Baru 25 Juta Dosis Vaksin, COVAX Janji Kirimi Afrika 520 Juta 

Distribusi dan produksi tertunda gegara pandemik di India

Jakarta, IDN Times- Skema distribusi vaksin global yang dikelola World Health Organization (WHO), COVAX, berencana untuk mengirim 520 juta dosis vaksin COVID-19 ke Afrika tahun ini.

Dilansir dari Channel News Asia, Direktur Pelaksana COVAX Aurelia Nguyen mengatakan saat konferensi pers WHO kawasan Afrika Kamis (8/7/2021), rencana itu terhambat karena suplai vaksin yang terbatas. Namun, COVAX akan mengupayakan untuk mengejar ketertinggalan distribusi mulai September 2021.

1. Keterlambatan distribusi dan produksi akibat pandemik di India

Baru 25 Juta Dosis Vaksin, COVAX Janji Kirimi Afrika 520 Juta Orang-orang menguburkan jenazah korban yang meninggal karena penyakit virus corona (COVID-19), di sebuah kuburan di New Delhi, India, Jumat (16/4/2021). Gambar diambil dengan drone. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqu)

Baca Juga: Indonesia Serukan Solidaritas Global Akses Vaksin COVID-19 yang Merata

Di antara penyebab keterlambatan adalah penundaan distribusi dan produksi vaksin dari Serum Institute of India, salah satu produsen vaksin terbesar di dunia. Otoritas kesehatan India juga harus menunda pengiriman vaksin imbas gelombang kedua pandemik COVID-19.

Serum Institute of India terotorisasi untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin AstraZeneca. Sejauh ini, kata Nguyen, COVAX baru mengirimkan sekitar 25 juta dosis vaksin ke 44 negara Afrika.

2. COVAX berencana kirim 850 juta dosis vaksin pada 2022

Baru 25 Juta Dosis Vaksin, COVAX Janji Kirimi Afrika 520 Juta ilustrasi vaksin AstraZeneca (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pada akhir kuartal pertama tahun 2022, COVAX memasok hampir 850 juta dosis vaksin ke Afrika, yang saat ini memiliki tingkat vaksinasi COVID-19 terendah di seluruh dunia.

COVAX telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah India dan Serum Institute terkait akselerasi produksi vaksin. Menurut penuturan Nguyen, otoritas kesehatan India akan mulai mempercepat produksi vaksin jelang akhir tahuh, sekalipun situasi pandemik di negara tersebut masih sangat dinamis.  

Pada Maret lalu, CEO aliansi vaksin Gavi, salah satu organisasi co-leading COVAX, mengungkapkan tujuannya untuk memasok Afrika dengan 720 juta dosis pada 2021.

3. WHO salahkan ketimpangan vaksin sebagai penyebab tingginya kematian akibat COVID-19

Baru 25 Juta Dosis Vaksin, COVAX Janji Kirimi Afrika 520 Juta Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (REUTERS/Denis Balibouse)

Pada Kamis (8/7/2021), laporan resmi yang dihimpun Worldometer menunjukkan bahwa COVID-19 telah merenggut 4 juta nyawa di berbagai negara. WHO menyebut hal itu terjadi karena ketimpangan vaksin.

Di satu sisi, ada negara yang mengklaim telah mengalahkan COVID-19 dan mulai melonggarkan penerapa protokol kesehatan. Di sisi lain, ada pula negara yang bahkan tenaga kesehatannya belum divaksinasi, paling banyak di negara-negara Afrika.

"Hal ini (ketimpangan vaksin) menyebabkan kekurangan oksigen akut, perawatan, dan mendorong gelombang kematian di beberapa bagian Afrika, Asia, dan Amerika Latin," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari CBS News.

"Nasionalisme vaksin, di mana segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan. Pada tahap pandemik ini, fakta bahwa jutaan pekerja kesehatan dan perawatan masih belum divaksinasi adalah hal yang menjijikkan," dia menambahkan.
 

Baca Juga: Joe Biden Segera Umumkan Bantuan untuk Upaya Vaksin COVID-19 Global

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya