Konferensi Media East West Center 2022 Tampilkan Maria Ressa

Diikuti 450 jurnalis dan ahli media sedunia

Honolulu, IDN Times – East West Center, lembaga pemikir studi Asia Pasific kembali menggelar Konferensi Media Internasional (IMC) pada 27-30 Juni 2022 di Hawaii Conventional Center.  Sekitar 450 an jurnalis dan ahli media dari berbagai negara diundang hadir dalam acara yang mengusung tema, “Connecting in a Zero Trust World”.

Acara juga diikuti alumni East West Center yang memiliki banyak program beasiswa lintas profesi termasuk program untuk jurnalis yaitu Jefferson Fellowships.

Direktur konferensi, Susan Kreifels, yang juga manajer program di East West Center mengatakan, tema IMC dipilih, untuk mencari solusi terobosan di tengah berkembangnya diskoneksi di tengah media dan masyarakat, dan berharap konferensi ini menjadi tempat berbagi informasi dan realitas berbasis fakta.

Konferensi media ini diadakan setiap tahun, terakhir di Singapura pada tahun 2018, sebelum dunia memasuki era pandemik COVID-19.  “Senang sekali melihat banyak wajah yang saya kenal, para alumni, dan tentu banyak juga wajah baru,” kata Susan, saat acara pembukaan yang digelar di Elks Club, sebuah klub swasta yang memiliki pemandangan indah lepas pantai Waikiki. Para hadirin menikmati bincang ringan dan turunnya matahari yang indah.

Jurnalis senior Ansgar Graw, yang kini menjadi direktur Konrad Adenaur Stiftung untuk program media Asia mengatakan, “Menurut saya judul konferensi sangat penting dalam beberapa hal.  Kita harus mendapatkan kembali rasa percaya dalam dunia saat ini dan kita harus bertanya kepada diri kita sebagai jurnalis, apakah kita membuat kesalahan yang telah melukai rasa percaya publik, dan kita memperbaikinya.  Menurut saya kita semua bisa dan punya keinginan kuat untuk memenuhi tanggung jawab dalam menyebarluaskan berita.”

Pembicara kunci pada konferensi tahun ini adalah Maria Ressa, jurnalis senior pendiri dan CEO Rappler, situs media terkemuka di Filipina.  Maria Ressa menerima hadiah Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia Dmitry Muratov.  Selama enam tahun sejak 2016, Maria dan Rappler mendapatkan ancaman fisik maupun hukuman penjara dari pemeritahan Presiden Duterte.

Konferensi Media East West Center 2022 Tampilkan Maria RessaMaria Ressa, pendiri dan CEO Rappler saat mendapat informasi penutupan Rappler. (IDN TImes/Uni Lubis)

Baca Juga: Pemerintah Duterte Putuskan Cabut Izin Bisnis Rappler

Hanya dua hari sebelum turun kekuasaan Duterte menjatuhkan “bom waktu” bagi Rappler, dengan terbitnya surat penutupan Rappler dari otoritas bursa di Filipina.  Ini sama artinya dengan bredel Rappler.

Informasi itu diterima Maria tanggal 28 Juni 2022, lewat tengah malam di Filipina, beberapa jam sebelum Maria menyampaikan pidato di IMC di Hawaii.  “Kalian yang pertama kali mendapatkan informasi ini langsung dari saya,” ujar Maria, yang menyampaikan pidato berjudul, “Pertempuran Fakta-Fakta”.

Maria mengatakan, Rappler akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung dan tetap menjalan bisnis seperti biasa, dan beroperasi sebagai media yang terus menyampaikan informasi kepada masyarakat pembacanya.

Berikut wawancara eksklusif IDN Times dengan Maria Ressa sesudah dia bicara di konferensi media East West Center

https://www.youtube.com/embed/4m6xmrom9N8

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya