Survei Pilpres 2020 AS: Biden Ungguli Trump di Usia Millennial

Keduanya bersaing ketat sampai akhir

Jakarta, IDN Times - Kurang dari 12 jam jelang pemilihan umum AS 2020, lebih dari 95 juta warga telah memberikan suaranya. Sebanyak 60 persen di antaranya memberikan suara lewat surat pos. Sisanya, yang bakal jadi penentu, bakal memasukkan surat suara di tempat pemungutan suara yang tersebar di penjuru negeri pada tanggal 3 November 2020. TPS dibuka sejak pagi hari, atau malam hari waktu Indonesia.

Sejumlah jajak pendapat nasional menunjukkan Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat unggul atas lawannya, petahana Presiden Donald J Trump. Jajak pendapat yang dilakukan Reuters bekerjasama dengan Ipsos, pada 27-29 Oktober memberikan keunggulan 51 persen untuk Biden, wakil presiden dua periode di masa kepemimpinan Presiden Barack Obama. Trump mendapatkan 43 persen suara. 

Baca Juga: 15 Potret Artis Hollywood Saat Ikut Pemilu Amerika 2020

1. Pemenang Pilpres AS ditentukan oleh suara elektoral, bukan suara populer

Survei Pilpres 2020 AS: Biden Ungguli Trump di Usia MillennialJoe Biden saat menyampaikan jawaban dalam Debat Calon Presiden Amerika Serikat pada Kamis, 22 Oktober 2020 (Twitter.com/JoeBiden)

Meskipun Biden diunggulkan, belum ada pihak yang benar-benar yakin bahwa dia akan memenangi Pilpres yang dianggap paling menentukan bagaimana AS ke depan. Pada 2016, jajak pendapat juga mengunggulkan kandidat Demokrat, Hillary Clinton. Hasilnya, Clinton unggul sekitar 3 juta suara ketimbang Trump.

Pasalnya, Clinton mendapatkan suara pemilih di negara bagian yang kuat bagi Demokrat seperti New York dan California. Akan tetapi, Trump mengalahkan dia dalam suara elektoral secara telak. Trump unggul dengan 304 suara elektoral, sementara Clinton dapat 227. Keunggulan Donald Trump di sejumlah negara bagian jadi kunci kemenangannya kala itu.

Jadi, kandidat Pilpres AS harus memenangi suara elektoral. Setiap negara bagian mendapatkan suara elektoral berdasarkan jumlah populasinya. Ada 538 suara elektoral yang harus diraih, sehingga siapa yang dapat 270 atau lebih suara elektoral, dia yang jadi presiden.

Baca Juga: Fakta-fakta yang Kamu Perlu Tahu tentang Pilpres AS 2020  

2. Sementara, Biden unggul di kelompok usia millennial dan lanjut usia

Survei Pilpres 2020 AS: Biden Ungguli Trump di Usia MillennialJoe Biden saat menyampaikan jawaban dalam Debat Calon Presiden Amerika Serikat pada Kamis, 22 Oktober 2020 (Twitter.com/JoeBiden)

Selain media papan atas, sejumlah pihak lakukan jajak pendapat pilpres AS. Salah satunya adalah lembaga survei pasar, Brandwatch. Dalam surat elektroniknya, lembaga ini menyampaikan hasil jajak pendapat yang dilakukan kepada 5,409 responden usia pemilih, pada 29 Oktober sampai 1 November 2020.

Hasilnya, sebanyak 3,505 responden mengatakan mereka akan memilih, baik lewat surat suara ataupun datang ke TPS. Biden unggul dengan 53 persen suara sedangkan Trump dapat 41 persen.

“Berdasarkan analisis data sementara di 538 basis elektoral, Biden juga unggul,” demikian lembaga itu. Biden terutama unggul di kelompok usia 18-24, 25-34 dan 65 tahun ke atas. Pada 2016, Trump unggul di kelompok usia 65 tahun ke atas dengan margin 9 poin dibandingkan Clinton.

Ada pergeseran pemilih di tingkat negara bagian, sebagian yang sebelumnya memilih Trump bergeser ke Biden. Tapi masih sulit prediksi persaingan di level yang lebih lokal di sejumlah negara bagian yang secara tradisional belum menentukan pilihan (swing states). Negara bagian yang secara tradisional masuk dalam kategori ini termasuk Florida dan Ohio.

Di Pemilu AS, kebanyakan negara bagian cenderung berpihak kepada salah satu dari dua partai. Tak heran jika para kandidat Presiden biasanya fokus kepada sejumlah negara bagian di mana mereka berpotensi menang. Ini yang dimaksudkan dengan istilah “battleground states”.

Negara bagian lain yang rekam jejaknya mendukung Partai Republik adalah Arizona dan Texas. Pada Pilpres 2020, dua negara bagian ini menjadi battleground states karena meningkatnya dukungan terhadap kandidat dari Partai Demokrat. Bahkan di kalangan pemilih Partai Republik, banyak yang mengkritisi Trump, terutama selama pandemik COVID-19.

3. Jajak pendapat menunjukkan Biden unggul di antara mereka yang memasukkan suara

Survei Pilpres 2020 AS: Biden Ungguli Trump di Usia MillennialCalon presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden melambaikan tangan kepada wartawan sebelum masuk ke pesawat kampanye menjelang perjalanan menuju North Carolina, di Bandara Newscastle di Newcastle, Delaware, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Pemilu AS 2020 mencetak sejarah karena dilakukan saat pandemik COVID-19. Banyak pemilih yang mengirimkan suara lewat pos, menghindari kerumunan di TPS. Trump sempat menyoal ini, dan mencurigai bakal adanya kecurangan dalam proses penghitungan suara.

Sejauh ini, dari suara yang sudah masuk, jajak pendapat menunjukkan Biden unggul, sedangkan Trump masih unggul di mereka yang belum menggunakan hak pilihnya.
Negara bagian juga memiliki aturan tersendiri soal pemungutan suara. Michigan dan Pennsylvania yang menjadi kunci battleground states, tidak akan memulai penghitungan suara sampai hari pemilu.

Pilpres AS 2020 juga mencatat rekor jumlah pemilih lewat surat. Mereka yang mengirimkan sebelum 3 November, suaranya tetap akan dihitung meskipun diterima sesudah hari itu. Proses pemghitungan suara diperkirakan lebih panjang dibandingkan pilpres sebelumnya.

4. Biden dan Trump nge-gas lakukan upaya meraih suara sampai saat terakhir kampanyenya

Survei Pilpres 2020 AS: Biden Ungguli Trump di Usia MillennialPresiden Amerika Serikat Donald Trump dan calon presiden dari Demokrat Joe Biden berpartisipasi dalam debat kampanye kepresidenan Amerika Serikat 2020 terakhir di Curb Event Center di Belmont University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, Kamis (22/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar)

Pada hari-hari terakhir jelang Pilpres 3 November, baik Biden dan Trump gencar melakukan kampanye, baik ke lapangan langsung terutama di battleground states dan swing states, di media dan media sosial.

Senin malam waktu AS (2/11/2020), akun Twitter @JoeBiden mencuit: “Donald Trump adalah presiden paling korup dalam sejarah modern. Donald Trump adalah presiden paling rasis dalam sejarah modern. Donald Trump adalah presiden paling buruk dalam sejarah modern. Mengapa memberikan dia empat tahun berikutnya?”

Sementara, cuitan terakhir Trump saat tulisan ini dibuat, yang juga dibuat Senin malam waktu AS, yang dimuat di akun @realDonaldTrump, dihapus oleh Twitter dengan keterangan konten dianggap diperdebatkan atau mungkin memberikan informasi menyesatkan tentang cara berpartisipasi dalam pemilu.

Pada hari terakhir kampanye, Trump melewatkan waktu dengan menemui pendukungnya di Michigan dan Pennsylvania. Sementara Biden melakukan kampanye drive-in, peserta di dalam mobil masing-masing untuk keamanan dari virus, di Pittsburgh, Pennsylvania dan Cleveland, serta melakukan wawancara dengan penyanyi kondang Lady Gaga, yang disiarkan langsung.

Biden banyak didukung oleh seniman papan atas di AS, mirip dengan dukungan yang diterima Obama dalam dua periode kepemimpinannya. Pandemik COVID-19 telah menewaskan lebih dari 230 ribu warga AS.

Baca Juga: [CEK FAKTA] Debat Capres AS: Klaim Trump dan Biden, Mana yang Bohong?

Topik:

  • Anata Siregar
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya