China Berjanji Promosikan Perdamaian dan Stabilitas Dunia

Tapi kampanye militer China semakin agresif

Jakarta, IDN Times – Presiden China Xi Jinping berjanji negaranya akan selalu menjunjung perdamaian dunia dan tatanan internasional. Pernyataan itu disampaikan Xi pada Senin (25/10/2021), di tengah kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain atas kampanye militer Beijing yang semakin agresif.

“China akan berkontribusi pada perdamaian dunia dan melindungi stabilitas internasional,” ujar Xi pada perayaan 50 tahun kembalinya China ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dikutip dari Xinhua.

Baca Juga: Biden Ungkap Xi Jinping Setuju Patuhi Perjanjian Taiwan

1. China menentang segala bentuk hegemoni dan unilateralisme

China Berjanji Promosikan Perdamaian dan Stabilitas DuniaXi Jinping melambaikan tangan didampingi Presiden Nepal Bidhya Devi Bhandari untuk berpamitan setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan selama dua hari, di Kathmandu, Nepal, pada 13 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Prakash Mathema/Pool via REUTERS

Sebagai informasi, pada 1971 PBB memilih untuk mengakui Republik Rakyat China, kemudian mengeluarkan Taiwan dari badan dunia.

Selain Taiwan, China juga bergulat dengan banyak negara soal klaim teritori, termasuk perbatasan di Himalaya dengan India, kepemilikan Laut China Selatan dengan beberapa negara Asia Tenggara, dan sengketa dengan Jepang soal klaim Laut China Timur.  

"China dengan tegas menentang semua bentuk hegemoni dan politik kekuasaan, unilateralisme dan proteksionisme," kata Xi, menyerukan kerja sama global yang lebih besar pada isu-isu sensitif seperti konflik regional, terorisme, perubahan iklim, keamanan siber, dan biosekuriti.

2. China minta seluruh negara ikut mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan

China Berjanji Promosikan Perdamaian dan Stabilitas DuniaANTARA FOTO/REUTERS/Juan Medina

Beberapa pekan lalu, provokasi militer China terhadap negara tetangganya mencuri perhatian komunitas internasional. Taiwan menanggapi kampanye militer itu sebagai provokasi terburuk dalam 40 tahun terakhir.

Pada perayaan 100 tahun kekuasaan Partai Komunis China, Xi berharap negara di seluruh dunia ikut mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan, pernyataan yang justru berbanding terbalik dengan provokasi militer China dan kebijakan di dalam negerinya.

3. Hubungan China-AS semakin memanas

China Berjanji Promosikan Perdamaian dan Stabilitas DuniaXi Jinping dan Joe Biden (Instagram.com/chinaxinhuanews/facebook.com/Joe Biden)

Beberapa hari lalu, Gedung Putih menegaskan bahwa Washington tidak akan tinggal diam jika Beijing menginvasi Taipei.

“Presiden tidak menyampaikan perubahan apa pun dalam kebijakan kami, dan tidak ada perubahan,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menjelaskan tentang posisi AS terhadap Taiwan, sebagaimana dilaporkan AFP.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga meyakinkan bahwa kapasitas militernya jauh lebih baik daripada Rusia atau China. Sehingga, Taiwan sebagai salah satu aliansi AS di kawasan Asia Timur tidak perlu takut dengan kekuatan tetangganya.

“Seluruh dunia tahu bahwa kita memiliki militer paling kuat di dunia,” ujar Biden.

Di sisi lain, China meminta Biden untuk berhati-hati dalam menyikapi isu Taiwan. Bagi China, Taiwan merupakan wilayah kesatuan yang sudah sejak lama berupaya untuk memisahkan diri.

“Ketika menyangkut persoalan kedautalan dan integritas teritori, tidak ada ruang bagi China untuk berkompromi atau membuat konsesi. Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari China. Masalah Taiwan murni urusan internal China yang tidak mengizinkan intervensi asing," kata Kementerian Luar Negeri China.  

Baca Juga: Taiwan: Kami Gak Akan Mulai Perang Lawan China, Tapi Kami Siap Perang!

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya