Demo BBM di Angola Ricuh, 5 Orang Tewas

Subsidi energi dikurangi, harga BBM melambung

Jakarta, IDN Times - Kericuhan terjadi dalam demo kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Angola. Sebanyak lima orang tewas akibat insiden ini.

Munculnya korban jiwa disebabkan oleh tindakan polisi yang melepaskan tembakan ke sekelompok pengemudi taksi dan pengunjuk rasa lainnya saat memprotes tingginya harga BBM.

Protes ini dilancarkan, imbas dari keputusan pemerintah yang mengurangi subsidi bahan bakar di negara tersebut.

"Sangat disayangkan, kematian lima warga dan cederanya delapan orang lainnya tidak dapat dihindari menyusul tindakan kekerasan dan konfrontasi dengan pasukan polisi," kata juru bicara polisi setempat, Martinho Cavito, yang dikutip dari Fin24, Rabu (7/6/2023). 

2. Awal mula pemicu bentrokan

Demo BBM di Angola Ricuh, 5 Orang TewasIlustrasi demo. IDN Times/Mardya Shakti

Bentrokan terjadi, setelah pemerintah mengumumkan pemotongan subsidi untuk bensin, yang mengakibatkan kenaikan tajam harga bahan bakar di negara Afrika bagian selatan itu.

Sebagian besar, pengemudi taksi dan sepeda motor melawan pasukan keamanan di Huambo, sekitar 620 kilometer (385 mil) tenggara Luanda, dimulai pada Senin pagi.

"Akibat (kejadian ini) 34 orang ditangkap dan imbas protes tersebut, Huambo menjadi kekurangan layanan taksi," ucapnya.

Tak cuma warga, partai oposisi terbesar Angola, UNITA, juga melancarkan aksi protes di Luanda, pekan lalu.

Baca Juga: Ribuan Millennial Angola Gelar Aksi Tolak Hasil Pemilu

2. Usai bentrokan situasi keamanan kembali kondusif

Demo BBM di Angola Ricuh, 5 Orang TewasIlustrasi bentrokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kondisi baru bisa dikendalikan oleh polisi pada Selasa (6/6/2023). Pihak kepolisian menyatakan keamanan Huambo kini sudah kembali kondusif.

"Kota Huambo sekarang tenang. Situasi keamanan publik stabil," ucap Cavito.

3. Angola pengeskpor minyak terbesar di Afrika

Demo BBM di Angola Ricuh, 5 Orang TewasIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Protes yang dilancarkan warga cukup wajar, mengingat Angola merupakan salah satu pengekspor minyak terbesar di Afrika Sub-Sahara, bersama Nigeria. Mereka merasa heran dengan kebijakan pemerintah, lantaran faktanya berbanding terbalik.

Namun, pada kenyataannya, pemerintah Angola mengaku ekonomi dalam negeri begitu tertekan karena harga minyak dunia yang terus turun sejak 2014.

Baca Juga: Kiprah Dos Santos, Eks Presiden Angola dari Keluarga Penambang Batu

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya