Gagal Tangani Pandemik, 12 Menteri India Mundur Termasuk Menkes

Anggota kabinet lebih gemuk, dari 52 menjadi 77 orang

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 12 menteri India mengajukan pengunduran diri, termasuk menteri kesehatan, ketika pemerintah menghadapi kritik imbas penanganan pandemik COVID-19 yang sangat buruk.

Dikutip dari DW, Kantor Presiden Ram Nath Kovind mengatakan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi telah menerima pengunduran diri selusin anggota kabinetnya. Di antara mereka yang mundur adalah:

  • Menteri Kesehatan Harsh Vardhan.
  • Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank.
  • Menteri Informasi dan Penyiaran, yang juga merangkap Menteri Lingkungan Hidup, Prakash Javadekar.
  • Menteri Teknologi Informasi, yang juga merangkap Menteri Hukum dan Elektronika, Ravi Shankar Prasad.

1. Kabinet baru India mengakomodir lebih banyak orang

Gagal Tangani Pandemik, 12 Menteri India Mundur Termasuk MenkesANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Sebagai ganti para menteri yang menanggalkan jabatannya, Presiden Kovind melantik 15 menteri kabinet dan 28 menteri muda pada Rabu (7/7/2021). Portofolio menteri baru akan diumumkan pada Rabu atau Kamis malam.

Kapasitas kabinet juga diperbesar, dari yang sebelumnya 52 orang menjadi 77 orang. Reshuffle ini tercatat sebagai perombakan kabinet pertama modi sejak kembali berkuasa untuk periode keduanya pada 2019.

Di antara menteri yang tetap mendampingi Modi adalah Menteri Dalam Negeri Amit Shah, Menteri Pertahanan Rajnath Singh, Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman, dan Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar.

Baca Juga: India Catat Rekor Baru! 400 Ribu Orang Meninggal akibat COVID-19

2. Pengunduran diri karena pemerintah gagal tangani pandemik COVID-19

Gagal Tangani Pandemik, 12 Menteri India Mundur Termasuk MenkesOrang-orang menguburkan jenazah korban yang meninggal karena penyakit virus corona (COVID-19), di sebuah kuburan di New Delhi, India, Jumat (16/4/2021). Gambar diambil dengan drone. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqu)

Analis politik Nilanjan Mukhopadhyay mengatakan, pencopotan menteri kesehatan serta menteri sains dan teknologi merupakan bentuk pernyataan tidak langsung, bahwa pemerintah mengakui ketidakmampuannya mengelola pandemik dengan baik.

"Dalam reshuffle, Anda memiliki menteri senior yang dicopot. Pemerintah telah mengakui dengan perubahan ini bahwa mereka telah gagal total dalam menangani pandemik sebagaimana mestinya,” ujar Nilanjan Mukhopadhyay, dikutip dari ABC.

Sejauh ini, virus corona telah membunuh lebih dari 400 ribu warga India. Total warga India yang terinfeksi COVID-19 mencapai 30 juta orang. India menjadi salah satu episentrum virus yang menyebabkan lahirnya varian delta, salah satu mutasi COVID-19 yang memiliki daya transmisi tinggi.

3. Reshuffle merupakan cara Modi untuk memperbaiki elektabilitas

Gagal Tangani Pandemik, 12 Menteri India Mundur Termasuk MenkesPerdana Menteri India Narendra Modi saat mengunjungi mausoleum Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama Bangladesh, pada 27 Maret 2021. (Facebook.com/Narendra Modi)

Sementara itu, analis politik independent Satish Misra melihat perombakan kabinet sebagai strategi Modi untuk meningkatkan elektabilitasnya. Pasalnya, kepercayaan dan kredibiltas Modi turun drastis akibat penanganan pandemik COVID-19 yang buruk.

“(Reshuffle adalah) upaya untuk meningkatkan citra Modi yang terkikis dan memperbaiki kredibilitas pemerintahannya yang jatuh. Ini juga untuk mengakomodasi beberapa pemimpin dari partainya dan sekutunya menjelang pemilihan majelis negara bagian tahun depan,” kata Misra dikutip dari The Straits Times.

Pemilihan untuk lima majelis negara bagian adalah, Uttar Pradesh, Punjab, Uttarakhand, Goa, dan Manipur.
 

Baca Juga: PKS Sindir Pemerintah yang Sempat Kirim Tabung Oksigen ke India

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya