Bom Bunuh Diri Kembar di Irak, 13 Orang Meninggal dan 19 Cedera

Belum diketahui siapa dalang di balik kejadian ini

Jakarta, IDN Times - Bom bunuh diri kembar yang terjadi di pusat keramaian Baghdad, Irak sedikitnya menewaskan 13 orang pada Kamis (21/1/2021). Kejadian ini merupakan bom bunuh diri pertama sejak kejadian terakhir pada 2019 silam.
 
Dilansir dari Al Jazeera, Direktur Komando Operasi Baghdadi Brigjen Hazem al-Azzawi, mengatakan, ledakan terjadi di pasar pakaian bekas daerah Bab al-Sharji dekat dengan Tayaran Square.
 

1. Lebih dari 19 orang terluka

Bom Bunuh Diri Kembar di Irak, 13 Orang Meninggal dan 19 CederaIlustrasi jenazah. IDN Times/Mardya Shakti

Hazem al-Azzawi menambahkan, sebanyak 19 orang dinyatakan cedera akibat ledakan tersebut. Dia menyebut angka-angka tersebut sebagai data awal, sebab tidak menutup kemungkinan jumlah kematian di lapangan bisa dua kali lebih tinggi.
 
Kementerian Kesehatan Irak telah mengirimkan petugas medis di seluruh kota untuk memberikan pertolongan pertama kepada pihak-pihak yang terdampak ledakan.
 

Baca Juga: Iran dan Irak Tingkatkan Kerjasama Militer untuk Bendung Teroris

2. Dua pelaku ledakkan bom bunuh diri saat dikejar petugas

Bom Bunuh Diri Kembar di Irak, 13 Orang Meninggal dan 19 CederaIlustrasi Bom (Teroris) (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian, juru bicara militer Yahya Rasool menambahkan, dua pelaku meledakkan diri dengan bahan peledak ketika mereka dikejar oleh pasukan keamanan. Hingga saat ini, otoritas terkait belum mampu mengidentifikasi motif dan afiliasi pelaku. Belum ada pula pihak yang mengklaim terlibat atas ledakan tersebut.
 
Selang bertahun-tahun sejak konflik sektarian pasca-invasi Amerika Serikat (AS) pada 2003, bom bunuh diri relatif jarang terjadi di Baghdad. Adapun milisi Islam, seperti pasukan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), lebih sering menyerang musuh-musuhnya, antara lain pasukan AS, dengan roket dan mortar.
 

3. Bom bunuh diri semakin jarang terjadi sejak ISIS kalah

Bom Bunuh Diri Kembar di Irak, 13 Orang Meninggal dan 19 CederaIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Intensitas serangan dengan berbagai senjata mulai menurun sejak gencatan senjata secara tidak resmi diumumkan oleh milisi Syiah yang didukung oleh Iran. Di sisi lain, ISIS sebagai pihak yang kerap menyulut aksi bom bunuh diri juga sudah dinyatakan kalah pada akhir 2017, setelah tiga tahun pertempuran yang sengit.
 
Kendati begitu, “sel tidur ISIS” masih terus beroperasi di daerah gurun dan pegunungan. Mereka biasanya menargetkan pasukan keamanan atau infrastruktur negara dengan daya rusak yang rendah.
 

Baca Juga: BNPT: 1.200 WNI di Irak-Suriah Korban Propaganda Medsos

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya