Dubes Priyo: Kolombia Negara yang Aman, Jangan Ragu Datang

Ada 1.000-an pengikut SUBUD

Bogota, IDN Times - Priyo Iswanto punya tugas berat. Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Kolombia, Saint Christopher & Nevis, Antigua, dan Barbuda itu harus bersaing dengan pengaruh yang ditebar film Hollywood yang masih memiliki persepsi bahwa Kolombia adalah negara yang tidak aman.

Negeri di Amerika Latin ini identik dengan sosok Pablo Escobar, gembong kartel narkoba yang menguasai Medellin, kota terbesar kedua di Kolombia. Bogota, ibu kota negeri, pernah menjadi sasaran serangan pengikut Escobar dan medan perang antara pemerintah dengan Pasukan Revolusioner Kolombia (FARC), yang sejak 1964 menebar teror berdarah bagi warga.

Konflik berkepanjangan itu reda ketika pada 2016, Presiden Juan Manuel Santos berhasil meneken kesepakatan damai dengan FARC. Situasi membaik. Meski belakangan muncul gejala ketidakpuasan atas implementasi kesepakatan damai.

Betapa pun, keseharian di kota-kota di Kolombia tak seseram yang digambarkan di film-film. "Tentu masih ada aksi kriminalitas yang lumrah terjadi di kota-kota besar. Tapi, secara umum Kolombia aman untuk didatangi. Jangan ragu datang," ujar Dubes Priyo, saat ditemui IDN Times di KBRI di Bogota, Selasa, 11 Februari 2020.

Berikut percakapan dengan Dubes Priyo yang memulai tugas sejak Maret 2017.

Baca Juga: 5 Fakta Keindahan Sungai Pelangi di Kolombia, Ada Lima Warna Memukau

1. Kolombia negara terbesar keempat di Amerika Latin dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi

Dubes Priyo: Kolombia Negara yang Aman, Jangan Ragu DatangDubes RI untuk Kolombia Priyo Iswanto, 11 Februari 2020 (IDN Times/Uni Lubis)

Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Presiden waktu pelantikan agar para dubes itu lebih memfokuskan kinerja pada peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Oleh karena itu, kami pegang pesan Bapak Presiden itu, dan kami terjemahkan di sini ke dalam beberapa kegiatan.

Tapi yang penting digarisbawahi bahwa Kolombia ini merupakan ekonomi keempat di Amerika Latin, dan pada tahun 2019 yang lalu telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi di atas 3 persen dan merupakan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Amerika Latin. Demikian juga Indonesia ya, merupakan kekuatan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara dan juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen sebuah prestasi yang sangat bagus karena di tengah kesulitan ekonomi global.

Dari dua kondisi dan situasi yang dimiliki itu sebenarnya dua negara ini memiliki potensi yang sangat besar untuk diterjemahkan menjadi kerja sama yang konkret di bidang ekonomi dan perdagangan.

Sementara itu, kita melihat potensi tapi yang kita lihat kenyataan bahwa kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang masih sangat terbatas dan saya bisa sampaikan masih jauh di bawah potensi yang kita miliki bersama. Ini menjadi tugas dan PR (pekerjaan rumah) bersama kita.

Tapi, meskipun jauh dari potensi itu, ada tren sejak 2017, hubungan ekonomi kedua negara mengalami kenaikan pelan-pelan. Dari sekitar 15 persen itu dan surplus selalu di pihak Indonesia, seperti contoh ya, pada tahun 2017 total perdagangan bilateral mencapai US$138,4 juta dolar,  surplus di Indonesia. Ekspor dari Indonesia itu US$122,3 juta dolar, kemudian impor dari Kolombia hanya US$16 juta dolar

Jadi kalau dihitung surplusnya itu US$ 106 juta dolar lebih ya, jadi itu di atas 80 persen sendiri untuk surplusnya. Tahun 2018 juga meningkat volume perdagangan mencapai US$159,1 juta dolar, dan ekspor Indonesia mencapai US$141,08 juta dolar dan impor dari Kolombia hanya US$18 juta dolar.

Jadi naik sekitar US$2 juta dolar impor dari Kolombia. Dengan demikian, surplus juga sangat besar di pihak Indonesia. Tahun 2019, meskipun datanya belum komplit tapi juga menunjukan angka yang meningkat kurang lebih pada kisaran antara 15 persen tadi.

Apa saja produk yang diminati?

Kalau kita lihat item per item sangat panjang. Jadi, kalau kita lihat HS-nya panjang sekali sampai ratusan komoditi. Tapi bisa kita klasifikasikan, dari Indonesia banyak mengeskpor barang-barang manufaktur, khususnya untuk mendukung industri komputer, sparepart, electronic part, alat-alat kelistrikan, sparepart otomobil, ada juga garmen, ada juga bahan kimia.

Sementara kita mengimpor dari Kolombia machinery parts kemudian juga beberapa jenis kimia. Tapi kalau kita rinci saya mesti harus cek dengan HSNO, kimianya kimia apa, alat-alat permesinan juga apa.

Tapi yang sangat potensial dan selalu ingin didorong oleh Kolombia adalah kalau bisa memasukkan komoditas di produk pertanian. Sementara (untuk impor) dari kami, Indonesia kalau bisa kita tingkatkan pada produk industri strategis pertahanan, karena di sini memiliki potensi yang cukup besar untuk kerja sama di bidang itu, di sektor itu.

2. Jarak jauh dan persepsi publik soal Kolombia jadi kendala meningkatkan hubungan ekonomi

Dubes Priyo: Kolombia Negara yang Aman, Jangan Ragu Datang(Dubes RI untuk Kolombia Priyo Iswanto 11 Februari) Facebook/Uni Lubis

Nah, apa yang jadi kendala?

Yang jelas kendala utama adalah jarak, karena jarak geografis ini memiliki konsekuensi pada dua hal. Pertama, jarak tempuh yang cukup lama, kemudian berkonsekuensi juga pada biaya. Jadi kalau pengusaha kan melihatnya pingin cepat, pingin juga lebih murah. Jadi ini yang harus kita atasi.

Tapi saya percaya, karena kedua negara bisa saling melengkapi produknya yang tidak bisa dipenuhi masing-masing negara itu. Saya pikir ada kepentingan untuk saling berkomunikasi, berinteraksi, sehingga terjadi transaksi bisnis kedua negara. Sekarang sudah mulai masuk minat kerjasama.

Saya bisa menyampaikan bahwa Oktober tahun lalu pada kesempatan Trade Expo Indonesia di Jakarta, beberapa pengusaha Kolombia sudah berkunjung kesana dan beberapa melakukan penandatanganan MOU dan itu awalan yang baik untuk melakukan kerja sama yang konkret.

Demikian juga arus wisatawan, mulai banyak warga Kolombia yang berkunjung ke Indonesia. Tahun lalu mencapai lebih dari 5.000 warga negara, dan kami harapkan terus meningkat, dan di kemudian hari saat kita melakukan bebas visa pada warga Kolombia. Harapan kami akan jauh semakin banyak warga Kolombia yang berwisata dan berkunjung ke Indonesia.

Demikian juga, saya senang juga, banyak warga Indonesia yang mulai berkunjung ke Kolombia dan ini merupakan kesempatan baik juga untuk melihat kondisi faktual di sini, di samping keindahan alam tentu saja situasi riel, situasi aktual di negara tersebut.

Karena banyak teman di Jakarta, di Indonesia yang masih mempersepsikan Kolombia ini negara yang kurang aman karena pengaruh-pengaruh mungkin film. Tapi dengan banyak warga negara Indonesia yang berkunjung itu, mudah-mudahan juga memberikan kesaksian bahwa di Kolombia sekarang jauh lebih aman daripada tahun-tahun sebelumnya yang lalu.

Secara umum, bisa kami sampaikan keamanan aman ya. Tapi kalau soal kita ditanya, apakah ada kejahatan kecil-kecilan yang secara umum juga terjadi di banyak tempat ya saya kira ada. Tapi dalam konteks keamanan yang mungkin luar biasa memerlukan high alert bagi setiap yang berkunjung, saya kita tidak perlu.

Jadi, sebagaimana tempat-tempat lain, Kolombia, Bogota, dan kota-kota besar lainnya, adalah aman dan banyak pengunjung dari Indonesia juga merasakan yang sama dan tidak ada laporan bahwa warga negara kita pada saat berkunjung mengalami musibah, diganggu, dicuri, dijambret, dan lain-lain. Jadi saya katakan secara umum, aman.

Baca Juga: Beda, Ini 5 Makanan Tradisional Kolombia yang Wajib Kamu Coba

3. Di Kolombia banyak pengikut SUBUD, organisasi spiritual internasional yang didirikan di Indonesia

Dubes Priyo: Kolombia Negara yang Aman, Jangan Ragu DatangDubes Priyo Iswanto hadiri pertemuan anggota SUBUD kawasan Amerika di Kolombia, Januari 2018 (dok. KBRI Bogota)

Ada hal yang menarik, untuk people to people contact ini sebelum kita melihat dari sisi katakanlah pertukaran pelajar, kemudian jumlah wisatawan yang saat ini datang untuk mengenal satu sama lain.

Ada aspek menarik, aspek kultural dari Indonesia yang jauh sudah masuk ke Kolombia sebelum dibukanya hubungan diplomatik kedua negara. Subud atau Susila Budhi Dharma, yang dibawakan oleh Pak Muhammad Subuh itu sudah masuk ke Kolombia pada 1963 melalui undangan oleh seorang dokter bernama Gerardo Carvajal.

Saat itu, beliau yang mengundang pertama kali Pak Subuh untuk ke Kolombia dan dari situ akhirnya berkembang sehingga pada saat ini di Kolombia kurang lebih ada 1000 orang penganut SUBUD. Mereka terkonsentrasi di 10 cabang kota besar, dan  di Kota Armenia ada komplek SUBUD yang sangat besar, dan itu pernah menjadi tempat konferensi SUBUD seluruh dunia pada tahun 1992. Di sana ada komplek SUBUD seluas 6,4 hektare dengan aula besar dengan arsitektur ala Jawa, dan juga di sana ada 33 rumah berarsitektur jawa.

Saya sangat senang menyampaikan ini karena ternyata masyarakat SUBUD ini semua ingin mengunjungi Indonesia karena bagi mereka, Indonesia adalah Makkah-nya mereka. Dan ini terus dilestarikan karena setiap tahun mereka ada yang namanya konferensi keluarga SUBUD regional.

Jadi, itu hal yang sangat menarik dan kami melihat penetrasi budaya spiritual dari Indonesia ini sangat melekat dan bisa kami jadikan soft diplomacy bagi hubungan kedua negara.

Di bidang olahraga, saya sendiri sudah bicara langsung dengan menteri olahraga Kolombia Mr Ernesto Lucena Barrero, agar kami angkat kembali cabang-cabang olahraga yang menjadi keunggulan kedua pihak. Kolombia unggul di sepak bola, kemudian bersepeda, dan yang ketiga skateboard. Kami memiliki keunggulan di bulu tangkis, dan kami tawarkan baru-baru ini pencak silat.

Berkenaan dengan pencak silat, syukur bahwa pada bulan Desember tahun lalu, pencak silat sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Dan bersamaan dengan gagasan untuk memajukan pencak silat menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan di Olimpiade pada tahun 2032.

Jadi kami tawarkan kerja sama pelatihan dan pertunjukan olahraga pencak silat. Jadi tahap awal, kami akan hadirkan pesilat Indonesia untuk melakukan eksibisi di Kolombia. Kami juga sudah melakukan pendekatan dengan kepolisian, dengan angkatan laut, juga kemudian perusahaan-perusahaan security swasta karena mereka memiliki kepentingan untuk belajar bela diri untuk memperkaya personel mereka untuk pengamanan secara umum, itu pencak silat.

Yang bulutangkis, dulu pernah Indonesia memberikan pelatihan bulutangkis di PB Djarum tahun 2015 kepada 7 pemain bulutangkis asal Kolombia, dan kami harapkan kita akan memperbarui kerja sama lagi sehingga kita harapkan bahwa pengaruh dari permainan bulutangkis itu juga akan membawa dampak secara prestasi bagi atlet bulutangkis Kolombia.

Jadi itu yang kami tawarkan, dan pihak Kolombia menawarkan pelatihan sepeda, karena disini memang tanahnya bergunung-gunung jadi cocok untuk latihan olahraga dan juga sepak bola sehingga daya tahan fisik itu lebih kuat, pernafasan juga lebih panjang jadi kalau bertanding di daratan yang lebih rendah mungkin secara fisik lebih kuat.

4. Kolombia sangat peduli lingkungan, menebang pohon harus seizin pemerintah

Dubes Priyo: Kolombia Negara yang Aman, Jangan Ragu DatangKolombia regulasi penebangan pohon, 11 Februari 2020 (IDN Times/Uni Lubis)

Sebenarnya, di mana-mana ada kelebihan dan kekurangan kita mesti bisa belajar, apa sih yang jadi kelebihan suatu tempat, dan saya setuju tadi. Sebenarnya Kolombia ini negara tropis ya, memiliki iklim yang hampir sama, mirip sama Indonesia, tumbuhan juga subur, kelihatan hijau semua, ya memang ada kesadaran yang lebih tinggi untuk konservasi lingkungan.

Jadi mungkin bisa kita ambil dan praktisi di sini, seperti contoh, kalau dari sisi regulasi ya. Kita gak bisa menebang pohon sembarangan, meskipun kita ini di kedutaan ya, memiliki imunity (kekebalan) dan privilege.

Sebagai contoh, lingkungan wisma duta, itu memiliki pohon yang dulu pernah di tebang 3 biji, kami baru-baru ini mendapatkan juga surat itu dari wali kota, menagih, kami harus menanam 21 sekarang, jadi satu pohon ditebang, harus dibayar 7 pohon.

Ini kan bentuk peringatan dari pemerintah setempat untuk mengingatkan kita perlunya melestarikan lingkungan, demikian juga di tempat-tempat yang umum ya, mereka memiliki kesadaran yang tinggi untuk pelestarian lingkungan, gitu.

5. Kolombia dan Indonesia punya kesamaan budaya

Dubes Priyo: Kolombia Negara yang Aman, Jangan Ragu DatangRI-Kolombia punya kesamaan budaya, 11 Februari 2020 (IDN Times/Uni Lubis)

Saya selalu merasa bersyukur, menikmati dimana saja saya bekerja, kemudian di sini, negeri ini memiliki banyak kesamaan dengan kita ya, baik dari sisi budaya, humanity, permainan folklore juga, jadi menarik. Jadi merasa betah gitu, termasuk juga perkawanan dengan teman-teman Kolombia, jadi mereka sangat terbuka untuk berkawan, dan itu memudahkan juga kami untuk bekerja.

Kemudian dari hal-hal yang lain yang sangat menarik bahwa, ya hampir bisa dikatakan semua ada yang ada di negeri kita ada di sini, jadi tidak merasakan bukan di Indonesia. Soal makanan juga masalah, jadi tidak homesick. Negeri ini kan negeri tropis, jadi hampir semua bahan makanan bisa kita temukan di sini, ya seperti jahe, apa itu, kunyit, dan lain-lain ya, yang sifatnya rempah-rempah itu bisa kita temukan di sini. Sehingga, tidak terlalu membuat kita kangen dengan makanan kita, dan tentunya ya dengan atmosfir di sini kita merasa at home.

Dubes Priyo yang lahir di Kudus,Jawa Tengah, pada 10 Mei 1962 itu adalah diplomat karir. Priyo menamatkan sarjana sastra Inggris di Universitas Diponegoro (1985) dan magister hukum di Universitas Padjajaran (2005).

Selama bertugas, Priyo menerima tiga penghargaan. Pada Mei 2018, Akademi Kepolisian Nasional Kolombia memberikan anugerah "Francisco de Paula Santader's " atas jasa meningkatkan hubungan bilateral Kolombia-RI, khususnya di bidang hukum dan demokrasi.

November 2018, Dubes Priyo mendapat penghargaan "Best member of Diplomatic Corps in Colombia" dari organisasi pers Gracetas de Colombia. Priyo dianggap penguatan hubungan bilateral dan persepsi positif tentang Kolombia. 

Mei 2019, Priyo mendapatkan penghargaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Bogota antara lain atas pengabdian untuk menjunjung tinggi dan memperkenalkan nilai-nilai bangsa Indonesia melalui Pancasila. Priyo aktif memberikan kuliah umum di universitas ini. 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: 5 Kota Terindah di Kolombia yang Patut Kamu Kunjungi

Topik:

  • Anata Siregar
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya