8 Singa di Kebun Binatang India Terpapar COVID-19

Belum ada indikasi hewan menularkan virus corona ke manusia

Jakarta, IDN Times - Delapan singa Asia di kebun binatang Hyderabad, India, dinyatakan positif COVID-19. Kasus itu diketahui setelah laboratorium mengambil sampel genom terhadap singa yang menunjukkan gejala terpapar virus corona.
 
Berdasarkan analisis genom yang dilakukan oleh CSIR-Center for Cellular and Molecular Biology (CSIR-CCMB) di Hyderabad, salah satu dari empat laboratorium yang memiliki wewenang untuk melakukan pengujian corona terhadap hewan, jenis SARS-CoV-2 yang menginfeksi delapan singa tersebut bukanlah varian yang mengkhawatirkan.
 
Sebagai informasi, India saat ini sedang menghadapi lonjakan virus corona. Sejumlah pakar kesehatan menduga, gelombang kedua pandemik disebabkan oleh varian COVID-19 asal India atau B1617 yang dianggap lebih menular.

Baca Juga: Nakes DKI Terpapar Varian COVID-19 B.1617 India, Begini Kronologinya

1. Kondisi singa-singa itu kini sudah membaik

8 Singa di Kebun Binatang India Terpapar COVID-19Ilustrasi: Salah satu singa Afrika yang jadi koleksi Taman Wisata Studi Lingkungan Kota Probolinggo (ANTARA/ HO-Humas Pemkot Probolinggo)

Dilansir dari The Independent, dokter hewan di Nehru Zoological Park melaporkan, singa-singa tersebut menunjukkan gejala mirip COVID-19 sejak pekan terakhir bulan April, seperti batuk dan kehilangan nafsu makan.
 
Singa tersebut sudah diisolasi dan menjalani perawatan intensif. Kondisinya sudah dikabarkan membaik.
 
“Singa telah diisolasi di kebun binatang dari hewan lain. Mereka juga menerima perawatan yang sesuai dan diperlukan. Mereka juga merespons pengobatan dan pemulihan dengan baik,” kata Direktur Kebun Binatang S Kukrety.
 
Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan, dan Perubahan Iklim India menambahkan, singa-singa tersebut telah berperilaku normal dan nafsu makannya mulai membaik.

2. Singa kemungkinan terpapar virus corona saat di penangkaran

8 Singa di Kebun Binatang India Terpapar COVID-19Kehidupan singa di taman satwa liar di Afrika Selatan. (Pixabay/alkemade/TM/ANTARA News)

Pada Sabtu (1/5/2021), Kepala Pengawas Margasatwa negara bagian mengumumkan, kebun binatang tersebut akan ditutup mulai 2 Mei sampai waktu yang belum ditentukan. Kebijakan itu untuk mencegah penularan COVID-19 dari pengunjung kepada hewan.  
 
“Mengingat penyebaran SARS Cov-2 yang cepat di negara ini, Kementerian Lingkungan Hidup Hutan dan Perubahan Iklim New Delhi telah mengeluarkan peringatan untuk menutup semua Taman Zoologi, Taman Nasional, Suaka Harimau, dan Suaka Margasatwa untuk mengendalikan penyebaran pandemik COVID-19,” demikian tertulis dalam surat imbauan.
 
Ahli biologi satwa liar dan ilmuwan konservasi Ravi Chellam menjelaskan, besar kemungkinan singa tersebut terpapar di dalam penangkaran, bukan dari virus corona yang berada di alam liar.

“Kemungkinan mereka tertular virus dari situasi yang bebas dari manusia (alam liar) mendekati nol,” katanya.

3. Belum ada indikasi hewan menularkan virus corona kepada manusia

8 Singa di Kebun Binatang India Terpapar COVID-19Ilustrasi - Sepasang singa. ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner/wsj.

Chellam menduga, kemungkinan singa terinfeksi COVID-19 melalui droplet para pengunjung yang sudah terpapar virus lebih dulu. Di sisi lain, lelaki yang menggeluti ekologi singa Asia itu juga memiliki argumen, spesies kucing termasuk harimau dan singa rentan terhadap virus corona.
 
“Penularan virus corona melalui udara jadi pengecualian bagi manusia yang berada enam kaki di dekat hewan, di dalam ruangan tertutup. Jadi kemungkinan manusia menginfeksi hewan di penangkaran jika kepatuhan terhadap protokol kesehatannya rendah,” jelasnya.
 
Pada saat yang sama, kementerian terkait juga menginformasikan kepada masyarakat, sejauh ini belum ada indikasi atau penelitian ilmiah yang mengatakan bahwa hewan bisa menularkan virus corona kepada manusia.  
 
Adapun penutupan kebun bintang untuk mencegah terbentuknya klaster baru, sekaligus mencegah lebih banyak hewan terpapar virus corona.
 
“Kami harus hati-hati mendokumentasikan berbagai gejala yang disebabkan oleh infeksi virus corona pada hewan, serta mengembangkan cara non-invasif untuk mendapatkan sampel dari hewan. Mendapatkan sampel swab dari hewan sangat sulit,” kata ilmuwan CSIR-CCMB, Dr Vasudevan.   

Baca Juga: Waspada! Mutasi COVID-19 dari India dan Afrika Selatan Sudah Masuk RI

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya