Xi Jinping Ingin Anggota SCO Kompak dan Halau Intervensi AS-Sekutu

SCO termasuk Rusia dan India, diharapkan mampu saingi G7  

Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden China Xi Jinping mengatakan, Rusia dan para pemimpin Asia tengah harus mencegah adanya “revolusi warna” yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Sekutu. Hal itu diungkapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan pada Jumat (17/9/2022).

"Dunia telah memasuki periode baru perubahan yang bergejolak, kita harus memahami tren jaman, memperkuat solidaritas dan kerja sama, dan mempromosikan pembangunan komunitas takdir yang lebih dekat dengan Organisasi Kerjasama Shanghai," kata Xi.

Baca Juga: Wajah Putin Cemberut saat Xi Jinping Singgung soal Perang Ukraina

1. Xi Jinping sindir blok AS dan sekutu  

Melansir SCMP, Xi mengkritik adanya “zero-sum games dan blok politik” yang dilakukan AS dan sekutu. Menurutnya, langkah seperti itu menghalangi kebangkitan China untuk meraih status sebagai negara adidaya.

"Kita harus mendukung upaya satu sama lain untuk menjaga keamanan dan kepentingan pembangunan, mencegah kekuatan eksternal dari melakukan revolusi warna, dan bersama-sama menentang campur tangan dalam urusan internal negara lain dengan dalih apa pun," ujar Xi.

Bulan depan, Partai Komunis China berencana untuk memungkinkan Xi meraih masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Hal itu merupakan upaya Beijing untuk mengantisipasi gerakan AS dan sekutu melakukan revolusi warna.

Pemimpin China itu dilaporkan absen dari makan malam yang dihadiri 11 kepala negara. Alasannya terkait kebijakan delegasinya mengenai protokol COVID-19. 

Pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Xi Jinping khawatir terhadap situasi di Ukraina. Putin mengapresiasi pemimpin China itu karena berpihak kepada posisi yang “seimbang” dalam konflik tersebut. Meski begitu, Xi tidak terlihat menyinggung soal perang Ukraina melalui pernyataan resminya.

Baca Juga: Xi Jinping dan Putin Akan Bertemu, Bahas Ukraina dan Taiwan 

2. PM India singgung Putin mengenai perang di Ukraina  

Dalam agenda yang sama pada Sabtu (16/9/2022), Perdana Menteri India, Narendra Modi mengatakan kepada Putin, bahwa sekarang “bukan waktunya untuk perang”. Hal itu diungkapkan setelah mundurnya pasukan Moskow di sejumlah wilayah Ukraina Timur.

"Saya tahu bahwa era hari ini bukanlah era perang, dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang ini," ujar Modi.

Menurut laporan Reuters, ketika PM India membuat pernyataan itu, Putin terlihat mengerucutkan bibirnya, melirik ke Modi lalu menunduk sebelum mengusap-usap kepalanya.

Merespons pernyataan Modi, Putin mengatakan bahwa dirinya memahami adanya kekhawatiran dari India mengenai Ukraina. Dia juga menegaskan, Moskow berupaya melakukan cara apapun untuk mengakhiri konflik tersebut.

"Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina, kekhawatiran yang terus-menerus Anda ungkapkan. Kami akan melakukan segalanya untuk menghentikan ini sesegera mungkin." kata Putin. 

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa Kiev akan berjuang sampai mengusir semua pasukan Rusia dari wilayahnya. Sejauh ini, India merupakan konsumen kedua dalam pembelian minyak Rusia setelah China.

Baca Juga: AS Baper karena India Ikut Latihan Militer Bareng Rusia dan China

3. Rusia tuduh AS berencana melakukan revolusi warna pada keanggotaan SCO

Xi Jinping Ingin Anggota SCO Kompak dan Halau Intervensi AS-SekutuIlustrasi bendera Amerika Serikat (Unsplash.com/Steve Harvey)

Sebelumnya, Putin telah berulang kali mengatakan, bahwa AS sedang merencanakan revolusi warna pada negara-negara pecahan Uni Soviet.  Meski begitu, Washington membantah tuduhan itu dan menyebut presiden Rusia itu hanya bersikap paranoid.

Hal yang sama diungkapkan oleh China, mereka mengajak anggota SCO menentang pihak yang berusaha campur tangan dalam urusan internal negara.

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya