Apakah Varian Omicron Terdeteksi dengan Tes Antigen? Ini Kata WHO

Sejauh ini varian Omicron terdeteksi pakai PCR

Jakarta, IDN Times – World Health Organization (WHO) sedang mempelajari apakah virus corona varian Omicron bisa terdeteksi melalui rapid test antigen. Sejauh ini, varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan itu bisa diketahui melalui tes berantai polymerase (PCR).

"Tes PCR banyak digunakan terus mendeteksi infeksi, termasuk infeksi Omicron, seperti yang telah kita lihat dengan varian lain. Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada deteksi pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen cepat,” kata WHO pada Minggu (28/11/2021), dikutip dari AFP.

Baca Juga: WHO Ungkap Alasan di Balik Penamaan Varian COVID-19 Omicron

1. WHO sedang mengumpulkan informasi soal Omicron

Apakah Varian Omicron Terdeteksi dengan Tes Antigen? Ini Kata WHOBendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Menurut informasi terbaru, WHO belum bisa memastikan apakah tingkat transmisi varian Omicron lebih menular daripada varian Delta. WHO juga belum berani untuk mengatakan bila virus ini menyebabkan gejala atau penyakit lebih parah dari varian lainnya.

"Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lain," terang WHO.

Sementara itu, bukti awal menunjukkan bahwa varian Omicron meningkatkan risiko orang yang sudah sembuh dari COVID-19 untuk terinfeksi kembali, sekalipun informasinya terbatas. WHO juga sedang meneliti apakah varian Omicron mengurangi efektivitas vaksin.

"WHO berkoordinasi dengan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron. Lebih banyak informasi akan muncul dalam beberapa hari dan minggu mendatang," terang WHO.

Baca Juga: 2 Strategi Sandiaga Hadapi Varian Omicron untuk Pariwisata

2. Alasan di balik penamaan Omicron

Apakah Varian Omicron Terdeteksi dengan Tes Antigen? Ini Kata WHOIlustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir The New York Times, saat ini sudah ada tujuh variant of interest dan variant of concern yang masing-masing disematkan alfabet Yunani. WHO menjelaskan bahwa Omicron diambil dari huruf ke-15 alfabet Yunani. Hal yang menarik adalah varian terbaru ini seharusnya tidak dinamakan Omicron, melainkan Nu atau Xi.

Berdasarkan keterangan juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, alfabet Nu dilewatkan untuk menghindari kebingungan dalam penyebutan varian asal Afrika Selatan ini. Sementara itu, alfabet Xi dilewatkan untuk menghormati Presiden China Xi Jinping.

"Nu terlalu mudah dikacaukan dengan New (baru). Dan Xi tidak digunakan karena itu adalah nama belakang yang umum,” kata Jasarevic pada Sabtu (27/11/2021).

Di sisi lain, WHO juga memperhatikan nilai etik dan berupaya menghindari konflik kebudayaan dalam sistem pengamanan. “(Sehingga) tidak menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis,” tambah dia.

Baca Juga: Cegah Omicron, Ini Aturan Lengkap Perjalanan Internasional yang Baru

3. Penamaan Omicron menghindari diskriminasi

Apakah Varian Omicron Terdeteksi dengan Tes Antigen? Ini Kata WHOIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Virolog Universitas Saskatchewan, Angela Rasmussen, sepakat dengan sistem penamaan berdasarkan alfabet Yunani. Ketika memakain nama ilmiah seperti B.1.1.7 dan B.1.351, banyak orang yang akhirnya menggunakan istilah varian Inggris atau varian Afrika Selatan.

Menurut Rasmussen, hal itu buruk karena melanggangkan stigmatisasi dan diskriminasi. Penamaan berdasarkan asal virus pertama kali ditemukan, kata Rasmussen, juga menyesatkan dan membelokkan sejarah.  

"Sejak awal pandemik, saya ingat orang-orang berkata, 'Kami menyebutnya flu Spanyol. Mengapa kita tidak menyebutnya virus corona Wuhan?' Flu Spanyol bukan berasal dari Spanyol. Kami tidak tahu dari mana asalnya, tapi kemungkinan besar itu muncul dari Amerika Serikat," tutur Rasmussen.

WHO mendorong otoritas nasional dan media untuk mengadopsi label baru. Mereka tidak menggantikan nama teknis, yang menyampaikan informasi penting kepada para ilmuwan dan akan terus digunakan dalam penelitian.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya