Gagal Tangani COVID-19 Malaysia, PM Muhyiddin Yassin Diminta Mundur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - The United Malays National Organisation (UMNO) menarik dukungannya terhadap pemerintah nasional yang dipimpin oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada Rabu (7/7/2021). Pada saat yang sama, UMNO juga menyerukan supaya Yassin mengundurkan diri dari jabatannya.
Presiden UNMO Ahmad Zahid Hamidi mengatakan bahwa Yassin sepatutnya mengundurkan diri karena dianggap gagal menangani pandemik COVID-19. Hamidi turut mengatakan, UNMO mendukung Yassin sebagai perdana menteri jika dia bisa memenuhi dua pedoman utama berdasarkan keputusan dewan tertinggi pada yang dibuat pada 11 Maret 2020.
Dilansir dari Channel News Asia, Hamidi menyoroti tujuh aspek dalam pemerintahan Yassin yang dinilai gagal, termasuk manajemen pandemik, penyalahgunaan keadaan darurat untuk kepentingan politik, dan gagal mempertahankan demokrasi parlementer.
“Ini untuk memastikan aspirasi masyarakat benar-benar terwujud, dan pemerintah harus segera mengendalikan kelesuan ekonomi dan menyusun rencana yang efektif untuk menangani pandemik COVID-19,” kata Hamidi.
1. UMNO usulkan tugas perdana menteri interim fokus pada penanganan pandemik COVID-19
Berdasarkan keputusan bulat para delegasi pada Rapat Umum Tahunan UMNO 2020 dan kegagalan pemerintah, Hamidi mengatakan bahwa dukungan untuk perdana menteri Muhyiddin telah ditarik dengan segera.
"UMNO mendesak Muhyiddin Yasin untuk mundur dengan hormat agar perdana menteri baru dapat diangkat untuk waktu yang terbatas," katanya.
Perdana menteri baru hanya akan memfokuskan upaya pada kesejahteraan rakyat selama pandemik, menangani COVID-19 dengan pendekatan inklusif dan memastikan proses vaksinasi serta imunisasi dapat dipercepat.
Setelah kekebalan kawanan tercapai, katanya, perdana menteri ini diminta untuk menyarankan kepada Raja agar mengembalikan mandat rakyat sehingga pemilihan umum ke-15 segera digelar.
Baca Juga: Perpanjang Lockdown, Malaysia Tambah Stimulus Rp500 Triliun Lebih
2. UMNO sudah lama mengindikasikan ingin hengkang dari koalisi pemerintah
Hamidi juga menyatakan UMNO tidak akan mendukung pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri. Partainya juga tidak akan mendukung koalisi apapun dengan Pakatan Harapan atau Partai Aksi Demokratik.
Pengumuman itu muncul setelah Yassin melakukan perombakan kabinet dan mengangkat Menteri Senior Pertahanan, Ismail Sabri Yaakob, sebagai wakil perdana menteri. Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein juga dipromosikan menjadi menteri senior.
Status UMNO sebagai mitra pemerintahan dalam Perikatan Nasional (PN) yang berkuasa, yang dipimpin oleh Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) di bawah Yassin, semakin dipertanyakan.
Malelaui rapat umum UMNO pada Maret tahun ini, partai telah menyimpulkan akan menarik dukungan kepada pemerintah PN jika tidak ada indikasi pemilihan umum dalam waktu dekat. Sebelumnya, UNMO juga telah mengindikasikan tidak akan bekerja sama dengan Partai Bersatu setelah parlemen saat ini dibubarkan.
3. Dukungan terhadap Hamidi semakin mengikis
Muncul spekulasi bahwa beberapa pemimpin UMNO, termasuk Ismail Sabri dan Hishammuddin, menentang gagasan pemisahan diri dengan PN saat ini.
Menjelang pertemuan dewan tertinggi hari Rabu, media Malaysia mengabarkan bahwa Hamidi telah kehilangan dukungan 25 dari 38 anggota parlemen UNMO di parlemen. Hamidi diduga melakukan negosiasi politik dengan.
Media Malaysia juga melaporkan bahwa rekaman audio antara Hamidi dan Anwar Ibrahim yang membahas proses sidang umum UMNO ternyata asli. Pemimpin UMNO itu awalnya membantah melakukan pembicaraan
Baca Juga: Bekal Indonesia Genjot Ekonomi Digital Kalah Jauh dari Malaysia