugas, ia sering menahan korban dengan perilaku yang bertentangan terhadap hak para wanita, seperti mengontrol pakaian mereka dan mengatur kapan untuk tidur.

Baca Juga: Hadapi Gerakan Protes, Inggris Berencana Revisi UU Ketertiban Umum

2. Polisi London sering mengintimidasi, diskriminasi rasial, dan misogini

Melansir Al Arabiya, tingkat kepercayaan publik terhadap Polisi Metro terlanjur menurun sejak tahun lalu. Sebab, beberapa petugas kerap ditemukan melakukan intimidasi, diskriminasi rasial, dan misogini.

Terkait kasus Carrick, Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan, pernyataan terdakwa perlu ditanggapi secara serius. Pasalnya, perwira itu mengaku bersalah atas 49 dakwaan dari 12 korban sepanjang 2003-2020. 

"Pertanyaan serius harus dijawab tentang bagaimana dia bisa menyalahgunakan posisinya sebagai perwira dengan cara yang menghebohkan ini," kata Khan. 

Kepala kepolisian London, Mark Rowley, yang ditunjuk pada Juli 2022 untuk memberantas aparat nakal, bersumpah akan memecat petugas yang korup, rasis, dan melanggar hukum.

3. Kepolisian London didesak untuk reformasi  

Pada Oktober 2021, muncul sebuah tinjauan independen terhadap kepolisian London yang menyerukan reformasi radikal. Hal itu karena banyak ratusan staf dan perwira yang dituduh melakukan pelanggaran.

Peninjauan itu dilakukan setelah seorang polisi dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tindakan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Sarah Everard.

Baca Juga: Inggris akan Kirim Tank Tempur Utama ke Ukraina untuk Lawan Rusia

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya