Bantuan Keamanan Perdana AS Senilai Rp2,8 Triliun Tiba di Ukraina

Tiga negara Baltik lainnya akan mengirim bantuan juga

Jakarta, IDN Times - Pengiriman pertama paket dukungan keamanan Amerika Serikat (AS) senilai 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,8 triliun untuk Ukraina, telah tiba di Kyiv. Pengiriman itu merupakan salah satu janji Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, saat berkunjung ke Ukraina.

Saat ini, ketegangan terjadi antara Ukraina, yang didukung AS dan NATO, dengan Rusia. Koalisi Barat menuduh Moskow akan kembali menganeksasi Ukraina, karena menempatkan pasukan di perbatasan.

“Amerika Serikat akan terus memberikan bantuan semacam itu untuk mendukung angkatan bersenjata Ukraina, dalam upaya berkelanjutan mereka demi mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina melawan agresi Rusia,” kata kedutaan AS melalui laman Facebook, Sabtu (22/1/2022).

1. AS melindungi Ukraina dari agresi Rusia

Bantuan Keamanan Perdana AS Senilai Rp2,8 Triliun Tiba di UkrainaMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (Twitter.com/SecBlinken)

Dilansir dari Al Jazeera, Menteri Pertahanan Ukraina berterima kasih atas bantuan yang diberikan Washington. Sementara, negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania akan mengirim rudal anti-tank dan anti-pesawat buatan AS ke Ukraina.

“Saya mempercepat dan mengizinkan, serta kami sepenuhnya mendukung transfer peralatan pertahanan Sekutu NATO Estonia, Latvia, Lithuania yang diberikan ke Ukraina untuk memperkuat kemampuannya mempertahankan diri agresi Rusia yang tidak beralasan dan tidak bertanggung jawab,” cuit Blinken.

“Kami salut kepada atas dukungan lama mereka ke Ukraina,” sambung dia.

Baca Juga: Rusia Hukum 4 Orang yang Selundupkan Narkoba Lewat Kantor Kedutaan

2. Pertemuan AS-Rusia belum membuahkan hasil

Bantuan Keamanan Perdana AS Senilai Rp2,8 Triliun Tiba di UkrainaMonumen berlambang Logo NATO dan bendera negara-negara anggota NATO di Kota Brussels, Belgia. twitter.com/ItalyatNATO

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut pengiriman bantuan tersebut bukan solusi untuk meredakan ketegangan.

Beberapa pekan lalu, delegasi AS dan Rusia telah bertemu untuk membahas ketegangan yang disebut-sebut dapat memicu perang di Eropa.

Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan kesepakatan karena NATO menentang tuntutan Moskow, agar koalisi Barat menolak permintaan Ukraina bergabung dengan NATO dan menarik seluruh pasukan serta perangkat militernya.  

Pertemuan antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat lalu juga berakhir tanpa terobosan.

3. Negara-negara Baltik siap kirim bantuan militer ke Ukraina

Bantuan Keamanan Perdana AS Senilai Rp2,8 Triliun Tiba di UkrainaPasukan Ukraina dan Amerika Serikat dalam pertemuan Ukraina-NATO, pada 20 April 2015. twitter.com/southfronteng

Pada Jumat malam, para Menteri Pertahanan dari tiga negara Baltik juga menyatakan komitmennya untuk mendukung Ukraina.

Bentuk konkret dari dukungan itu adalah Estonia yang akan mengirimkan senjata anti-tank Javelin, Latvia dan Lithuania akan mengirimkan rudal anti-pesawat dan perangkat militer lainnya.

“Hari ini Ukraina berada di garis depan memisahkan Eropa dari konflik militer dengan Rusia. Perang di Ukraina sedang berlangsung dan penting untuk mendukung Ukraina dengan segala cara yang kami bisa, sehingga mereka dapat melawan agresor,” kata Menteri Pertahanan Estonia, Kalle Laanet.

Tapi, mereka tidak merinci kapan senjata tersebut akan dikirim ke Ukraina.

Baca Juga: Krisis Ukraina, Prancis Ingin Eropa Dialog Sendiri dengan Rusia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya