Donald Trump: Makin Banyak Pasien COVID-19 Meninggal, Dokter Kian Kaya

Akhir kampanye Trump digunakan untuk mengkritik ahli medis

Jakarta, IDN Times - Menjelang Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020, petahana Presiden Donald Trump memperingatkan pihak-pihak yang mengkritiknya karena gagal menangani pandemik COVID-19. Peringatan itu secara spesifik ditunjukkan kepada ahli medis dan media yang keras mengkritiknya.
 
Saat menggelar kampanye di Waterford Township, Michigan, Trump menunjukkan kegeramannya dengan sistem medis AS. Kandidat dari Partai Republik itu menyebut dokter memperoleh insentif besar untuk menaikkan jumlah kematian.
 
“Dokter kami mendapat lebih banyak uang jika seseorang jika seseorang meninggal karena COVID,” kata dia, dilansir Reuters, Sabtu (31/10/2020).

1. Trump mengkritik pejabat dari Partai Demokrat yang menerapkan lockdown

Donald Trump: Makin Banyak Pasien COVID-19 Meninggal, Dokter Kian KayaIlustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada acara lainnya, Trump juga mengkritik gubernur yang berasal dari Partai Demokrat karena menerapkan karantina wilayah (lockdown) dan melarang warga berkerumun. Hal itu dinilai merugikannya karena kampanye tidak bisa diramaikan oleh para partisan.
 
“Anda harus membuka negaramu (negara bagian) dan Anda harus melakukannya dengan cepat,” kata Trump di Green Bay, Wisconsen, empat hari jelang Pemilu.
 
Dengan percaya diri, Trump tidak khawatir apabila ada pendukungnya terpapar SARS-CoV-2. Sebab, dia mengklaim Gedung Putih telah menanagani pandemik dengan sangat baik.
 
Bila kembali terpilih untuk periode kedua, Trump berjanji akan mengizinkan warga Amerika untuk merayakan Natal dan Thanksgiving. Sebaliknya, jika dia kalah, maka kompetitornya pasti akan melarang dua perayaan tersebut.

Baca Juga: Adik Donald Trump, Robert Trump Meninggal Dunia

2. Joe Biden sebut Trump sudah menyerah dengan COVID-19

Donald Trump: Makin Banyak Pasien COVID-19 Meninggal, Dokter Kian KayaJoe Biden saat menyampaikan jawaban dalam Debat Calon Presiden Amerika Serikat pada Kamis, 22 Oktober 2020 (Twitter.com/JoeBiden)

Pernyataan sebaliknya dilontarkan oleh mantan wakil presiden sekaligus penantang Trump dari Partai Demokrat Joe Biden. Dia mengatakan Trump sudah menyerah dengan COVID-19. Namun, dia menyayangkan pesaingnya yang justru menyalahkan petugas medis.
 
“Tidak seperti Donald Trump, kami tidak akan menyerah dengan virus ini,” kata Biden di St. Paul, Minnesota.
 
Dia menambahkan, “satu-satunya yang dapat menghancurkan Amerika adalah Amerika itu sendiri, dan itulah yang dilakukan Donald Trump.”

3. Trump menuding kecurangan pada surat suara melalui pos

Donald Trump: Makin Banyak Pasien COVID-19 Meninggal, Dokter Kian KayaPresiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Dalam berbagai jajak pendapat, Biden lebih diuntungkan dibanding Trump karena kampanye soal corona. Polarisasi antara dua capres diprediksi akan menjadi rekor untuk partisipasi politik tertinggi.
 
Data dari Universitas Florida mencatat, setidaknya 63 persen dari total pemilih 2016 atau sekitar 86 juta warga sudah menggunakan hak suaranya melalui pos. Trump menuding hasil pemungutan suara melalui pos rentan dimanipulasi. Oleh karena itu, dia mendesak supaya hak suara yang digunakan pada hari pemilihan saja yang dihitung.
 
Data dari sumber yang sama menunjukkan bahwa lebih banyak partisan Partai Demokrat yang menggunakan hak pilih melalui surat. Sementara, pada hari pemilihan, diprediksi partisan Partai Republik akan hadir dalam jumlah besar. 

Baca Juga: [Cek Fakta] Debat Capres AS Donald Trump Vs Joe Biden Edisi Kedua

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya