Australia Akan Terus Menambang Batu Bara selama Ada Pembeli

Australia ogah berkomitmen untuk mengurangi emisi rumah kaca

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menolak komitmen untuk penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap. Australia, salah satu eksportir batu bara dan gas terbesar di dunia, berada dalam tekanan komunitas internasional yang mendesak pengurangan emisi gas rumah kaca sebelum perhelatan COP26 di Skotlandia pada November nanti.

Dikutip dari Channel News Asia, Morrison mengaku belum siap untuk meninggalkan industri bahan bakar fosil yang menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar negara.

“Tidak harus (berkomitmen), karena perubahan itu akan terjadi seiring berjalannya waktu. Kami sedang mengerjakan teknologi transisi dan bahan bakar, serta teknologi utama yang akan hadir dalam 20 atau 30 tahun. (Teknologi itu) dapat membuat kita mencapai nol (emisi rumah kaca), itu tidak terjadi dalam semalam,” papar Morrison, usai pertemuan puncak di Washington pada Sabtu (25/9/2021).

Baca Juga: China Janji Stop Danai Pembangkit Listrik Batu Bara Negara Lain

1. PM Australia mungkin tidak hadir pada COP26

Australia Akan Terus Menambang Batu Bara selama Ada PembeliIlustrasi area penambangan batu bara (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Kemudian, Morrison menyampaikan bahwa ia mungkin tidak hadir pada pertemuan di Glasgow nanti. Hingga saat ini, Canberra juga belum membuat komitmen atau skema pengurangan gas rumah kaca bagi negaranya.

Sebaliknya, Morrison justru bersumpah untuk terus menambang dan mengekspor bahan bakar fosil selam ada embeli. “Kami belum membuat keputusan akhir,” kata dia soal kehadirannya di COP26.

“Saya telah melakukan beberapa perjalanan luar negeri tahun ini dan menghabiskan banyak waktu untuk karantina. Saya harus fokus pada hal-hal terkait COVID-19. Akan ada banyak masalah untuk dikelola dan saya harus memanajemen tuntutan yang bersaing itu," papar Morrison.

2. Pengurangan penambangan akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat

Australia Akan Terus Menambang Batu Bara selama Ada PembeliIlustrasi tongkang angkut batu bara. IDN Times/Mela Hapsari

Di sisi lain, sebagaimana dikabarkan AFP, Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce menentang target emisi nol persen.

Joyce, yang partai nasionalnya mewakili sebagian besar pemilih pedesaan, mengatakan bahwa hasil dari industri pertambangan dan pertanian sangat penting bagi masyarakat urban.

“Pertimbangan kami adalah untuk memastikan tidak ada pekerjaan hilang. Anda harus ingat, bahan bakar fosil adalah ekspor terbesar negara Anda dan jika Anda menghentikan ekspor terbesar, maka Anda harus menerima standar hidup yang lebih rendah,” ujar Joyce.

Baca Juga: 3 PLTU Milik PLN Raih Penghargaan Teknologi Batu Bara Ramah Lingkungan

3. Australia akan terus menggali batu bara

Australia Akan Terus Menambang Batu Bara selama Ada PembeliIlustrasi tambang batu bara. (IDN Times/Istimewa)

Ilmuwan iklim memperingatkan cuaca ekstrem dan kebakaran besar akan semakin lumrah karena pemanasan global.

Para pemerhati lingkungan juga berpendapat, kelambanan terhadap perubahan iklim dapat merugikan ekonomi Australia miliaran dolar, karena negara itu menderita kebakaran hutan, badai, dan banjir yang lebih hebat.

Morrison hanya mengatakan bahwa pemerintahannya memiliki rencana tentang perubahan iklim, tanpa memberikan keterangan mendetail. Terkait COP26, Menteri Luar Negeri Marise Payne menyampaikan, Australia sudah sangat terwakili dengan mengirimkan delegasinya sekalipun Morrison tidak hadir pada pertemuan tersebut.

"Segala sesuatu terus berjalan, segala sesuatu terus digali dari tanah untuk waktu yang cukup lama, Anda harus terus memproduksi barang-barang dan Anda harus terus membutuhkan serta mengonsumsi makanan,” terang dia. 

Baca Juga: 5 Negara yang Terancam Tenggelam, Bukti Nyata Pemanasan Global

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya