Disebut Otak Bom Afghanistan, Taliban: Idul Fitri Gencatan Senjata

Taliban siap berperang jika diusik duluan saat Idul Fitri

Jakarta, IDN Times - Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari di Afghanistan menyambut Idul Fitri pekan ini. Pernyataan itu diumumkan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menuding Taliban sebagai dalang atas sejumlah teror yang terjadi beberapa hari terakhir.

“Mujahid (sebutan untuk para pejuang) negara Islam diinstruksikan untuk menghentikan segala operasi serangan kepada musuh di seluruh negara pada hari pertama hingga ketiga Idul Fitri,” demikian tertulis dalam pernyataan yang dirilis oleh Taliban pada Minggu (9/5/2021), dilansir dari The Guardian.

“Tetapi, kalau musuh melakukan serangan atau menyakiti Anda pada hari gencatan senjata, bersiaplah dengan kuat melindungi diri, mempertahankan diri dan wilayah Anda,” tambah keterangan tersebut.  

Baca Juga: Ledakan Bom di Sekolah Afganistan Tewaskan 85 Siswa, Siapa Dalangnya?

1. Serangan mematikan terjadi beberapa hari terakhir

Disebut Otak Bom Afghanistan, Taliban: Idul Fitri Gencatan SenjataIlustrasi Detonator Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Serangkaian ledakan terjadi di Afghanistan beberapa hari terakhir. Serangan terbaru terjadi pada Senin (10/5/2021) pagi, akibat ledakan menghantam minibus di Provinsi Parwan, menewaskan dua orang dan sembilan lainnya luka-luka.

Sebelumnya, pada Minggu (9/5/2021), ledakan juga terjadi di Provinsi Zabul, sebuah bom yang meledak di bus menewaskan 11 orang. Pada Sabtu (8/5/2021), tiga bom mobil juga terjadi di sekolah Sayed Al-Shuhada, daerah Dasht-e-Barchi. Akibat serangan itu, sedikitnya 85 orang siswa-siswi meninggal dan 147 lainnya luka-luka.

Aksi itu mendapat kecaman dari komunitas internasional, termasuk Paus Fransiskus dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, yang menyebutnya sebagai aksi tidak berperikemanusiaan.

2. Taliban membantah melakukan serangan terhadap warga sipil

Disebut Otak Bom Afghanistan, Taliban: Idul Fitri Gencatan SenjataPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani. twitter.com/FederationAC

Kendati belum ada kelompok ekstremis satupun yang mengklaim bertanggung jawab atas serentetan serangan, termasuk ISIS, Presiden Ghani menuding Taliban sebagai dalangnya.

Taliban membantah terlibat dalam serangan yang menyasar warga sipil. Mereka hanya mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Kabul pada Februari tahun lalu. Namun, bentrokan antara Taliban dengan pasukan keamanan masih berlangsung di pedesaan.

Intensitas ledakan dan serangan mulai meningkat sejak Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menarik pasukan yang tersisa di Afghanistan.

Baca Juga: AS Angkat Kaki dari Afganistan, Akankah Al-Qaeda Bangkit?

3. AS menarik pasukan dari Afghanistan

Disebut Otak Bom Afghanistan, Taliban: Idul Fitri Gencatan SenjataPresiden Amerika Serikat Joe Biden di East Las Vegas Community Center di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Pasca serangan di sekolah pada Sabtu, pihak berwenang berjanji untuk mengintensifkan keamanan daerah Kabul. Namun, mereka mewanti-wanti jika perlindungan tidak bisa diberikan di semua tempat umum, termasuk masjid dan sekolah.

Konflik di Afghanistan antara pasukan keamanan dengan kelompok Taliban berkecamuk sejak 2001. Taliban berupaya untuk menggulingkan pemerintahan yang disebut sebagai antek asing. Suasana diperburuk dengan intervensi militer Washington atas kebijakan war on terrorism, yang hendak memburu Osama bin Laden sebagai dalang serangan 11 September 2001.

Presiden AS Joe Biden berjanji akan menarik habis seluruh militernya pada 11 September 2021. Keputusan itu mundur dari kesepakatan awal antara mantan Presiden Donald Trump dengan pemerintah Afghanistan, yang seharusnya AS menarik seluruh pasukannya pada 1 Mei 2021.

Sayangnya, penarikan pasukan asing menjadi momentum bagi kebangkitan sejumlah kelompok pemberontak, menyebabkan intensitas bentrokan kembali meningkat. Di Twitter, Duta Besar Tiongkok untuk Afghanistan Wang Yu mengatakan, pengumuman penarikan pasukan AS secara tiba-tiba telah menyebabkan serangkaian serangan di seluruh negeri.
 
"China menyerukan pasukan asing di Afghanistan untuk mempertimbangkan sepenuhnya keamanan orang-orang di negara dan kawasan itu, menarik diri secara bertanggung jawab dan menghindari menimbulkan lebih banyak kekacauan dan penderitaan pada rakyat Afghanistan," katanya.

Baca Juga: Afghanistan dan Taliban Sepakat Percepat Pembicaraan di Moskow

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya