Demonstran Myanmar Hancurkan Menara Komunikasi Milik Junta Militer

Kerusuhan terjadi sehari setelah NUG mendeklarasikan perang

Jakarta, IDN Times - Para demonstran anti-junta menyerang belasan menara komunikasi milik militer Myanmar pada unjuk rasa yang digelar Rabu (8/9/2021). Kekerasan itu terjadi sehari setelah pemerintahan bayangan atau National Unity Government (NUG) menyerukan perang defensif melawan penguasa junta.

Para pengunjuk rasa berencana untuk menghancurkan 11 menara komunikasi milik Mytel, salah satu dari empat jaringan seluler utama di Myanmar yang terletak di kota Budalin di wilayah Sagaing tengah.  

"Tujuan kami adalah menghancurkan bisnis militer. Bisnis mereka mendukung (mereka) untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Oleh karena itu, kami harus menghancurkannya," kata seorang warga yang terlibat dalam demonstrasi kepada AFP.

1. Sejumlah tower sudah hancur

Demonstran Myanmar Hancurkan Menara Komunikasi Milik Junta MiliterRibuan warga Myanmar menuntut militer Myanmar untuk segera menghentikan tindakan kekerasan setelah kudeta. (Twitter.com/PamelaFalk)

Rekaman video dari media lokal memperlihatkan ledakan di dasar menara, diikuti dengan runtuhnya infrastruktur hingga tepuk tangan dan sorak sorai pada demonstran. Adapun dua tiang lainnya dihancurkan di tempat lain di wilayah Sagaing, kata sumber lokal kepada AFP.

Pada Selasa (7/9/2021), Presiden NUG Duwa Lashi La menyerukan perang defensif melawan junta yang dipimpin oleh Perdana Menteri Min Aung Hlaing. Dia mendesak warga untuk menargetkan aset militer di masing-masing wilayah.

"Kami meluncurkan perang defensif rakyat melawan junta. Semua warga Myanmar (harus) memberontak melawan teroris militer yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing,” kata Duwa dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: Junta Myanmar Bebaskan Biksu Pembenci Islam Berjuluk Buddhis Bin Laden

2. Junta sebut NUG sedang caper jelang sidang PBB

Demonstran Myanmar Hancurkan Menara Komunikasi Milik Junta MiliterKepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Seruan perang defensif NUG tujukan kepada pasukan Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) yang dibentuk pada Mei lalu. PDF diisi oleh sisa-sisa tentara, masyarakat sipil dan intelektual yang menentang junta, serta etnis minoritas bersenjata.

Meski mereka telah melakukan serangan di sejumlah lokasi, aksi mereka masih sporadis dan belum terkoordinasi. Belum diketahui dengan pasti apakah seruan NUG menandakan serangan PDF akan lebih terkoordinasi.  

Juru bicara Junta, Zaw Min Tun, menuduh NUG sedang mencari perhatian internasional jelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pekan depan. Pertemuan itu akan memutuskan pihak mana yang akan menjadi representasi sah Myanmar di PBB.

"Kelompok teroris (sebutan junta kepada NUG) menyadari bahwa mereka hampir gagal. Untuk mempertahankan, mereka berupaya menarik perhatian internasional," kata kata Min Tun dalam sebuah pernyataan.

3. Lebih dari 1.000 orang meninggal akibat bentrokan aparat dengan demonstran

Demonstran Myanmar Hancurkan Menara Komunikasi Milik Junta MiliterDemonstran memprotes kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Bentrokan antara aparat dengan gerakan pembangkan sipil telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, dengan hampir 8.000 ditangkap, berdasarkan data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Sejauh ini ASEAN belum menunjukkan sikapnya terkait seruan perang NUG.

Dewan Administrasi Negara, sebutan untuk rezim junta, menentang NUG dan afiliasinya. Junta juga menyebut mereka sebagai teroris karena mendalangi sejumlah teror di berbagai daerah. Di sisi lain, NUG juga menyebut junta sebagai teroris negara.

Beberapa bulan lalu, junta telah menegaskan bahwa masa darurat akan berlaku hingga Agustus 2023, diakhiri dengan pemilihan umum yang adil dan demokratis. Namun, sejumlah analis meragukan keterlibatan Liga Nasional Demokrasi (NLD), partai politik yang dipimpin Aung San Suu Kyi, dalam kontestasi politik mendatang.

Baca Juga: Pemerintah Bayangan Myanmar Serukan 'Perang Defensif' Lawan Junta

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya