Abaikan Amarah Tiongkok, Pejabat Senior AS Kunjungi Taiwan

Diduga menjadi awal transaksi penjualan senjata

Jakarta, IDN Times- Wakil Menteri Urusan Ekonomi Amerika Serikat (AS), Keith Krach, akan menghadiri acara pemakaman mantan Presiden Taiwan Lee Teng-Hui pada Sabtu (19/9/2020). Kehadiran Keith adalah penghargaan kepada mendiang Lee yang telah menancapkan pilar-pilar demokrasi di Taiwan.
 
Sebelum menghadiri acara itu, Keith diagendakan bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, pada Jumat (18/9/2020). Lawatan itu praktis menuai kecaman dari Tiongkok yang tidak mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat. Sebaliknya, Presiden AS Donald Trump berkali-kali menegaskan dukungannya kepada Taiwan.
 
Sejak Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei dan mendukung Beijing pada 1979, Keith merupakam pejabat senior kedua yang berkunjung ke Taiwan, setelah Menteri Kesehatan Alex Azar pada Agustus lalu.

1. Belum diketahui apakah ada kesepakatan bilatral pada lawatan nanti

Abaikan Amarah Tiongkok, Pejabat Senior AS Kunjungi TaiwanIlustrasi bendera Taiwan (www.twitter.com/@MOFA_Taiwan)

Diplomat senior AS untuk Asia Timur, David Stilwell, mengatakan pada bulan lalu bahwa AS akan meningkatkan hubungan dengan Taiwan dengan membentuk dialog ekonomi bilateral. Keith digadang akan memimpin tugas tersebut.
 
Namun, Departmen Luar Negeri AS tidak menyinggung soal dialog ekonomi tersebut. Hal ini diduga untuk menjaga hubungan Beijing-Washington yang sedang memasuki fase terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
 
“AS menghormati mendiang Presiden Lee yang telah mewariskan hubungan kuat kami (AS) dengan Taiwan, dan bersemangat menegakkan demokrasi melalui nilai-nilai ekonomi dan politik,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS, menegaskan bahwa lawatan Krach tidak terkait upaya membangun hubungan diplomatik antara dua negara.  
 
Dilansir dari Reuters, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, menentang keras kemungkinan terjalinnya hubungan diplomatik AS-Taiwan. Dia memperingatkan, semakin dekat hubungan AS dengan Taiwan, maka ketegangan diplomatik dengan Tiongkok akan semakin tinggi.

Baca Juga: Taiwan dan Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Ekonomi Perdagangan 

2. Memungkinkan terjalinnya dialog resmi di waktu mendatang

Abaikan Amarah Tiongkok, Pejabat Senior AS Kunjungi TaiwanPresiden Tsai Ing-wen saat pidato di acara ICF Top7 2020 (Twitter/@iingwen)

Pengamat Tiongkok dari American Enterpresi Institute, Derek Scissors, memperkirakan lawatan ini akan menjadi “pintu pembuka” bagi terjalinnya kesepakatan ekonomi antara dua negara.          
 
"Sementara Tiongkok akan menentang setiap kunjungan pejabat Amerika ke Taiwan, AS memilih untuk menghadiri satu perwakilannya pada acara ini. Itu akan dilihat secara saksama oleh Beijing mulai serangkaian kunjungan,” terang Scissors.
 
Sebagai informasi, AS dan banyak negara lainnya memiliki hubungan resmi dengan Tiongkok, bukan Taiwan. Tapi, AS terikat oleh hukum untuk membantu Taiwan mempertahankan diri dan memasok senjata.
 
Hal itu dikarenakan Tiongkok masih menerapkan prinsip “One China Policy”, yang menganggap Taiwan adalah bagian dari provinsinya. Sementara, Taiwan yang menerapkan demokrasi menolak dianggap sebagai bagian dari komunis Tiongkok.  

3. Isu mengenai AS membangun Fortress Taiwan

Abaikan Amarah Tiongkok, Pejabat Senior AS Kunjungi TaiwanPersenjataan Anti-Udara Taiwan dalam Latihan Militer "Han Kuang", pada 14 Juli 2020. twitter.com/MoNDefense

Reuters mendapat kabar bahwa AS berencana untuk menjual tujuh senjata kepada Taiwan, termasuk ranjau, pesawat tanpa awak atau drone, dan rudal jelajah. Isu penjualan senjata ini semakin kuat seiring lawatan Keith. Penjualan ini juga selaras dengan rencana AS untuk menyeimbangkan kawasan Asia Timur dengan membangun, istilah yang disebut oleh Pentagon, Fortress Taiwan.
 
Memburuknya hubungan AS-Tiongkok, akibat tuduhan spionase hingga penularan COVID-19, dianggap menjadi momentum yang tepat untuk menjual senjata. Dikabarkan bahwa Taiwan sebenarnya sudah melakukan pemesanan senjata sejak tahun lalu.
 
Namun, Kementerian Pertahanan Taiwan menampik rencana pembelian senjata itu. Dikatakan, seharusnya pembelian senjata adalah sesuatu yang sederhana dan rahasia. Di sisi lain, AS juga belum memerikan kabar resmi mengenai penjualan senjata tersebut.

Baca Juga: Taiwan Serukan Dukungan Internasional Lawan Ancaman Tiongkok

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya