Dalang Pembunuh Presiden Haiti Moïse Tertangkap! Ternyata Ini Motifnya

Tujuan awal menangkap Moïse, tapi malah jadi membunuh

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Haiti melaporkan mereka telah menangkap salah satu dalang pembunuhan Presiden Jovenel Moïse. Aparat menuduh lelaki tersebut menyewa tentara bayaran untuk melengserkan dan mengganti Moïse.

Berdasarkan penuturan Kepala Polisi Nasional Leon Charles, identitas dalang kejahatan yang juga melukai istri Moïse, Christian Emmanuel Sanon, lelaki 63 tahun yang terbang ke Haiti dengan jet pribadi pada awal Juni. Sanon tiba di Haiti dengan tentara bayaran yang disewa sebagai penjaga keamanan.

Charles melanjutkan, Sanon telah menghubungi dua dalang intelektual lainnya, mereka adalah pihak yang berkomplot untuk menggulingkan Moïse.

"Misi para penyerang ini awalnya untuk memastikan keselamatan Emmanuel Sanon, tetapi kemudian misi itu diubah, dan mereka (dalang kejahatan) memberi salah satu penyerang surat perintah penangkapan untuk presiden republik," kata Charles pada Minggu (11/7/2021), sebagaimana diberitakan Reuters.

Baca Juga: Haiti: 2 Tersangka Pembunuhan Presiden Moise Adalah Warga Amerika

1. Tujuan awal mereka adalah menangkap Moïse

Dalang Pembunuh Presiden Haiti Moïse Tertangkap! Ternyata Ini MotifnyaPresiden Haiti Jovenel Moïse (un.org)

Charles tidak membeberkan secara detail kenapa Sanon ingin menggulingkan Moïse.

Penelusuran publik menunjukkan Sanon merupakan seorang dokter yang bekerja di Flordia, Amerika Serikat (AS), tetapi belum bisa dipastikan apakah itu merupakan lelaki yang sama.  

Sejauh ini polisi sudah mengamankan sekelompok orang yang terlibat dalam pembunuhan, termasuk 18 warga Kolombia dan tiga warga AS keturunan Haiti, salah satunya adalah Sanon. Polisi masih mencari lima warga Kolombia yang masih buron dan tiga lainnya tewas akibat baku tembak dengan aparat.

2. Pelaku sempat dipekerjakan untuk pasukan keamanan Haiti

Dalang Pembunuh Presiden Haiti Moïse Tertangkap! Ternyata Ini MotifnyaPresiden Haiti Jovenel Moïse (Instagram/jovenelmoise)

Dikutip dari Miami Herald, para pelaku pembunuhan mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka di sana untuk menangkap Moïse, bukan membunuhnya.

Dua warga AS yang tergabung dalam operasi tersebut adalah James Solages dan Joseph Vincent, keduanya mengaku bekerja sebagai penerjemah untuk pasukan yang memiliki surat tugas menangkap presiden. Tetapi, setibanya di Haiti, mereka mendapati Moïse dengan kondisi tak lagi bernyawa.

Laporan lain terkait pembunuhan menyatakan, beberapa orang Kolombia terbang ke Haiti untuk bekerja sebagai personel keamanan di negara tersebut. Mereka dipekerjakan perusahaan CTU Security yang berbasis di Miami, yaitu perusahaan yang dijalankan emigran Venezuela, Antonio Enmanuel Intriago Valera.

Charles turut membenarkan laporan tersebut, bahwa beberapa tersangka Kolombia sempat bekerja di CTU, namun dia tidak memberikan rincian. Reuters telah berupaya memperoleh tanggapan dari CTU ataupun Intriago Valerak, namun mereka tidak merespons.

3. Situasi di Haiti bisa semakin mengkhawatirkan

Dalang Pembunuh Presiden Haiti Moïse Tertangkap! Ternyata Ini MotifnyaPresiden Haiti, Jovenel Moise. (Instagram.com/jovenelmoise)

Sebagai informasi, Moïse diserang sekelompok pasukan bersenjata pada Rabu (7/7/2021) malam. Berdasarkan penuturan pejabat setempat, pelaku penyerangan merupakan tentara bayaran yang sudah terlatih untuk membunuh.

Kementerian Pertahanan Kolombia membenarkan pelaku merupakan mantan personel militer. Mereka berjanji membantu otoritas keamanan Haiti dalam proses investigasi.

Sebelum pembunuhan, Haiti yang merupakan negara termiskin di Karibia sedang berkutat dengan pandemik COVID-19, inflasi, hingga kekerasan geng yang merajalela. Kini, situasi itu semakin mengkhawatirkan karena kekosongan kekuasaan, sebab banyak politisi yang tidak menerima Perdana Menteri Interim Claude Joseph mengambil alih tugas presiden.

Pada Sabtu, 10 Juli 2021, Jimmy Cherizier, mantan perwira yang sekarang memimpin geng di Haiti, berjanji akan mengerahkan anak buahnya untuk memprotes pembunuhan. Cherizier menyebut polisi dan politisi oposisi bersekongkol untuk mengorbankan Moise.

Pejabat setempat telah meminta AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu pengamanan Haiti. AS telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengirim tim taktis untuk melihat situasi di lapangan, tapi tidak akan mengirimkan militer.

Baca Juga: Istri Presiden Haiti Angkat Bicara Usai Suaminya Tewas

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya