COVID-19, Pesawat Keluar-Masuk Singapura Harus Siapkan Area Isolasi

Pesawat yang beroperasi di Indonesia juga harus seperti ini!

Jakarta, IDN Times - Otoritas penerbangan sipil Singapura (CAAS) mewajibkan seluruh pesawat yang keluar-masuk dari negara tersebut, harus memiliki area isolasi. Kebijakan ini diambil sebagai langkah mencegah penyebaran virus corona di pesawat.
 
Nantinya, penumpang dan awak pesawat yang merasa tidak sehat atau memiliki gejala COVID-19 diharuskan menempati area tersebut. Mereka juga akan diberikan toilet khusus, terpisah dari penumpang lainnya.

Baca Juga: Mulai 8 September Singapura hanya Terima Turis dari 2 Negara Ini  

1. Area isolasi terletak di tiga baris belakang

COVID-19, Pesawat Keluar-Masuk Singapura Harus Siapkan Area IsolasiIlustrasi pesawat (IDN Times/Arief Rahmat)

Singapore Airlines (SIA) dan Jetstar Asia telah menyiapkan area isolasi di tiga baris terakhir di sebelah kiri. Awak pesawat yang melayani penumpang di area isolasi juga harus dibekali dengan alat pelindung diri (APD).

Pejabat CAAS, Alan Foo, mengatakan bahwa kebijakan ini sudah dimandatkan kepada seluruh maskapai di Singapura sejak Mei 2020. Ke depannya, kebijakan ini akan berlaku untuk semua maskapai yang beroperasi di Singapura. Langkah pencegahan ini termasuk kewajiban penggunaan masker dan asesmen kesehatan sebelum memasuki pesawat.

“Untuk meminimalisir terpapar COVID-19 sepanjang perjalanan. Langkah-langkah perjalanan aman harus disiapkan untuk seluruh penerbangan yang beroperasi di Singapura. Langkah-langkah itu tentunya telah dikonsultasikan dengan Menteri Kesehatan Singapura,” kata Alan sebagaimana dilansir dari The Straits Times.

2. Area isolasi juga mencegah penyebaran penyakit menular lain

COVID-19, Pesawat Keluar-Masuk Singapura Harus Siapkan Area IsolasiIDN Times/Candra Irawan

CAAS belum bisa memastikan apakah kebijakan ini berlaku secara permanen atau tidak.  
Epidemiologis Leong Hoe Naim mendukung penuh area isolasi ini. Sebab, pemisahan area ini juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit menular lainnya.
 
“Filter udara partikulat efisiensi tinggi di pesawat bekerja dalam menyegarkan udara di dalam kabin, masih ada risiko penularan ke penumpang yang duduk dalam tiga baris di depan atau di belakang penumpang yang terinfeksi," kata Leong.
 
Dia menambahkan, "jika Anda tetap berada di luar zona, Anda menghilangkan risikonya.”

3. Negara-negara didorong harus membuat protokol penerbangan yang seragam

COVID-19, Pesawat Keluar-Masuk Singapura Harus Siapkan Area IsolasiEconomy Class Pesawat Garuda Airbus A330-900neo (IDN Times/Kevin Handoko)

Analis penerbangan independen, Brendan Sobie, menyayangkan hingga hari ini belum ada kesepakatan yang seragam mengenai protokol kesehatan di pesawat. Padahal, kesepakatan ini mempermudah negara-negara untuk meningkatkan kembali gairah penerbangan.
 
“Masalahnya adalah setiap negara memiliki protokol yang berbeda. Sangat mengecewakan bahwa setelah berbulan-bulan, kami masih belum memiliki konvergensi untuk persyaratan ini dan banyak lainnya. Ini penting karena industri mencoba memulai kembali perjalanan internasional, tetapi ketika Anda memiliki peraturan yang berbeda di setiap negara,” paparnya.

4. Ini syarat minimum protokol kesehatan internasional

COVID-19, Pesawat Keluar-Masuk Singapura Harus Siapkan Area IsolasiEconomy Class Pesawat Garuda Airbus A330-900neo (IDN Times/Kevin Handoko)

Sebagai informasi, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mensyaratkan maskapai penerbangan harus mengatur jarak antara penumpang sekurangnya dua meter, antara orang yang sehat dan tidak.  
 
Jika tidak ada kursi khusus, IATA meminta maskapai penerbangan untuk menyiapkan APD bagi penumpang yang berdekatan dengan penumpang yang kurang sehat. Protokol kesehatan lainnya adalah menyimpan barang-barang milik orang sakit secara terpisah.

Baca Juga: Positif COVID-19, Wakil Bupati Agam: Mungkin Tertular di Pesawat

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya